Irkut, Comac, Boeing dan Airbus Berebut Ceruk Pasar Pesawat Komersial USD3 Triliun

Kamis, 14 Juli 2016 - 15:55 WIB
Irkut, Comac, Boeing dan Airbus Berebut Ceruk Pasar Pesawat Komersial USD3 Triliun
Irkut, Comac, Boeing dan Airbus Berebut Ceruk Pasar Pesawat Komersial USD3 Triliun
A A A
HAMPSHIRE - Persaingan Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, dan Cina pada bidang ekonomi menjalar hingga ke produksi pesawat terbang komersial. Tingginya minat perjalanan udara membuat bisnis penerbangan semakin aduhai. Asosiasi Transportasi Udara Internasional pada tahun kemarin melansir bahwa India mengalami pertumbuhan perjalanan udara hingga 20%, diikuti China 10% dan AS yang naik 5%.

Dan pesta dirgantara Farnborough Air Show 2016 di Hampshire, Inggris, menjadi etalase para produsen pesawat komersial untuk berlomba-lomba menjajakan produk anyar mereka. Amerika Serikat yang diwakilkan Boeing Company menawarkan Boeing 737 Max, pesawat generasi terbaru yang bisa vertikal take-off. Melansir CNBC, Kamis (14/7/2016), Boeing 737 Max melakukan debut internasional pada Farnborough. Sementara Airbus Group, produksi Uni Eropa yang bermarkas di Toulouse, Perancis, menawarkan A320neo.

Tidak mau kalah, China dan Rusia turut meramaikan pertarungan di segmen pesawat narrow-body (pesawat single-aisle), jenis paling popular dari para operator pesawat.

Irkut, produsen pesawat Rusia meluncurkan MC-21 pada bulan lalu dalam sebuah upacara yang dihadiri Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev. Irkut berikhtiar menghidupkan bisnis internasional jet mereka, yang saat ini memiliki 175 pesanan perusahaan terutama di Rusia.

Seperti halnya produk Rusia lainnya yang terkenal bandel--AK 47 dan otomotif Lada--Irkut disebut-sebut memiliki desain dengan efisiensi bahan bakar sebagai andalan untuk melakukan penjualan besar. Memberikan pelanggan tingkat kenyamanan yang sama dengan pesawat berbadan lebar seperti Boeing 787.

Kepada CNBC, Wakil Presiden Penjualan dan Pemasaran Irkut, Kirill Budaev mengatakan fitur kunci MC-21 adalah tekanan kabin rendah dan lebar yang lebih besar. “737 Max memiliki lebar badan pesawat 3,75 meter, kami memiliki lebih dari empat meter. Dan ruang tambahan ini memberikan ruang pribadi tambahan pada Anda, seperti lebar bantal dan lebar lorong, yang bisa membuat orang melewati satu sama lain di pesawat,” ujarnya setengah berpromosi.

Dengan sedikit ‘menepuk dada’, Budaev menyebut MC-21 bukan pesawat Rusia melainkan sebuah pesawat internasional dengan otak Rusia. Ia menambahkan bahwa perusahaan pemasok internasional seperti Pratt & Whitney, Zodiac, dan Honeywell akan membantu pesawat tersebut mendapatkan daya tarik global.

Tidak mau kalah, China juga membuat sebuah drama besar dalam industri penerbangan global. Commercial Aircraft Corporation of China (Comac) meluncurkan jet C919 pada tahun lalu, untuk menantang Boeing, Airbus, dan Irkut. Meski sempat melakukan penundaan uji coba, namun Comac optimistis bisa mengambil ceruk bisnis pesawat narrow-body.

Direktur JLS Consulting, John Strickland menyebut keunggulan Comac ada pada jaringan di seluruh dunia terutama dalam hal suku cadang dan dukungan. “Bila tidak ada akses yang mudah ke suku cadang dan dukungan dimana Anda beroperasi, membuat perusahaan penerbangan enggan untuk membeli,” tukasnya kepada CNBC.

Analis menambahkan Comac memiliki keunggulan lain yaitu pasar domestik yang besar dan mereka bisa mengeksploitasinya.

Dalam perkiraan pasar tahunan, ceruk bisnis di segmen narrow-body mencapai USD3 triliun. Untuk itu, Boeing meningkatkan permintaan hingga 39.620 pesawat baru selama 20 tahun mendatang, guna tetap memegang dominasi pasar ini.

Wakil Presiden dan General Manager proyek Boeing 737 Max, Keith Leverkuhn mengatakan ambisi ini untuk mengantisipasi keangkuhan dari pesaing mereka yang kini bermunculan. “Kami harus mendapatkan yang lebih baik karena pasar ini begitu besar. Dan kami tidak ingin siapa pun mengambil sedikit kesempatan. Jadi kami akan terus paranoid tentang pendatang baru dan memberikan pelanggan apa yang mereka inginkan,” tandasnya kepada CNBC.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4481 seconds (0.1#10.140)