HT: Ekonomi Kerakyatan Kunci Indonesia Jadi Negara Maju
A
A
A
REMBANG - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) mengatakan, Indonesia masih mempunyai harapan menjadi negara maju. Kuncinya, dengan cara menerapkan ekonomi kerakyatan.
Hal tersebut dikatakan HT saat berbagi ilmu, pengalaman dan wawasan kebangsaan kepada santri Pondok Pesantren An Nuriyyah, Rembang, Jawa Tengah, Senin (20/6/2016).
"Saya suka membangun semangat generasi muda, supaya berpikir besar. Masa depan Indonesia berada di tangan generasi muda. Kita punya semua, belum terlambat membangun Indonesia. Indonesia punya harapan dibangun menjadi negara yang kuat," ujarnya dalam kesempatan tersebut.
Dia mengungkapkan, Indonesia harus membangun masyarakat dengan konsep ekonomi kerakyatan. Masyarakat ekonomi lemah yang merupakan mayoritas di negeri ini, harus mendapat perlakuan khusus agar tumbuh menjadi kelompok produktif, sehingga mereka membangun perekonomian bangsa.
"Kita harus mampu membangun masyarakat dengan ekonomi kerakyatan. Masyarakat ekonomi lemah bisa naik kelas menjadi bagian dari kelompok produktif membangun negara. Saya yakin, kalau kita terapkan ekonomi kerakyatan, Indonesia akan lebih cepat jadi negara maju," tutur HT.
Dengan masyarakat naik kelas maka basis pembayar pajak akan semakin besar. Sehingga negara memiliki bahan bakar yang lebih besar dalam pembangunan. Sebagai gambaran pajak membiayai sekitar dua pertiga kebutuhan pembangunan dan selama masyarakat ekonomi lemah tidak dipercepat pertumbuhannya, Indonesia sulit mencapai kemakmuran.
Pria asal Jawa Timur itu menjelaskan pentingnya Indonesia menjadi negara maju. Di bidang pendidikan misalnya, negara maju sanggup memberikan pendidikan gratis hingga perguruan tinggi untuk masyarakatnya tanpa terkecuali.
Begitu juga dengan kesehatan, negara maju bisa menjamin masyarakatnya mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik tanpa dipungut biaya. Masih banyak bidang lainnya yang bisa dibangun bila negara kuat, termasuk olahraga.
Seperti diketahui, prestasi Indonesia dalam berbagai cabang mengalami penurunan. Salah satunya akibat minimnya pendanaan. "Olahraga perlu latihan, pembinaan, pelatih yang bagus, perlu banyak kompetisi supaya daya juangnya teruji, sarana dan prasarana," ungkapnya.
Dia berharap generasi muda termasuk santri Pondok Pesantren An Nuriyyah bisa berperan dalam pembangunan Indonesia. "Marilah anak-anak kita melihat ke depan untuk membangun Indonesia, supaya cita-cita kemerdekaan bisa terwujud. Indonesia butuh kalian," serunya.
Sementara itu, Pimpinan Ponpes An Nuriyyah KH Syihabuddin Ahmad menyambut baik kedatangan HT dan rombongan. Menurutnya, tali silaturahmi sesama umat harus dipererat. "Silaturahmi ben dawane umur (silaturahmi agar umurnya panjang)," katanya.
(Wiwid Septiyardi)
Hal tersebut dikatakan HT saat berbagi ilmu, pengalaman dan wawasan kebangsaan kepada santri Pondok Pesantren An Nuriyyah, Rembang, Jawa Tengah, Senin (20/6/2016).
"Saya suka membangun semangat generasi muda, supaya berpikir besar. Masa depan Indonesia berada di tangan generasi muda. Kita punya semua, belum terlambat membangun Indonesia. Indonesia punya harapan dibangun menjadi negara yang kuat," ujarnya dalam kesempatan tersebut.
Dia mengungkapkan, Indonesia harus membangun masyarakat dengan konsep ekonomi kerakyatan. Masyarakat ekonomi lemah yang merupakan mayoritas di negeri ini, harus mendapat perlakuan khusus agar tumbuh menjadi kelompok produktif, sehingga mereka membangun perekonomian bangsa.
"Kita harus mampu membangun masyarakat dengan ekonomi kerakyatan. Masyarakat ekonomi lemah bisa naik kelas menjadi bagian dari kelompok produktif membangun negara. Saya yakin, kalau kita terapkan ekonomi kerakyatan, Indonesia akan lebih cepat jadi negara maju," tutur HT.
Dengan masyarakat naik kelas maka basis pembayar pajak akan semakin besar. Sehingga negara memiliki bahan bakar yang lebih besar dalam pembangunan. Sebagai gambaran pajak membiayai sekitar dua pertiga kebutuhan pembangunan dan selama masyarakat ekonomi lemah tidak dipercepat pertumbuhannya, Indonesia sulit mencapai kemakmuran.
Pria asal Jawa Timur itu menjelaskan pentingnya Indonesia menjadi negara maju. Di bidang pendidikan misalnya, negara maju sanggup memberikan pendidikan gratis hingga perguruan tinggi untuk masyarakatnya tanpa terkecuali.
Begitu juga dengan kesehatan, negara maju bisa menjamin masyarakatnya mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik tanpa dipungut biaya. Masih banyak bidang lainnya yang bisa dibangun bila negara kuat, termasuk olahraga.
Seperti diketahui, prestasi Indonesia dalam berbagai cabang mengalami penurunan. Salah satunya akibat minimnya pendanaan. "Olahraga perlu latihan, pembinaan, pelatih yang bagus, perlu banyak kompetisi supaya daya juangnya teruji, sarana dan prasarana," ungkapnya.
Dia berharap generasi muda termasuk santri Pondok Pesantren An Nuriyyah bisa berperan dalam pembangunan Indonesia. "Marilah anak-anak kita melihat ke depan untuk membangun Indonesia, supaya cita-cita kemerdekaan bisa terwujud. Indonesia butuh kalian," serunya.
Sementara itu, Pimpinan Ponpes An Nuriyyah KH Syihabuddin Ahmad menyambut baik kedatangan HT dan rombongan. Menurutnya, tali silaturahmi sesama umat harus dipererat. "Silaturahmi ben dawane umur (silaturahmi agar umurnya panjang)," katanya.
(Wiwid Septiyardi)
(izz)