Target 50:50

Jum'at, 05 Agustus 2016 - 06:01 WIB
Target 50:50
Target 50:50
A A A
Yuswohady
Managing Partner, Inventure www.yuswohady.com @yuswohady

BEBERAPA
waktu lalu saya bertemu dan ngobrol panjang dengan Pak Zulkifli Zaini, Direktur Utama Bank Mandiri periode 2010-2013. Pak Zul, demikian sapaan akrabnya, termasuk salah satu great leader di kalangan bankir Indonesia.

Di bawah kepemimpinannya Bank Mandiri mampu tumbuh luar biasa baik dari sisi profit maupun kinerja saham kala itu. Perbincangan dengan Pak Zul selama hampir tiga jam membawa berkah inspirasi yang luar biasa. Salah satu ide yang membuat saya surprise adalah salah satu pernyataannya bahwa: target itu harus 50:50 alias fifty-fifty. Maksudnya, 50% bisa dicapai dan 50% tidak bisa dicapai. Hanya dengan target yang distrech seperti itu kita akan bekerja superkeras dan berpikir superkeras.

Stretching the target seperti itulah yang memungkinkan kita tumbuh. Ingat prinsip dasar bisnis: kalau Anda tidak tumbuh, sesungguhnya Anda tinggal menunggu waktu saja untuk sekarat dan akhirnya mati.

Harus Challenging

Karena itu, kata Pak Zul, kalau ada seorang anak buah datang kepadanya mengajukan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan), dia langsung memberondong dengan pertanyaan standar sebagai berikut. ”Berapa targetmu tahun depan?” Si anak buah pasti menjawabnya dengan angka-angka yang meyakinkan sambil memaparkan strategi untuk mencapainya.

Begitu selesai berargumentasi, serta-merta Pak Zul menyusul dengan pertanyaan berikutnya: ”Kamu yakin bisa mencapai target ini? Berapa persen kamu bisa mencapainya?” Biasanya si anak buah dengan super percaya diri langsung menjawabnya : ”Yakin Pak! Saya yakin bisa mencapainya 100%.” Nah, ketika mendapati anak buah menjawab seperti itu, serta merta RKAP itu ditolaknya sembari mengatakan, ”Oke, kalau begitu targetmu masih kekecilan.”

Sambil coret sana coret sini ia melanjutkan, ”Ini targetmu saya naikkan karena kamu sudah yakin bisa mencapainya.” Si anak buah pun tak bisa bilang apa-apa dan pergi sambil garuk-garuk kepala.

Saya setuju dengan Pak Zul bahwa sebuah target harus berada di posisi antara bisa dicapai dan tidak bisa dicapai. Kalau kita membuat target yang pasti bisa dicapai, oh kok enak sekali. Jadi, kalau membikin target, andrenalin kita mesti naik.

Kalau tidak, pasti kita akan enak-enakan. Kalau sudah begitu biasanya kita masuk dalam comfort zone. Sebuah target haruslah challenging. Sebuah target haruslah memotivasi. Sebuah target haruslah mengandung ketidakpastian bakal tercapai atau tidak. Karena dengan begitu target akan membangkitkan sense of crisis kita. Sense of crisis akan membangkitkan energi luar biasa untuk mewujudkannya. Sense of crisis akan melipatgandakan kapasitas kita untuk mewujudkan capaian yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi.

Average People vs Great People

Pak Zul mengatakan pula bahwa dalam rangka stretching the target ia juga menetapkan setiap target haruslah di atas rata-rata industri. Ya karena, menurutnya, kalau capaiannya sama dengan industri, berarti capaian kita rata-rata.

Otomatis kita akan masuk dalam golongan orang rata-rata alias average people alias medioker. Makanya, kalau ada seorang pemimpin yang membuat target pertumbuhan sama dengan rata-rata industri, ia adalah pemimpin rata-rata, pemimpin medioker. Medioker (mediocre) adalah lawan kata ekselen (excellent).

Orang yang bermental rata-rata alias medioker adalah orang yang tak mau menjadi lebih baik. Sudah merasa cukup kalau menghasilkan capaian yang baik (good), tak pernah berpikir untuk mengerahkan segenap kemampuannya untuk menjadi hebat (great). Dalam mengerjakan sesuatu ia tak perlu neko-neko, enggak perlu punya visi, enggak perlu inovasi, enggak perlu take risk, pokoknya ambil jalan aman. Yang penting pekerjaannya selesai sesuai dengan petunjuk bos.

Target yang selalu challenging ujung-ujungnya akan mendorong terciptanya growth mentality. Sebuah sikap mental untuk selalu bertumbuh. Mentalitas ini merupakan jantung perusahaan. Kenapa? Karena kalau kita tidak memilikinya, kita akan gampang puas, kita loyo, ujung-ujungnya kita akan melapuk dan kemudian mati. Ingat, you must grow, or you will die!
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0898 seconds (0.1#10.140)