Dipicu Lonjakan Kasus Covid-19, IHSG Berpeluang Terkonsolidasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi II perdagangan hari ini melemah 1,01% ke level 6.007. Analis mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 membuat indeks cenderung terkonsilidasi pada beberapa pekan terakhir.
“Turunnya IHSG hari ini disebabkan lonjakan Covid-19 yang mencapai 12.600 kasus. Sehingga memberikan kekhawatiran para pelaku pasar untuk melakukan aksi jual di pasar saham,” ujar Research Analyst Pacific Capital Investment, Nengsih Limbong, pada Market Review di IDX Channel, Jumat (18/6/2021).
Secara statistik, kenaikan kasus Covid-19 sudah berlangsung selama lima pekan terakhir. Sehingga, dampak secara signifikan IHSG terjadi pada hari ini. Dia menjelaskan, pada awal Juni IHSG cenderung bullish. Data ekonomi yang keluar di awal hingga pertengahan Juni memberikan optimisme kepada para pelaku pasar untuk investasi di aset berisiko seperti saham.
Sementara itu, terkait kabar dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang diprediksi akan menaikkan suku bunga pada 2023, Nengsih menilai tidak akan berdampak signifikan terhadap IHSG mengingat realisasi kenaikan suku bunga The Fed masih cukup jauh.
Nengsih menambahkan, akibat lonjakan Covid-19, support IHSG terdekat berada di level 5.972, sementara resistance terdekat di level 6.075. Oleh sebab itu, dia menyarankan untuk melakukan scalping trading di tengah minimnya sentimen positif.
“Meskipun sebenarnya data ekonomi menunjukkan pemulihan, namun di tengah kenaikan kasus Covid-19, tampaknya kenaikan IHSG masih belum terbatas,” tutupnya.
“Turunnya IHSG hari ini disebabkan lonjakan Covid-19 yang mencapai 12.600 kasus. Sehingga memberikan kekhawatiran para pelaku pasar untuk melakukan aksi jual di pasar saham,” ujar Research Analyst Pacific Capital Investment, Nengsih Limbong, pada Market Review di IDX Channel, Jumat (18/6/2021).
Secara statistik, kenaikan kasus Covid-19 sudah berlangsung selama lima pekan terakhir. Sehingga, dampak secara signifikan IHSG terjadi pada hari ini. Dia menjelaskan, pada awal Juni IHSG cenderung bullish. Data ekonomi yang keluar di awal hingga pertengahan Juni memberikan optimisme kepada para pelaku pasar untuk investasi di aset berisiko seperti saham.
Sementara itu, terkait kabar dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang diprediksi akan menaikkan suku bunga pada 2023, Nengsih menilai tidak akan berdampak signifikan terhadap IHSG mengingat realisasi kenaikan suku bunga The Fed masih cukup jauh.
Nengsih menambahkan, akibat lonjakan Covid-19, support IHSG terdekat berada di level 5.972, sementara resistance terdekat di level 6.075. Oleh sebab itu, dia menyarankan untuk melakukan scalping trading di tengah minimnya sentimen positif.
“Meskipun sebenarnya data ekonomi menunjukkan pemulihan, namun di tengah kenaikan kasus Covid-19, tampaknya kenaikan IHSG masih belum terbatas,” tutupnya.
(ind)