Belajar Jadi Bank Melalui Laku Pandai

Rabu, 15 Juni 2016 - 07:02 WIB
Belajar Jadi Bank Melalui...
Belajar Jadi Bank Melalui Laku Pandai
A A A
TIDAK ada yang berbeda dengan toko-toko lain di toko milik Henry Gunawan Cahyono Putro. Tumpukan triplek dan pipa paralon menghias setiap sudut rumahnya. Pria 32 tahun ini memang merupakan distributor triplek dan paralon, selain beberapa bahan bangunan lain yang juga ia pajang di tokonya.

Mungkin tidak banyak yang mengetahui jika laki-laki berkacamata ini menjadi salah satu agen Laku Pandai dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Henry menjadi agen transaksi dari bank milik pemerintah ini sejak beberapa bulan yang lalu. Ia menjadi pelaku Layanan Keuangan Tanpa Kantor yang kini tengah digalakkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Di rumahnya ataupun di kiosnya, ia tidak memasang baner ataupun pengumuman lainnya yang menunjukkan bahwa dirinya bisa membantu masyarakat lain untuk bertransaksi bank BRI. Di tengah kesibukannya menjalankan bisnis toko bahan bangunan, ia dengan sabar melayani nasabah yang ingin melakukan penarikan tunai, tabungan, token listrik atau membeli pulsa.

“Kalau hanya ingin cek saldo silakan, tidak apa-apa,” ujar Henry di tokonya Jalan Godean Km 4 Sleman, Yogyakarta, pada Selasa (14/6/2016).

Berbekal mesin Electronic Data Capture (EDC), ia dengan sabar melayani kebutuhan para pelanggan yang ingin melakukan transaksi. Meski awalnya tidak bisa mengoperasionalkan mesin tersebut, tetapi setelah mendapatkan pemahaman dari pihak bank maka ia akhirnya familiar dengan mesin pengganti dari Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Ia juga mulai memahami bahwa mesin EDC memang sengaja diciptakan untuk membantu menekan peredaran uang tunai. Membantu menekan risiko terburuk yang kemungkinan terjadi, seperti perampokan dan peredaran uang palsu. Nasabah yang akan bertransaksi tinggal menggesek kartunya dan akan tetap terekam dalam mesin tersebut.

Bahkan, karena fungsi mesin tersebut sangat bagus, ia kini juga membekali sales-salesnya dengan mesin ini. Dengan mesin EDC ini, mereka tidak takut jika uangnya hilang atau perampokan menimpa. Selain itu, nasabah juga akan diuntungkan karena mereka tidak perlu jauh-jauh datang dan mengantre di kantor bank.

“Sudah datang ke kantor bank jauh, nanti antrenya bisa sangat lama,” ujarnya di tokonya yang bernama Yoko Oentoeng.

Transaksi demi transaksi ia layani. Ia tahu betul bahwa keuntungan yang diperoleh setiap kali transaksi sangatlah kecil. Untuk pembelian pulsa hanya untung mulai Rp300-Rp1.000, transfer sesama bank Rp2.000, kartu kredit Rp1.000, penarikan tunai Rp3.500, dan untuk cek saldo, registrasi SMS Banking, Internet Banking, Phone Banking, gratis. Jika dihitung, per bulan keuntungan mungkin tidak mencapai angka Rp100.000.

Meski kecil keuntungan yang ia dapat, tetapi ia tetap dengan sabar melayani nasabah BRI yang ingin melakukan transaksi. Karena baginya, dari Laku Pandai itu yang ia kejar hanya keuntungan imateriil, seperti efektivitas waktu dan keamanan.

Henry mengatakan, selama setahun menjalani kegiatan Laku Pandai, tren transaksi maupun jumlah nasabah semakin meningkat. Saat ini, setidaknya ia memiliki lebih dari 200 nasabah yang selalu datang kepadanya.

“Sekarang sudah sekitar 200 orang nasabah, padahal saya tidak pasang papan nama. Hanya getok tular saja,”paparnya.

Ia mengaku menjadi agen Laku Pandai atas dasar kepercayaan BRI yang telah memberikan pinjaman kepadanya sejak 2008. Awalnya ia hanya meminjam Rp7 juta lantas meningkat menjadi Rp20 juta, Rp40 juta, Rp80 juta, hingga saat ini Rp400 juta, semua dilunasinya tanpa mengalami kemacetan. Pria kelahiran Surabaya ini kini mengaku sangat menikmati profesinya yang baru tersebut.

Kepala OJK Daerah Istimewa Yogyakarta, Fauzi Nugroho dalam sambungan telepon mengakui memang tengah menggalakkan program Laku Pandai tersebut. Laku Pandai merupakan program keuangan inklusif yang memungkinkan masyarakat membuka rekening tabungan, menabung, dan menarik dana melalui perantara agen bank.

Hal ini juga untuk membantu pemerintah untuk memperbanyak masyarakat yang mengakses perbankan. “Laku Pandai saat ini hanya melayani basic saving account seperti tabungan saja tetapi ke depan akan dikembangkan lagi pada basic financial account seperti asuransi dan pembiayan,” paparnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0879 seconds (0.1#10.140)