IHSG Berakhir Bearish Akibat Aksi Profit Taking
A
A
A
JAKARTA - Setelah menguat sejak Kamis (4/8), laju Indeks Harga Saham Gabungan pada penutupan perdagangan Selasa (9/8/2016) berbalik memerah. IHSG bearish 18,69 poin atau 0,34% ke level 5.440,29.
Terkoreksinya indeks menjadi bearish terlihat sejak sesi I perdagangan hari ini, dimana IHSG turun 19,02 poin atau 0,35% ke level 5.439,96. Padahal pagi tadi, indeks dibuka berada di zona positif meski naik tipis 0,92 poin atau 0,02% ke level 5.459,89 pada pukul 08.55 WIB.
Sepanjang hari ini, IHSG diperdagangkan pada kisaran 5.428,68 hingga 5.476,22. Adapun nilai transaksi perdagangan bursa Indonesia mencapai Rp7,95 triliun dari 8,61 miliar saham. Tercatat dari 428 saham yang diperjualbelikan, 149 saham naik, 104 saham tetap, dan 175 saham tertekan.
Sementara itu nilai transaksi bersih asing sebesar Rp465,9 miliar dengan aksi jual asing Rp2,82 triliun berbanding aksi beli asing Rp3,29 triliun. Dan lima saham yang mengalami penguatan adalah POOL, INDS, KBLV, PANS, dan UNIC. Sedangkan lima saham yang melemah ialah GGRM, STTP, ASII, DVLA, PLAS dan BBNI.
Tertunduknya IHSG ditengarai aksi profit taking setelah tiga hari berturut-turut memperoleh gain. Hal berbeda terjadi dengan mayoritas bursa regional Asia yang berakhir berotot, setelah reaksi positif atas data inflasi China yang sesuai harapan.
Mengutip dari CNBC, Selasa (9/8/2016), indeks Jepang Nikkei 225 menguat 114,40 poin atau 0,69% ke 16,764.97. Sementara di Selat Korea, Kospi naik 12,66 poin atau 0,62% ke 2,043.78. Dan di Australia, ASX 200 ditutup naik 14,65 poin atau 0,26% pada 5,552.50, dengan hampir kemajuan 1% ditopang dari sub-indeks energi dan keuangan.
Pasar China ditutup lebih tinggi dengan komposit Shanghai naik 21,63 poin atau 0,72% pada 3,025.91, sedangkan Shenzhen bertambah 20,39 poin atau 1,04% ke 1,982.66. Di Hong Kong, saham melawan tren, dengan perdagangan indeks Hang Seng turun 0,21% di sore hari.
Berototnya pasar Asia pada penutupan perdagangan Selasa ini, ditengarai sentimen positif dari data inflasi China. Melansir Reuters, Selasa (9/8), data Biro Statistik Nasional China menunjukkan inflasi konsumen naik 1,8% pada pertengahan tahun ini, sesuai dengan harapan. Sementara harga produsen turun 1,7% pada medio tahun ini. Adapun Reserve Bank of India meneruskan kebijakan moneter yang stabil.
Terkoreksinya indeks menjadi bearish terlihat sejak sesi I perdagangan hari ini, dimana IHSG turun 19,02 poin atau 0,35% ke level 5.439,96. Padahal pagi tadi, indeks dibuka berada di zona positif meski naik tipis 0,92 poin atau 0,02% ke level 5.459,89 pada pukul 08.55 WIB.
Sepanjang hari ini, IHSG diperdagangkan pada kisaran 5.428,68 hingga 5.476,22. Adapun nilai transaksi perdagangan bursa Indonesia mencapai Rp7,95 triliun dari 8,61 miliar saham. Tercatat dari 428 saham yang diperjualbelikan, 149 saham naik, 104 saham tetap, dan 175 saham tertekan.
Sementara itu nilai transaksi bersih asing sebesar Rp465,9 miliar dengan aksi jual asing Rp2,82 triliun berbanding aksi beli asing Rp3,29 triliun. Dan lima saham yang mengalami penguatan adalah POOL, INDS, KBLV, PANS, dan UNIC. Sedangkan lima saham yang melemah ialah GGRM, STTP, ASII, DVLA, PLAS dan BBNI.
Tertunduknya IHSG ditengarai aksi profit taking setelah tiga hari berturut-turut memperoleh gain. Hal berbeda terjadi dengan mayoritas bursa regional Asia yang berakhir berotot, setelah reaksi positif atas data inflasi China yang sesuai harapan.
Mengutip dari CNBC, Selasa (9/8/2016), indeks Jepang Nikkei 225 menguat 114,40 poin atau 0,69% ke 16,764.97. Sementara di Selat Korea, Kospi naik 12,66 poin atau 0,62% ke 2,043.78. Dan di Australia, ASX 200 ditutup naik 14,65 poin atau 0,26% pada 5,552.50, dengan hampir kemajuan 1% ditopang dari sub-indeks energi dan keuangan.
Pasar China ditutup lebih tinggi dengan komposit Shanghai naik 21,63 poin atau 0,72% pada 3,025.91, sedangkan Shenzhen bertambah 20,39 poin atau 1,04% ke 1,982.66. Di Hong Kong, saham melawan tren, dengan perdagangan indeks Hang Seng turun 0,21% di sore hari.
Berototnya pasar Asia pada penutupan perdagangan Selasa ini, ditengarai sentimen positif dari data inflasi China. Melansir Reuters, Selasa (9/8), data Biro Statistik Nasional China menunjukkan inflasi konsumen naik 1,8% pada pertengahan tahun ini, sesuai dengan harapan. Sementara harga produsen turun 1,7% pada medio tahun ini. Adapun Reserve Bank of India meneruskan kebijakan moneter yang stabil.
(ven)