Jusuf Kalla: BI Rate sampai Agustus Bisa Turun 5%
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan, Bank Indonesia berencana akan menurunkan suku bunga acuan atau BI rate lagi hingga Agustus tahun ini. Sehingga, perekonomian Indonesia lebih bergairah dengan meningkatkan permintaan kredit.
JK menjelaskan, berdasarkan pembicaraan yang dilakukan antara pemerintah dan BI, suku bunga akan terus berada dalam tren penurunan. Bahkan sampai menyentuh level 5%.
"Insya Allah nanti Agustus akan lebih turun lagi, itu adalah rencana BI yang kita bicarakan. BI rate akan turun sampai Agustus, ya sekitar lima persen lah," ujarnya di Jakarta, Kamis (23/6/2016).
JK mengungkapkan, efisiensi industri perbankan Tanah Air bisa meningkat dengan adanya penurunan bunga kredit. Apalagi, Bank BRI sudah punya satelit sendiri yang bisa menekan biaya operasional.
"Sekarang ekonomi kita tumbuh, ekonomi tumbuh itu harus diikuti dengan sistem perbankan yang efisien. Itu dengan bekerja sama antar bank pelat merah, itu efisien dengan layanan yang lebih baik dan komunikasi yang baik juga dengan satelit BRI," katanya.
Menurutnya, itu menjadi satu-satunya jalan keluar bagi perbankan nasional dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sebab, banyak bank asal Negeri Jiran sudah ada di sini.
"Hanya dengan cara itu karena persaingan tanpa efisiensi kalah. Hampir semua Bank Malaysia ada di sini, tapi kita masuk ke Malaysia susah," pungkasnya.
JK menjelaskan, berdasarkan pembicaraan yang dilakukan antara pemerintah dan BI, suku bunga akan terus berada dalam tren penurunan. Bahkan sampai menyentuh level 5%.
"Insya Allah nanti Agustus akan lebih turun lagi, itu adalah rencana BI yang kita bicarakan. BI rate akan turun sampai Agustus, ya sekitar lima persen lah," ujarnya di Jakarta, Kamis (23/6/2016).
JK mengungkapkan, efisiensi industri perbankan Tanah Air bisa meningkat dengan adanya penurunan bunga kredit. Apalagi, Bank BRI sudah punya satelit sendiri yang bisa menekan biaya operasional.
"Sekarang ekonomi kita tumbuh, ekonomi tumbuh itu harus diikuti dengan sistem perbankan yang efisien. Itu dengan bekerja sama antar bank pelat merah, itu efisien dengan layanan yang lebih baik dan komunikasi yang baik juga dengan satelit BRI," katanya.
Menurutnya, itu menjadi satu-satunya jalan keluar bagi perbankan nasional dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sebab, banyak bank asal Negeri Jiran sudah ada di sini.
"Hanya dengan cara itu karena persaingan tanpa efisiensi kalah. Hampir semua Bank Malaysia ada di sini, tapi kita masuk ke Malaysia susah," pungkasnya.
(ven)