Dapat Pinjaman dari IMF, Presiden Mesir Ingin Reformasi Ekonomi

Sabtu, 13 Agustus 2016 - 21:11 WIB
Dapat Pinjaman dari IMF, Presiden Mesir Ingin Reformasi Ekonomi
Dapat Pinjaman dari IMF, Presiden Mesir Ingin Reformasi Ekonomi
A A A
KAIRO - Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menyatakan ingin mendorong reformasi ekonomi di negaranya. Panglima militer Mesir yang naik takhta pada 2014 itu, berujar langkah reformasi ekonomi sangat diperlukan guna merias kembali perekonomian Mesir usai gejolak Arab Springs.

Kebijakan ini ditempuh Sisi setelah Mesir merundingkan program pinjaman USD12 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk waktu tiga tahun. Melansir Reuters, Sabtu (13/8/2016), IMF mengatakan telah setuju untuk memberikan pinjaman dan mendukung reformasi pemerintahan yang komprehensif.

Dan kesepakatan ini tunduk pada persetujuan akhir yang dipegang Komite Eksekutif IMF. Dimana terdapat pencairan pinjaman terkait dengan kemajuan pada berbagai reformasi. Diantaranya pemangkasan subsidi, pengenalan pajak pertambahan nilai (PPN), mengurangi birokrasi bagi investor asing dan pergeseran ke rezim nilai tukar yang lebih fleksibel.

"Mesir adalah negara yang kuat dengan potensi besar tetapi memiliki beberapa masalah yang perlu diperbaiki segera," ujar Kepala Misi IMF di Kairo, Chris Jarvis seperti dikutip CNBC.

Syarat dan ketentuan berlaku tersebut, kata Jarvis, bertujuan meningkatkan fungsi pasar valuta asing, menurunkan defisit anggaran dan utang pemerintah. Juga meningkatkan pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja.

Usai Mesir melakukan pembicaraan pinjaman pada Kamis (11/8), obligasi Mesir di perdagangan dunia naik ke level tertinggi sejak September 2015. Dan saham Negeri Piramida itu naik 1,1%.

Fund manager mengatakan, pinjaman USD12 miliar bisa mengurangi tekanan pada keuangan Mesir dan meningkatkan investasi asing. Gubernur Bank Sentral Mesir Tarek Amer mengatakan pinjaman akan memperbaiki cadangan devisa mereka. Saat ini cadangan devisa Mesir sekitar USD15,5 miliar yang hanya cukup untuk tiga bulan impor.

Namun para ekonom mengatakan kesepakatan dengan IMF akan menyebabkan kenaikan suku bunga untuk menstabilkan mata uang dan mengurangi inflasi, yang telah mencapai 14% sejak devaluasi pada Maret lalu.

"Dalam waktu dekat, kesepakatan dengan IMF kemungkinan akan menyebabkan devaluasi pound Mesir dan suku bunga yang lebih tinggi," ujar Capital Economics, memperkirakan pound Mesir akan mendevaluasi 9,5 terhadap dolar AS pada akhir tahun dari sekarang sekitar 8,78.

Selain itu, syarat pinjaman itu bisa menciptakan ledakan politik baru di Mesir, dimana puluhan juta masyarakat mengandalkan roti yang disubsidi negara. Apalagi upaya pemangkasan subsidi ini pernah menyebabkan kerusuhan pada tahun 1977.

Menanggapi itu, Sisi tidak bergeming. Ia menyatakan tidak ragu untuk menerapkan reformasi ekonomi yang disodorkan IMF. “Upaya pertama reformasi datang pada 1977 dan ketika itu tidak diterima oleh warga, pemerintah ragu-ragu untuk melakukan upaya reformasi, takut reaksi,” kata Sisi, seperti dilansir Reuters.

Sisi menambahkan dirinya tidak akan ragu untuk mengambil kesempatan yang kedua. “Hal ini (reformasi ekonomi) tidak hanya Anda yang akan menilai saya, sejarah juga akan menghakimi. Tapi semua keputusan sulit dimana banyak yang ragu-ragu untuk mengambilnya selama bertahun-tahun, akan saya ambil. Saya tidak akan ragu untuk mengambil untuk kesempatan yang kedua,” tandasnya.

Pria kelahiran Kairo, 19 Nopember 1954 itu, juga berencana untuk membuka investasi asing di Alexandria. Dan pengalaman, kata dia, tidak akan menghalanginya untuk mendorong melakukan reformasi ekonomi.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7753 seconds (0.1#10.140)