Reliance Securities Perkirakan IHSG Masih Akan Tertekan
A
A
A
JAKARTA - Analis Reliance Securities Lanjar Nafi memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini masih akan bergerak tertekan dengan range pergerakan di level 4.770-4.825.
Menurutnya, secara teknikal IHSG kembali break out MA50 support levelnya dan menguji bullish trend line jangka panjang di kisaran level 4770. "Indikator stochastic masih bergerak bearish dari area overbought dengan momentum RSI yang tertekan cukup kuat dari osilator jenuh beli," kata dia di Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Dia menuturkan, tumbuhnya kecemasan atas prospek Inggris akan keluar dari Uni Eropa membuat bursa Asia ikut terperosok kemarin dengan pelemahan cukup dalam rata-rata 3%. Tingkat investasi asing melemah di China dengan Penjualan ritel yang melambat.
Nilai tukar yen menguat menjadi yang terkuat sejak 2014 berhasil mengirim bursa saham di Jepang turun lebih dalam. Harga minyak yang terkoreksi pasca peningkatan stok minyak di AS juga menjadi salah satu faktor pelemahan bursa Asia.
IHSG pun kemarin ikut tertekan sejak awal sesi dengan ditutup minus 40,83 poin atau 0,84% di level 4807.23 dengan volume yang cukup besar. Aksi jual investor sangat terasa di mana hampir semua sektor mengalami pelemahan. Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp409,81 miliar.
Bursa Eropa juga tereset kekhawatiran atas prospek keluarnya inggris dari uni Eropa, sehingga investor lebih cenderung switch pada investrument safe haven. Poundsterling merosot terendah dalam delapan pekan terakhir menandakan kekhawatiran investor yang cukup besar.
Sentimen selanjutnya, investor akan berfokus pada data ekonomi China seperti tingkat pinjaman dan indeks produksi industri di Jepang, tingkat inflasi di Inggris dan penjualan ritel di AS.
Menurutnya, secara teknikal IHSG kembali break out MA50 support levelnya dan menguji bullish trend line jangka panjang di kisaran level 4770. "Indikator stochastic masih bergerak bearish dari area overbought dengan momentum RSI yang tertekan cukup kuat dari osilator jenuh beli," kata dia di Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Dia menuturkan, tumbuhnya kecemasan atas prospek Inggris akan keluar dari Uni Eropa membuat bursa Asia ikut terperosok kemarin dengan pelemahan cukup dalam rata-rata 3%. Tingkat investasi asing melemah di China dengan Penjualan ritel yang melambat.
Nilai tukar yen menguat menjadi yang terkuat sejak 2014 berhasil mengirim bursa saham di Jepang turun lebih dalam. Harga minyak yang terkoreksi pasca peningkatan stok minyak di AS juga menjadi salah satu faktor pelemahan bursa Asia.
IHSG pun kemarin ikut tertekan sejak awal sesi dengan ditutup minus 40,83 poin atau 0,84% di level 4807.23 dengan volume yang cukup besar. Aksi jual investor sangat terasa di mana hampir semua sektor mengalami pelemahan. Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp409,81 miliar.
Bursa Eropa juga tereset kekhawatiran atas prospek keluarnya inggris dari uni Eropa, sehingga investor lebih cenderung switch pada investrument safe haven. Poundsterling merosot terendah dalam delapan pekan terakhir menandakan kekhawatiran investor yang cukup besar.
Sentimen selanjutnya, investor akan berfokus pada data ekonomi China seperti tingkat pinjaman dan indeks produksi industri di Jepang, tingkat inflasi di Inggris dan penjualan ritel di AS.
(izz)