BSM Tandatangani Pembiayaan Line Facility Rp1 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Bank Syariah Mandiri (BSM) menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) mengenai Kerjasama Penggunaan Jasa dan Produk Perbankan berdasarkan prinsip syariah termasuk di dalamnya pembiayaan line facility senilai Rp1 triliun.
Penandatanganan tersebut mencakup kerja sama layanan cash management berupa solusi pengelolaan likuiditas (liquidity solution), solusi penerimaan/tagihan (receivable solution), solusi pembayaran/pengeluaran (payable solution).
Selain itu, pemanfaatan produk dana seperti tabungan mudharabah institusi, giro wadiah institusi dan deposito, pemanfaatan produk pembiayan, sampai pembukaan loket Payment Point Online Bank (PPOB).
Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) Agus Sudiarto mengatakan, kerja sama ini dapat memperkuat kerja sama BSM dan Muhammadiyah yang sudah ada sebelumnya. "Kami telah lama bermitra dengan PP Muhammadiyah dan kini diperkuat lagi dengan perjanjian line facility serta layanan lainnya," katanya di Jakarta, Minggu (7/8/2016).
Menurut Agus, PP Muhammadiyah memiliki puluhan ribu unit Amal Usaha Muhammadiyah yang bisa diklasifikasi dalam lima golongan besar yakni pendidikan, kesehatan, sosial, dakwah dan ekonomi. Setiap amal usaha Muhammadiyah memiliki pengelolaan keuangan tersendiri.
Dia juga menilai, potensi bisnis dari AUM Muhammadiyah cukup besar. "Alhamdulillah mereka mempercayakan pengelolaan keuangannya kepada bank syariah," ujarnya.
Hingga Juni 2016 setidaknya sudah ada sekitar 50 AUM yang bekerja sama dengan BSM. Untuk tahap awal ini BSM membidik kerja sama di bidang pendidikan tingkat SMP, SMA dan Pendidikan Tinggi sederajat dan Jasa Kesehatan yang berada di Jawa Tengah, Bengkulu, Palangkaraya, Pontianak, Maluku dan wilayah-wilayah lain di Indonesia.
"Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, kami mempunyai concern yang sama yaitu ingin memberdayakan perekonomian bangsa Indonesia, teruama melalui pengelolaan keuangan yang syariah dan berkah," papar dia.
Sebagai bank syariah dengan asset terbesar yaitu Rp72,02 triliun per Juni 2016, BSM siap dan confident mensupport dan mengembangkan Amal Usaha Muhammadiyah.
Adapun Dana Pihak Ketiga BSM mencapai Rp63,79 triliun atau naik 7,82% dibanding posisi Juni 2015 yang sebesar Rp59,16. Adapun komposisi dana murah per posisi Juni 2016 sebesar 49,58%.
Penandatanganan tersebut mencakup kerja sama layanan cash management berupa solusi pengelolaan likuiditas (liquidity solution), solusi penerimaan/tagihan (receivable solution), solusi pembayaran/pengeluaran (payable solution).
Selain itu, pemanfaatan produk dana seperti tabungan mudharabah institusi, giro wadiah institusi dan deposito, pemanfaatan produk pembiayan, sampai pembukaan loket Payment Point Online Bank (PPOB).
Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) Agus Sudiarto mengatakan, kerja sama ini dapat memperkuat kerja sama BSM dan Muhammadiyah yang sudah ada sebelumnya. "Kami telah lama bermitra dengan PP Muhammadiyah dan kini diperkuat lagi dengan perjanjian line facility serta layanan lainnya," katanya di Jakarta, Minggu (7/8/2016).
Menurut Agus, PP Muhammadiyah memiliki puluhan ribu unit Amal Usaha Muhammadiyah yang bisa diklasifikasi dalam lima golongan besar yakni pendidikan, kesehatan, sosial, dakwah dan ekonomi. Setiap amal usaha Muhammadiyah memiliki pengelolaan keuangan tersendiri.
Dia juga menilai, potensi bisnis dari AUM Muhammadiyah cukup besar. "Alhamdulillah mereka mempercayakan pengelolaan keuangannya kepada bank syariah," ujarnya.
Hingga Juni 2016 setidaknya sudah ada sekitar 50 AUM yang bekerja sama dengan BSM. Untuk tahap awal ini BSM membidik kerja sama di bidang pendidikan tingkat SMP, SMA dan Pendidikan Tinggi sederajat dan Jasa Kesehatan yang berada di Jawa Tengah, Bengkulu, Palangkaraya, Pontianak, Maluku dan wilayah-wilayah lain di Indonesia.
"Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, kami mempunyai concern yang sama yaitu ingin memberdayakan perekonomian bangsa Indonesia, teruama melalui pengelolaan keuangan yang syariah dan berkah," papar dia.
Sebagai bank syariah dengan asset terbesar yaitu Rp72,02 triliun per Juni 2016, BSM siap dan confident mensupport dan mengembangkan Amal Usaha Muhammadiyah.
Adapun Dana Pihak Ketiga BSM mencapai Rp63,79 triliun atau naik 7,82% dibanding posisi Juni 2015 yang sebesar Rp59,16. Adapun komposisi dana murah per posisi Juni 2016 sebesar 49,58%.
(izz)