Pangkas Anggaran, Cara Jokowi Amankan Pelaksanaan APBNP
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa pemerintah selama semester II/2016 telah melakukan langkah konsolidasi fiskal guna mengamankan pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP). Salah satunya, dengan melakukan pemangkasan anggaran belanja pemerintah khususnya belanja operasional dan belanja barang.
Dia mengatakan, konsolidasi fiskal juga dilakukan untuk menjaga kepercayaan pasar dan dunia usaha, serta menjadi basis perencanaan fiskal dan pembangunan yang lebih realistis untuk 2017. Oleh sebab itu, alokasi anggaran lebih diprioritaskan untuk upaya pengentasan kemiskinan, pengurangan ketimpangan dan penciptaan lapangan kerja.
"Hasil penghematan itu selanjutnya dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan prioritas, terutama untuk menjaga kesejahteraan rakyat dan memberikan stimulus kegiatan perekonomian," katanya di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (16/8/2016).
Menurutnya, berbagai langkah pemerintah untuk menjaga stimulus fiskal di tengah tekanan melambatnya laju perekonomian global, telah mulai menuai hasil. Pada kuartal II/2016 ini, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,18%, meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal 1/2016 yang hanya tumbuh 4,91%.
"Pada kuartal II/2016, sektor-sektor terbesar seperti sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor industri pengolahan, dan sektor perdagangan tumbuh lebih tinggi jika dibandingkan kuartal I/2016," imbuh dia.
Di sisi lain sambung Jokowi, inflasi yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan rakyat sejauh ini relatif terkendali. Laju inflasi Juli 2016 dibandingkan dengan bulan yang sama 2015, tercatat sebesar 3,21%. Sehingga inflasi kumulatif bulan Januari sampai Juli 2016 sebesar 1,76%.
"Realisasi inflasi Juli tahun ini merupakan angka terendah dalam 5 tahun terakhir. Indikator kesejahteraan sosial Indonesia dalam dua tahun terakhir ini juga terus menunjukkan peningkatan," tuturnya.
Tak hanya itu, data pada Maret 2016 menunjukkan tingkat kemiskinan berhasil ditekan menjadi 10,86%. Tingkat ketimpangan yang ditunjukkan oleh gini ratio juga berhasil dikurangi menjadi 0,40. Dan tingkat pengangguran berhasil diturunkan menjadi 55,5%.
"Sementara itu, Indeks Pembangunan Manusia yang menunjukkan akses masyarakat terhadap sumber ekonomi, pendidikan, dan kesehatan terus mengalami kemajuan hingga mencapai angka 69,55 pada tahun 2015," tandasnya.
Dia mengatakan, konsolidasi fiskal juga dilakukan untuk menjaga kepercayaan pasar dan dunia usaha, serta menjadi basis perencanaan fiskal dan pembangunan yang lebih realistis untuk 2017. Oleh sebab itu, alokasi anggaran lebih diprioritaskan untuk upaya pengentasan kemiskinan, pengurangan ketimpangan dan penciptaan lapangan kerja.
"Hasil penghematan itu selanjutnya dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan prioritas, terutama untuk menjaga kesejahteraan rakyat dan memberikan stimulus kegiatan perekonomian," katanya di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (16/8/2016).
Menurutnya, berbagai langkah pemerintah untuk menjaga stimulus fiskal di tengah tekanan melambatnya laju perekonomian global, telah mulai menuai hasil. Pada kuartal II/2016 ini, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,18%, meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal 1/2016 yang hanya tumbuh 4,91%.
"Pada kuartal II/2016, sektor-sektor terbesar seperti sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor industri pengolahan, dan sektor perdagangan tumbuh lebih tinggi jika dibandingkan kuartal I/2016," imbuh dia.
Di sisi lain sambung Jokowi, inflasi yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan rakyat sejauh ini relatif terkendali. Laju inflasi Juli 2016 dibandingkan dengan bulan yang sama 2015, tercatat sebesar 3,21%. Sehingga inflasi kumulatif bulan Januari sampai Juli 2016 sebesar 1,76%.
"Realisasi inflasi Juli tahun ini merupakan angka terendah dalam 5 tahun terakhir. Indikator kesejahteraan sosial Indonesia dalam dua tahun terakhir ini juga terus menunjukkan peningkatan," tuturnya.
Tak hanya itu, data pada Maret 2016 menunjukkan tingkat kemiskinan berhasil ditekan menjadi 10,86%. Tingkat ketimpangan yang ditunjukkan oleh gini ratio juga berhasil dikurangi menjadi 0,40. Dan tingkat pengangguran berhasil diturunkan menjadi 55,5%.
"Sementara itu, Indeks Pembangunan Manusia yang menunjukkan akses masyarakat terhadap sumber ekonomi, pendidikan, dan kesehatan terus mengalami kemajuan hingga mencapai angka 69,55 pada tahun 2015," tandasnya.
(akr)