Pisah dari UE, Moody's Cukur Outlook Kredit Inggris Jadi Negatif

Minggu, 26 Juni 2016 - 10:25 WIB
Pisah dari UE, Moodys...
Pisah dari UE, Moody's Cukur Outlook Kredit Inggris Jadi Negatif
A A A
LONDON - Lembaga Pemeringkat Moody’s Investors Service memangkas outlook rating kredit Inggris, setelah negeri ratu Elizabeth -julukan Inggris- memilih untuk meninggalkan Uni Eropa. Moody's menerangkan hal ini karena menimbulkan ketidakpastian.

Sementara itu Perdana Menteri (PM) David Cameron berada di bawah tekanan untuk mempercepat perundingan perceraian Inggris degan Uni Eropa (UE) setelah Brussels menerangkan negosiasi harus dilakukan segera. Di sisi lain Kepala UE Jean-Claude Juncker menerangkan tidak ada perceraian yang damai, meski hal itu tidak selalu dalam urusan cinta.

Moody's mengatakan hasil referendum Brexit akan memiliki dampak negatif untuk outlook pertumbuhan jangka menengah negara dan itu menurunkan peringkat serta utang jangka panjang menjadi negatif dari sebelumnya stabil. "Dalam pandangan Moody's, efek negatifnya yakni pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah daripasa fiskal dan Inggris tidak lagi harus berkontribusi terhadap anggaran Uni Eropa," sambungnya.

Dia menambahkan Inggris akan dibayangi defisit anggaran terbesar di antara negara-negara maju. Kepala Kredit Moody's Colin Ellis, mengatakan kepada BBC, Minggu (26/6/2016) bahwa peringkat kredit Inggris dapat berimbas kepada konsumsi rumah tangga dalam jangkap panjang. "Tingkat pinjaman pemerintah biasanya jadi patokan. Peringkat yang rendah biasanya sesuai dengan tingginya pinjaman," ucapnya.

Penilaian keuangan datang setelah Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa dalam referendum bersejarah tengah pekan kemarin. Sebagai informasi lembaga pemeringkat kredit, pada dasarnya bisa jadi ukuran kekuatan ekonomi suatu negara.

Lebih khusus lagi, mereka memberikan skor atau nilai kepada pemerintah (atau perusahaan besar) dengan melihat seberapa besar kemungkinan mereka akan membayar kembali utang mereka. Semakin tinggi peringkat kredit, maka suatu negara akan mendapatkan bunga rendah untuk meminjam uang di pasar internasional.

Jadi, secara teori, ketika pemerintah ingin meminjam uang, peringkat tinggi berarti bunga yang lebih rendah (dan sebaliknya). Ada tiga lembaga peringkat utama yakni Moody's, S & P dan Fitch. Dua terakhir belum mengeluarkan komentar terkait keputusan Inggris.

Inggris sendiri saat ini berada di Aa1 dalam peringkat Moody's atau menjadi rating kedua tertinggi pada skala Moody's. Namun dengan mengubah outlook menjadi "negatif", Moody's telah memperingatkan Inggris bahwa ada risiko peringkat mereka turun.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1089 seconds (0.1#10.140)