Menaker Hanif: G20 Hasilkan Deklarasi Bersama Tingkatkan Kualitas Tenaga Kerja
A
A
A
JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri menghadiri Pertemuan para Menteri Tenaga Kerja anggota G20 di Beijing, China, pada 12-13 Juli 2016.
Pertemuan para menteri-menteri tenaga kerja ini menghasilkan Deklarasi Menteri Tenaga Kerja G20 yang meliputi upaya meningkatkan kualitas kerja, meningkatkan kualitas keterampilan tenaga kerja, dan menciptakan kesempatan kerja.
“Deklarasi ini memuat kesepakatan bersama mengenai Rekomendasi Kebijakan terhadap pengurangan pengangguran, peningkatan keterampilan sesuai keinginan pasar kerja, meningkatkan kualitas pemagangan dan prinsip-prinsip kebijakan pengupahan yang berkelanjutan, rasional dan koheren,” kata Hanif dalam siaran persnya yang diterima Sindonews, Jumat (15/7/2016).
Dalam pertemuan tersebut juga dibicarakan upaya-upaya bersama mengatur strategi pertumbuhan ekonomi dan perencanaan ketenagakerjaan, yang diharapkan menguntungkan sektor ketenagakerjaan di negara masing-masing.
“Para menteri tenaga kerja sepakat bahwa pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan perluasan kesempatan kerja, dinikmati masyarakat, pekerja, dan pengusaha sehingga tercipta pertumbuhan yang inklusif,” ujar Hanif.
Akhirnya, Indonesia menegaskan kembali komitmen kuat pada pengembangan tenaga kerja dan perluasan lapangan kerja di G20 dengan menghasilkan Deklarasi Bersama Menteri-menteri Tenaga Kerja G20.
“Saya yakin bahwa kelompok kerja G20 akan mampu menerjemahkan deklarasi ini menjadi hasil yang nyata. Untuk mencapai kerja yang lebih baik, G20 perlu fokus pada pengembangan dan memelihara kualitas sistem TVET, “ paparnya.
Menurut dia, peningkatan kualitas dalam sistem TVET (Technical and Vocational Education and Training) diperlukan di semua tingkatan. Dengan peningkatan kualitas, tenaga kerja mampu mencapai hasil belajar yang lebih baik dan memperoleh pengetahuan yang lebih baik.
Pertemuan ini dihadiri para menteri tenaga kerja anggota G20, para pejabat ILO, OECD, Bank Dunia, serta IMF. Dalam pertemuan tersebut, para menteri tenaga kerja berdiskusi dengan para mitra sosial dari kelompok serikat pekerja, pengusaha, Lembaga Sosial Masyarakat, dan kelompok pekerja muda dari negara-negara anggota G20.
Pertemuan para menteri-menteri tenaga kerja ini menghasilkan Deklarasi Menteri Tenaga Kerja G20 yang meliputi upaya meningkatkan kualitas kerja, meningkatkan kualitas keterampilan tenaga kerja, dan menciptakan kesempatan kerja.
“Deklarasi ini memuat kesepakatan bersama mengenai Rekomendasi Kebijakan terhadap pengurangan pengangguran, peningkatan keterampilan sesuai keinginan pasar kerja, meningkatkan kualitas pemagangan dan prinsip-prinsip kebijakan pengupahan yang berkelanjutan, rasional dan koheren,” kata Hanif dalam siaran persnya yang diterima Sindonews, Jumat (15/7/2016).
Dalam pertemuan tersebut juga dibicarakan upaya-upaya bersama mengatur strategi pertumbuhan ekonomi dan perencanaan ketenagakerjaan, yang diharapkan menguntungkan sektor ketenagakerjaan di negara masing-masing.
“Para menteri tenaga kerja sepakat bahwa pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan perluasan kesempatan kerja, dinikmati masyarakat, pekerja, dan pengusaha sehingga tercipta pertumbuhan yang inklusif,” ujar Hanif.
Akhirnya, Indonesia menegaskan kembali komitmen kuat pada pengembangan tenaga kerja dan perluasan lapangan kerja di G20 dengan menghasilkan Deklarasi Bersama Menteri-menteri Tenaga Kerja G20.
“Saya yakin bahwa kelompok kerja G20 akan mampu menerjemahkan deklarasi ini menjadi hasil yang nyata. Untuk mencapai kerja yang lebih baik, G20 perlu fokus pada pengembangan dan memelihara kualitas sistem TVET, “ paparnya.
Menurut dia, peningkatan kualitas dalam sistem TVET (Technical and Vocational Education and Training) diperlukan di semua tingkatan. Dengan peningkatan kualitas, tenaga kerja mampu mencapai hasil belajar yang lebih baik dan memperoleh pengetahuan yang lebih baik.
Pertemuan ini dihadiri para menteri tenaga kerja anggota G20, para pejabat ILO, OECD, Bank Dunia, serta IMF. Dalam pertemuan tersebut, para menteri tenaga kerja berdiskusi dengan para mitra sosial dari kelompok serikat pekerja, pengusaha, Lembaga Sosial Masyarakat, dan kelompok pekerja muda dari negara-negara anggota G20.
(ven)