Bank Indonesia Ajak Masyarakat Peduli Uang Koin
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengajak seluruh pihak untuk ikut serta dalam peduli uang koin dengan menyelenggarakan Gerakan Peduli Koin pada 25-26 Juni 2016, di Lapangan Lenggang IRTI Monas, Jakarta.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kepedulian masyarakat dalam penggunaan uang koin sebagai alat pembayaran yang sah, meningkatkan efektivitas uang koin, dan menyediakan fasilitas kepada masyarakat yang akan melakukan penukaran uang koin.
Acara diresmikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas dan dihadiri Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede, beserta pimpinan perbankan.
Ronald Waas mengatakan, uang koin adalah alat pembayaran yang sah di Indonesia. Namun, umumnya uang koin ini tidak beredar di masyarakat.
"Dalam satu dasawarsa terakhir, Bank Indonesia telah mengeluarkan uang koin sekitar Rp6 triliun, namun yang kembali ke BI hanya Rp900 miliar atau 16% dengan tren semakin menurun," ujar dia dalam rilisnya, Sabtu (25/6/2016).
Hal ini disebabkan budaya masyarakat yang masih menganggap uang koin bukan sebagai alat transaksi. Kondisi tersebut menyebabkan sirkulasi peredaran uang rupiah khususnya uang koin di masyarakat tidak optimal.
Karena itu, melalui Gerakan Peduli Koin, BI mengajak masyarakat peduli terhadap uang koin rupiah sebagai alat transaksi pembayaran.
Kegiatan yang dilaksanakan hari ini bagian dari Gerakan Peduli Koin Nasional yang dicanangkan pada 2010 melalui penandatangan Nota Kesepahaman, antara Gubernur BI, Menteri Perdagangan, dan Ketua Aprindo.
Untuk kembali menggiatkan gerakan tersebut, BI hari ini mengajak 13 bank untuk ikut serta Gerakan Peduli Koin. Kegiatan serupa sebelumnya telah dilaksanakan di beberapa daerah di seluruh Indonesia.
Masyarakat bukan hanya dapat menukar uang koin ke dalam pecahan kertas, namun juga ke dalam uang elektronik untuk membangun budaya nontunai di masyarakat. Ke depan, kegiatan Gerakan Pedui Koin akan dilaksanakan secara berkala di seluruh Indonesia.
"Mulai saat ini, kita sayangi koin kita dan gunakan uang rupiah dengan bijak," tandasnya.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kepedulian masyarakat dalam penggunaan uang koin sebagai alat pembayaran yang sah, meningkatkan efektivitas uang koin, dan menyediakan fasilitas kepada masyarakat yang akan melakukan penukaran uang koin.
Acara diresmikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas dan dihadiri Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede, beserta pimpinan perbankan.
Ronald Waas mengatakan, uang koin adalah alat pembayaran yang sah di Indonesia. Namun, umumnya uang koin ini tidak beredar di masyarakat.
"Dalam satu dasawarsa terakhir, Bank Indonesia telah mengeluarkan uang koin sekitar Rp6 triliun, namun yang kembali ke BI hanya Rp900 miliar atau 16% dengan tren semakin menurun," ujar dia dalam rilisnya, Sabtu (25/6/2016).
Hal ini disebabkan budaya masyarakat yang masih menganggap uang koin bukan sebagai alat transaksi. Kondisi tersebut menyebabkan sirkulasi peredaran uang rupiah khususnya uang koin di masyarakat tidak optimal.
Karena itu, melalui Gerakan Peduli Koin, BI mengajak masyarakat peduli terhadap uang koin rupiah sebagai alat transaksi pembayaran.
Kegiatan yang dilaksanakan hari ini bagian dari Gerakan Peduli Koin Nasional yang dicanangkan pada 2010 melalui penandatangan Nota Kesepahaman, antara Gubernur BI, Menteri Perdagangan, dan Ketua Aprindo.
Untuk kembali menggiatkan gerakan tersebut, BI hari ini mengajak 13 bank untuk ikut serta Gerakan Peduli Koin. Kegiatan serupa sebelumnya telah dilaksanakan di beberapa daerah di seluruh Indonesia.
Masyarakat bukan hanya dapat menukar uang koin ke dalam pecahan kertas, namun juga ke dalam uang elektronik untuk membangun budaya nontunai di masyarakat. Ke depan, kegiatan Gerakan Pedui Koin akan dilaksanakan secara berkala di seluruh Indonesia.
"Mulai saat ini, kita sayangi koin kita dan gunakan uang rupiah dengan bijak," tandasnya.
(izz)