Konsumsi Listrik DIY Turun di Momen Lebaran, Gunungkidul Naik
A
A
A
YOGYAKARTA - Konsumsi listrik di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara umum selama momen Lebaran tahun ini tercatat mengalami penurunan. Namun khusus wilayah Kabupaten Gunungkidul, tingkat pemakaian listrik justru melonjak dibanding hari biasa ataupun libur panjang lainnya.
Seperti diketahui tradisi penurunan konsumsi listrik ini selalu terjadi setiap tahun. Manajer PLN Area Yogyakarta Muhammad Sofin Hadi mengungkapkan, secara keseluruhan tingkat konsumsi listrik selama libur lebaran ini memang mengalami penurunan sekitar 30% dibanding dengan hari biasa ataupun libur panjang lainnya.
Penyebabnya lantaran selama lebaran ini, banyak industri mulai dari pabrik hingga perkantoran yang tutup. Sehingga wajar jika konsumsi listrik justru mengalami penurunan meskipun Yogyakarta tengah padat. "Kontribusi pelanggan industri kita memang cukup besar dari total semua pelanggan PLN," tuturnya.
Namun, pelanggan industri di Yogyakarta tidak sebesar di area Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang ataupun Bekasi (Jabodetabek). Jika di wilayah Jabodetabek penurunan konsumsi listrik selama lebaran mampu mencapai di atas 50%, di Yogyakarta penurunan paling besar hanya di angka 30%.
Pelanggan-pelanggan besar seperti Mall ataupun hotel masih beroperasi secara normal sehingga konsumsi listriknya pun sama. Kendati secara keseluruhan mengalami penurunan, tetapi di area Kabupaten Gunungkidul justru melonjak hingga 20% lebih.
Gunungkidul sebagai lokasi atau daerah tujuan mudik menjadi penyebab utama kenaikan tersebut. Karena biasanya, para pemudik dari luar Gunungkidul banyak yang beraktivitas di dalam rumah. Selain itu, mereka juga membawa barang-barang elektronik baru yang membutuhkan energi listrik lebih besar.
Konsumsi listrik akan kembali meningkat ketika arus mudik juga selesai. Di mana saat itu industri atau pabrik dan perkantoran sudah mulai beraktivitas lagi. Saat itu kondisi pemakaian listrik berangsur normal.
Namun khusus untuk Gunungkidul, konsumsi listrik juga akan mengalami penurunan tetapi tidak kembali di angka sebelum ada peningkatan. Sebab, barang-barang elektronik yang dibawa pemudik tidak dibawa serta. "Kalau barang-barang di rumah tetap nyala, listrik akan tinggi,"paparnya.
Selama perioden lebaran kemarin, tidak ada gangguan yang berarti. Pemadaman tidak mereka lakukan dengan alasan karena pemeliharaan. Jika terjadi pemadaman lebih karena trip atau gangguan eksternal yang terjadi akibat pengaruh cuaca. Beberapa area seperti di Sedayu Bantul sempat terjadi pemadaman karena angin kencang yang terjadi di wilayah tersebut Kamis (7/7) sore.
Direktur Human Capital Manajemen PLN Pusat Muhammad Ali mengatakan, pihak PLN berusaha untuk menjaga pasokan listrik agar tidak padam. Pihaknya menyiagakan personil untuk bersiaga. Masing-masing rayon ada tiga kelompok yang stand by menjaga pasokan listrik.
Setiap kelompok terdiri dari 8 orang akan menjaga area mereka selama lebaran. "Sistem kami sudah terintegrasi sehingga setiap ada gangguan pasti dapat termonitor," tuturnya.
Seperti diketahui tradisi penurunan konsumsi listrik ini selalu terjadi setiap tahun. Manajer PLN Area Yogyakarta Muhammad Sofin Hadi mengungkapkan, secara keseluruhan tingkat konsumsi listrik selama libur lebaran ini memang mengalami penurunan sekitar 30% dibanding dengan hari biasa ataupun libur panjang lainnya.
Penyebabnya lantaran selama lebaran ini, banyak industri mulai dari pabrik hingga perkantoran yang tutup. Sehingga wajar jika konsumsi listrik justru mengalami penurunan meskipun Yogyakarta tengah padat. "Kontribusi pelanggan industri kita memang cukup besar dari total semua pelanggan PLN," tuturnya.
Namun, pelanggan industri di Yogyakarta tidak sebesar di area Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang ataupun Bekasi (Jabodetabek). Jika di wilayah Jabodetabek penurunan konsumsi listrik selama lebaran mampu mencapai di atas 50%, di Yogyakarta penurunan paling besar hanya di angka 30%.
Pelanggan-pelanggan besar seperti Mall ataupun hotel masih beroperasi secara normal sehingga konsumsi listriknya pun sama. Kendati secara keseluruhan mengalami penurunan, tetapi di area Kabupaten Gunungkidul justru melonjak hingga 20% lebih.
Gunungkidul sebagai lokasi atau daerah tujuan mudik menjadi penyebab utama kenaikan tersebut. Karena biasanya, para pemudik dari luar Gunungkidul banyak yang beraktivitas di dalam rumah. Selain itu, mereka juga membawa barang-barang elektronik baru yang membutuhkan energi listrik lebih besar.
Konsumsi listrik akan kembali meningkat ketika arus mudik juga selesai. Di mana saat itu industri atau pabrik dan perkantoran sudah mulai beraktivitas lagi. Saat itu kondisi pemakaian listrik berangsur normal.
Namun khusus untuk Gunungkidul, konsumsi listrik juga akan mengalami penurunan tetapi tidak kembali di angka sebelum ada peningkatan. Sebab, barang-barang elektronik yang dibawa pemudik tidak dibawa serta. "Kalau barang-barang di rumah tetap nyala, listrik akan tinggi,"paparnya.
Selama perioden lebaran kemarin, tidak ada gangguan yang berarti. Pemadaman tidak mereka lakukan dengan alasan karena pemeliharaan. Jika terjadi pemadaman lebih karena trip atau gangguan eksternal yang terjadi akibat pengaruh cuaca. Beberapa area seperti di Sedayu Bantul sempat terjadi pemadaman karena angin kencang yang terjadi di wilayah tersebut Kamis (7/7) sore.
Direktur Human Capital Manajemen PLN Pusat Muhammad Ali mengatakan, pihak PLN berusaha untuk menjaga pasokan listrik agar tidak padam. Pihaknya menyiagakan personil untuk bersiaga. Masing-masing rayon ada tiga kelompok yang stand by menjaga pasokan listrik.
Setiap kelompok terdiri dari 8 orang akan menjaga area mereka selama lebaran. "Sistem kami sudah terintegrasi sehingga setiap ada gangguan pasti dapat termonitor," tuturnya.
(akr)