Bentuk Holding, Rini Ambisi Rajai Bisnis Pertambangan Tanah Air

Senin, 25 Juli 2016 - 21:16 WIB
Bentuk Holding, Rini Ambisi Rajai Bisnis Pertambangan Tanah Air
Bentuk Holding, Rini Ambisi Rajai Bisnis Pertambangan Tanah Air
A A A
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini tengah memfinalisasi pembentukan holding BUMN pertambangan. Melalui pembentukan holding ini, Menteri BUMN Rini Soemarno berambisi agar perusahaan pelat merah dapat merajai bisnis pertambangan di Indonesia.

Staf Khusus Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sesuai arahan dari Menteri BUMN, pembentukan holding ini tujuan utama adalah agar BUMN dapat memegang peran yang signifikan terhadap seluruh cadangan mineral besar ‎di Tanah Air.

"‎Arahan Bu Menteri yang kita ingin jalankan sebagai tujuan utama dari sinergi pertambangan. Yang pertama, kita ingin agar semua cadangan mineral besar di Indonesia, BUMN memegang peranan yang cukup signifikan," katanya di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/7/2016).

Dia mencontohkan, saat ini posisi BUMN dalam bisnis pertambangan emas masih jauh di bawah PT Freeport Indonesia ataupun PT Newmont Nusa Tenggara. Begitupun dengan tambang batubara posisinya masih jauh di bawah PT Kaltim Prima Coal ataupun dengan PT Adaro Energy.

"Dan arahan dari Bu Rini, kita harus memastikan BUMN holding tambang ini menjadi pemegang reserve mineral di Indonesia yang paling besar," imbuh dia. (Baca: Selain Pertamina-PGN, Rini Siap Rampungkan Holding BUMN Pertambangan)

Menurutnya, untuk dapat menguasai cadangan tambang di Tanah Air, maka BUMN membutuhkan belanja modal (capital expenditure) yang sangat besar. Karena itu, holding ini dibutuhkan agar BUMN tambang dapat memiliki modal yang jauh lebih besar untuk menguasai cadangan tambang di Indonesia.

"Nah untuk itu kita bisa lakukan dengan akuisisi atau eksplorasi. Kedua aktivitas itu baik akuisisi atau eksplorasi memerlukan capital expenditure yang sangat besar. Oleh sebab itu perlunya dilakukan holding sehingga lebih besar, kita bisa melakukan capital expenditure yang jauh lebih besar‎," pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8620 seconds (0.1#10.140)