Pasca Brexit, Inggris Berencana Pangkas Pajak Perusahaan
A
A
A
LONDON - Inggris telah mengumumkan rencana untuk memotong pajak perusahaan menjadi kurang dari 15% untuk menjaga agar perusahaan-perusahaan tetap tertarik berinvestasi di negara tersebut setelah Brexit atau keputusan warga Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa (UE). Menteri keuangan Inggris George Osborne mengatakan ingin membangun apa yang disebut 'super-kompetitif ekonomi', dengan pajak yang rendah.
(Baca Juga: Inggris Dilarang Negosiasi Dagang Hingga Proses Brexit Rampung)
Dilansir Reuters, Senin (4/7/2016) guna mewujudkan super-kompetitif ekonomi, target Osborne selanjutnya pajak menjadi lebih rendah pada 2020 yang sekarang berada pada posisi 20% untuk menjadi pajak terendah untuk suatu ekonomi negara maju saat ini. Meski belum diketahui secara pasti kapan Inggris akan memberlakukan rencana tersebut, tapi bila terwujud Inggris akan mendekati pajak Irlandia sebesar 12,5% sebagai negara berkembang.
Langkah ini diambil untuk mengantisipasi kekhawatiran perusahaan-perusahaan akan meninggalkan negeri Ratu Elizabeth -julukan Inggris- itu itu akibat ketidakpastian hubungan negara ini dengan UE ke depan. Rencana kebijakan Inggris ini langsung mendapatkan respons dari beberapa negara akibat merasa terancam pajak rendah yang bakal diberlakukan Inggris.
Menteri Transportasi Irlandia mengatakan Osborne jelas berupaya untuk memikat investor dari Irlandia. "Jika angka itu turun menjadi 12,5% di Inggris, hal itu akan mengancam kita. Ini berarti harus ada penyesuain lagi dan membuat diri kita (Irlandia) lebih menarik," ucap Shane Ross.
Sementara Belanda mengatakan akan meninjau tarif pajak mereka untuk memastikan tetap menarik buat kalangan investor. "Ini adalah sesuatu yang kita pikirkan untuk masa depan," jelas juru bicara kementerian Paul van der Zanden.
"Di satu sisi kita ingin melawan penghindaran pajak dan di sisi lain kita perlu melihat iklim investasi kami," jelas seorang juru bicara untuk Jerman, sedangkan Departemen Keuangan mengatakan rencana untuk memotong pajak korporasi harus adil. "Jelas bahwa tujuan pemerintah (Jerman) untuk menangani masalah pajak adalah dengan cara yang adil di satu pasar," ucap Martin Jaeger.
(Baca Juga: Inggris Dilarang Negosiasi Dagang Hingga Proses Brexit Rampung)
Dilansir Reuters, Senin (4/7/2016) guna mewujudkan super-kompetitif ekonomi, target Osborne selanjutnya pajak menjadi lebih rendah pada 2020 yang sekarang berada pada posisi 20% untuk menjadi pajak terendah untuk suatu ekonomi negara maju saat ini. Meski belum diketahui secara pasti kapan Inggris akan memberlakukan rencana tersebut, tapi bila terwujud Inggris akan mendekati pajak Irlandia sebesar 12,5% sebagai negara berkembang.
Langkah ini diambil untuk mengantisipasi kekhawatiran perusahaan-perusahaan akan meninggalkan negeri Ratu Elizabeth -julukan Inggris- itu itu akibat ketidakpastian hubungan negara ini dengan UE ke depan. Rencana kebijakan Inggris ini langsung mendapatkan respons dari beberapa negara akibat merasa terancam pajak rendah yang bakal diberlakukan Inggris.
Menteri Transportasi Irlandia mengatakan Osborne jelas berupaya untuk memikat investor dari Irlandia. "Jika angka itu turun menjadi 12,5% di Inggris, hal itu akan mengancam kita. Ini berarti harus ada penyesuain lagi dan membuat diri kita (Irlandia) lebih menarik," ucap Shane Ross.
Sementara Belanda mengatakan akan meninjau tarif pajak mereka untuk memastikan tetap menarik buat kalangan investor. "Ini adalah sesuatu yang kita pikirkan untuk masa depan," jelas juru bicara kementerian Paul van der Zanden.
"Di satu sisi kita ingin melawan penghindaran pajak dan di sisi lain kita perlu melihat iklim investasi kami," jelas seorang juru bicara untuk Jerman, sedangkan Departemen Keuangan mengatakan rencana untuk memotong pajak korporasi harus adil. "Jelas bahwa tujuan pemerintah (Jerman) untuk menangani masalah pajak adalah dengan cara yang adil di satu pasar," ucap Martin Jaeger.
(akr)