Rupiah Diperkirakan Stabil Saat Investor Fokus ke Brexit
A
A
A
JAKARTA - Pergerakan variatif poundsterling (GDP) dan euro terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin, menurut Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menggambarkan keadaan pasar yang masih menunggu adanya kepastian terkait referendum Brexit. Senada dengan euro dan pounds terlihat pergerakan rupiah yang berhasil kembali menguat.
Rupiah menurutnya tampak menguat memanfaatkan USD yang tertekan selama referendum Brexit ini digelar. Sementara itu, pelaku pasar masih berhati-hati dalam mengambil keputusan atau melakukan akumulasi lebih lanjut meski sejauh ini ekspektasi pasar masih tertuju pada Bremain yang tergambarkan pada penguatan pounds dan euro.
"Jika nantinya Brexit yang menang maka tidak menutup kemungkinan adanya fluktuasi pada rupiah dikarenakan pelaku pasar kembali mengakumulasi USD. Kami memperkirakan jelang referendum Brexit, Rupiah masih tetap akan bergerak stabil dikarenakan pelaku pasar yang wait and see," jelasnya di Jakarta, Jumat (24/6/2016).
Rupiah diprediksi akan berada pada level support Rp13.253/USD serta resisten Rp13.200/USD dan tetap cermati sentimen yang ada. Sejauh ini voting atau jajak pendapat referendum Inggris pun dimulai membuat nilai tukar pounds kembali menguat di posisi tertingginya pada tahun ini pada level 1.4844. Sepanjang pekan ini, pounds telah menguat 3% terhadap USD.
"Pelaku pasar terlihat masih fokus terkait sentimen ini. Jika Brexit menang, dampaknya akan negatif dan jika Bremain menang, akan ada euphoria yang positif meski tidak akan bertahan lama seiring masih banyaknya ketidakpastian global termasuk perlambatan ekonomi dunia. Rupiah pun memanfaatkan kesempatan ini dengan mengalami penguatan," tandasnya.
Rupiah menurutnya tampak menguat memanfaatkan USD yang tertekan selama referendum Brexit ini digelar. Sementara itu, pelaku pasar masih berhati-hati dalam mengambil keputusan atau melakukan akumulasi lebih lanjut meski sejauh ini ekspektasi pasar masih tertuju pada Bremain yang tergambarkan pada penguatan pounds dan euro.
"Jika nantinya Brexit yang menang maka tidak menutup kemungkinan adanya fluktuasi pada rupiah dikarenakan pelaku pasar kembali mengakumulasi USD. Kami memperkirakan jelang referendum Brexit, Rupiah masih tetap akan bergerak stabil dikarenakan pelaku pasar yang wait and see," jelasnya di Jakarta, Jumat (24/6/2016).
Rupiah diprediksi akan berada pada level support Rp13.253/USD serta resisten Rp13.200/USD dan tetap cermati sentimen yang ada. Sejauh ini voting atau jajak pendapat referendum Inggris pun dimulai membuat nilai tukar pounds kembali menguat di posisi tertingginya pada tahun ini pada level 1.4844. Sepanjang pekan ini, pounds telah menguat 3% terhadap USD.
"Pelaku pasar terlihat masih fokus terkait sentimen ini. Jika Brexit menang, dampaknya akan negatif dan jika Bremain menang, akan ada euphoria yang positif meski tidak akan bertahan lama seiring masih banyaknya ketidakpastian global termasuk perlambatan ekonomi dunia. Rupiah pun memanfaatkan kesempatan ini dengan mengalami penguatan," tandasnya.
(akr)