Caplok Anak Usaha Pertamina, PLN Ngaku Lebih Irit
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) mengaku akan memperoleh sejumlah efisiensi jika rencana perseroan untuk mencaplok saham PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah terealisasi. Rencananya, PLN akan mencaplok 50% saham milik anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut.
(Baca Juga: PLN Hanya Kuasai 50% Saham jika Akuisisi PGE)
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengungkapkan, salah satu manfaat yang akan diperoleh perseroan adalah harga beli uap dari Pertamina akan lebih murah. Saat ini, harga belinya masih sekitar USD11 hingga USD13 per mmbtu.
"Ya turun pasti (harga beli uap panas bumi), nanti untuk biaya panas bumi ini Insya Allah jadi turun biayanya. Kan itu komponen inti terbarukan. Sekarang ada yang USD11, ada yang USD13. Mudah-mudahan bisa single digit," katanya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (12/8/2016).
Mantan Bos BRI ini menjelaskan, sebelumnya perseroan harus melalui tangan Pertamina terlebih dahulu untuk membeli uap. Namun, jika PLN telah memiliki setengah saham PGE maka PLN langsung bisa mengambil uapnya untuk kemudian dijadikan listrik.
"Dulu uapnya dari Pertamina, habis itu baru dibeli oleh PLN, oleh swasta. Nah kan langsung perusahaannya ambilin uap langsung dijadiin listrik," imbuh dia.
Namun tambah Sofyan, hingga saat ini perseroan masih belum mengetahui biaya yang dibutuhkan untuk mencaplok saham PGE. "Belum tahu (modal yang dibutuhkan untuk caplok PGE). Lagi dihitung," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memerintahkan PLN (Persero) untuk mencaplok saham PGE. Namun, PLN tidak akan menguasai seluruh saham dari anak usaha Pertamina tersebut. PLN hanya akan mendapatkan 50% saham PGE, sementara setengahnya lagi tetap dalam kekuasaan Pertamina.
(Baca Juga: PLN Hanya Kuasai 50% Saham jika Akuisisi PGE)
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengungkapkan, salah satu manfaat yang akan diperoleh perseroan adalah harga beli uap dari Pertamina akan lebih murah. Saat ini, harga belinya masih sekitar USD11 hingga USD13 per mmbtu.
"Ya turun pasti (harga beli uap panas bumi), nanti untuk biaya panas bumi ini Insya Allah jadi turun biayanya. Kan itu komponen inti terbarukan. Sekarang ada yang USD11, ada yang USD13. Mudah-mudahan bisa single digit," katanya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (12/8/2016).
Mantan Bos BRI ini menjelaskan, sebelumnya perseroan harus melalui tangan Pertamina terlebih dahulu untuk membeli uap. Namun, jika PLN telah memiliki setengah saham PGE maka PLN langsung bisa mengambil uapnya untuk kemudian dijadikan listrik.
"Dulu uapnya dari Pertamina, habis itu baru dibeli oleh PLN, oleh swasta. Nah kan langsung perusahaannya ambilin uap langsung dijadiin listrik," imbuh dia.
Namun tambah Sofyan, hingga saat ini perseroan masih belum mengetahui biaya yang dibutuhkan untuk mencaplok saham PGE. "Belum tahu (modal yang dibutuhkan untuk caplok PGE). Lagi dihitung," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memerintahkan PLN (Persero) untuk mencaplok saham PGE. Namun, PLN tidak akan menguasai seluruh saham dari anak usaha Pertamina tersebut. PLN hanya akan mendapatkan 50% saham PGE, sementara setengahnya lagi tetap dalam kekuasaan Pertamina.
(akr)