Nilai Aset Bersih Per Saham Astra International Naik 2%
Nilai Aset Bersih Per Saham Astra International Naik 2%
A
A
A
JAKARTA - PT Astra International Tbk melaporkan nilai aset bersih per saham perseroan hingga Juni 2016 sebesar Rp2.575, meningkat 2% dibandingkan posisi pada akhir 2015. Sementara nilai kas bersih di luar Grup Jasa Keuangan, naik menjadi Rp2,0 triliun pada 30 Juni 2016, dibandingkan nilai kas bersih pada akhir 2015 sebesar Rp1,0 triliun.
Dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/7/2016), anak perusahaan grup segmen jasa keuangan Astra mencatat utang bersih sedikit turun menjadi sebesar Rp44,2 triliun, dibandingkan Rp44,6 triliun pada akhir 2015.
Adapun pendapatan bersih konsolidasian Astra pada semester pertama 2016 turun 5% menjadi Rp88,2 triliun, dan laba bersih susut 12% menjadi Rp7,1 triliun.
Astra mengungkapkan kondisi ini disebabkan pelemahan harga komoditas yang berpengaruh negatif terhadap sektor alat berat, kontraktor pertambangan serta operasional agribisnis dan kenaikan signifikan pada provisi kerugian atas pinjaman yang diberikan terhadap Permata Bank, berujung pada menurunnya kontribusi dari sektor bisnis jasa keuangan.
Meski demikian, terjadi kenaikan keuntungan di sektor automotif. Di mana laba bersih dari grup bisnis automotif pada semester I 2016 naik 13% menjadi Rp3,9 triliun. Penjualan automotif meningkat sebagian besar karena peluncuran model baru yang turut berdampak positif terhadap marjin.
Penjualan mobil secara nasional meningkat sebesar 1% menjadi 532.000 unit. Penjualan nasional mobil Astra naik sebesar 4% menjadi 273.000 unit, yang menyebabkan peningkatan pangsa pasar dari 50% menjadi 51%. Grup telah meluncurkan enam model baru dan lima model revamped pada semseter pertama.
Sementara penjualan sepeda motor nasional menurun sebesar 7% menjadi 3,0 juta unit. Namun, penjualan sepeda motor PT Astra Honda Motor (AHM) mengalami kenaikan 1% menjadi 2,2 juta unit. Sehingga, pangsa pasar meningkat dari 67% menjadi 73%. AHM tahun ini telah meluncurkan tiga model baru dan tujuh model revamped.
Selanjutnya, Astra Otoparts, bisnis komponen Grup, mencatat laba bersih stabil sebesar Rp152 miliar dengan peningkatan pendapatan dari bisnis pasar pabrikan automotif (OEM/Original Equipment Manufacturer), after market, dan segmen ekspor yang sebagian besar diimbangi oleh biaya operasional yang lebih tinggi dan kerugian selisih kurs pada perusahaan-perusahaan asosiasi.
Dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/7/2016), anak perusahaan grup segmen jasa keuangan Astra mencatat utang bersih sedikit turun menjadi sebesar Rp44,2 triliun, dibandingkan Rp44,6 triliun pada akhir 2015.
Adapun pendapatan bersih konsolidasian Astra pada semester pertama 2016 turun 5% menjadi Rp88,2 triliun, dan laba bersih susut 12% menjadi Rp7,1 triliun.
Astra mengungkapkan kondisi ini disebabkan pelemahan harga komoditas yang berpengaruh negatif terhadap sektor alat berat, kontraktor pertambangan serta operasional agribisnis dan kenaikan signifikan pada provisi kerugian atas pinjaman yang diberikan terhadap Permata Bank, berujung pada menurunnya kontribusi dari sektor bisnis jasa keuangan.
Meski demikian, terjadi kenaikan keuntungan di sektor automotif. Di mana laba bersih dari grup bisnis automotif pada semester I 2016 naik 13% menjadi Rp3,9 triliun. Penjualan automotif meningkat sebagian besar karena peluncuran model baru yang turut berdampak positif terhadap marjin.
Penjualan mobil secara nasional meningkat sebesar 1% menjadi 532.000 unit. Penjualan nasional mobil Astra naik sebesar 4% menjadi 273.000 unit, yang menyebabkan peningkatan pangsa pasar dari 50% menjadi 51%. Grup telah meluncurkan enam model baru dan lima model revamped pada semseter pertama.
Sementara penjualan sepeda motor nasional menurun sebesar 7% menjadi 3,0 juta unit. Namun, penjualan sepeda motor PT Astra Honda Motor (AHM) mengalami kenaikan 1% menjadi 2,2 juta unit. Sehingga, pangsa pasar meningkat dari 67% menjadi 73%. AHM tahun ini telah meluncurkan tiga model baru dan tujuh model revamped.
Selanjutnya, Astra Otoparts, bisnis komponen Grup, mencatat laba bersih stabil sebesar Rp152 miliar dengan peningkatan pendapatan dari bisnis pasar pabrikan automotif (OEM/Original Equipment Manufacturer), after market, dan segmen ekspor yang sebagian besar diimbangi oleh biaya operasional yang lebih tinggi dan kerugian selisih kurs pada perusahaan-perusahaan asosiasi.
(dmd)
Explore More