Krisis Minyak, 120.000 Pekerja Migas di Inggris Terancam PHK

Sabtu, 11 Juni 2016 - 09:09 WIB
Krisis Minyak, 120.000 Pekerja Migas di Inggris Terancam PHK
Krisis Minyak, 120.000 Pekerja Migas di Inggris Terancam PHK
A A A
LONDON - Krisis minyak dan gas (migas) yang terjadi belakangan di Inggris Raya membuat sekitar 120.000 pekerja di sektor ini terancam Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada akhir tahun ini. Sektor migas di Inggris sendiri menurut perkiraan mampu menyedot 84.000 pekerja pada tahun 2015 lalu, dan 40.000 di antaranya bakal kehilangan pekerjaan tahun ini.

Dilansir BBCnews, Jumat (10/6/2016) industri pengeboran lepas pantai pernah mencapai puncaknya dengan menciptakan lapangan kerja untuk 453.000 orang pada 2014, mulai dari rantai pasokan atau perdagangan hingga hotel dan taksi. Namun ketika harga minyak masih dalam tren penurunan, berdasarkan analisis yang dilakukan oleh perusahaan jasa pemasaran Experian telah terjadi penguarangan mencapai 330.000 pekerjaan hingga akhir 2016 nanti.

Sementara pekan lalu sebuah survei yang dilakukan oleh Bank of Scotland yang merupakan bagian dari Lloyds Banking Group menyampaikan bahwa sepertiga dari total perusahaan migas di Inggris berencana untuk memangkas jumlah pekerja mereka sepanjang tahun ini. Banyak perusahaan telah berjuang di tengah kelanjutan penurunan harga minyak dunia.

Tercatat harga minyak Brent pada perdagangan hari ini berada di kisaran USD50 per barel, kurang dari setengah harga pada 2014. "Industri telah menghabiskan banyak pengeluaran sejak penurunan harga minyak menjelang akhir tahun 2014. Hal ini tidak juga berhenti dan perusahaan telah dihadapkan dengan beberapa keputusan yang sangat sulit," jelas Kepala Eksekutif Migas Inggris Deirdre Michie.

"Untuk bertahan hidup, industri tidak punya pilihan selain meningkatkan kinerja. Mereka juga mencari untuk menemukan efisiensi guna memulihkan daya saing dan menarik investasi. Dengan potensi 20 miliar barel minyak dan gas, wilayah ini masih sangat terbuka untuk bisnis," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9894 seconds (0.1#10.140)