Jokowi Beberkan Asumsi-Asumsi Makro 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mematok rupiah bergerak di kisaran Rp14.600 pada rancangan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) 2021. Penetapan nilai tukar itu tak lepas dari adanya pemulihan ekonomi yang akan membaik pada tahun 2021.
"Rupiah diperkirakan bergerak pada kisaran Rp14.600 per dolar. Selain itu, suku bunga SBN 10 tahun yang diperkirakan sekitar 7,29%," kata Jokowi dalam video virtual, Jumat (14/8/2020).
Dia melanjutkan, lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 705.000 barel per hari (bph) dan 1.007.000 barel setara minyak per hari. ( Baca juga: Hasil SBMPTN Diumumkan Sore Ini, Dirjen Dikti Semangati Peserta Tak Lolos )
"Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan akan berkisar pada USD45 per barel," katanya.
Dia mengatakan, pandemi Covid-19 telah menjadi bencana kesehatan dan kemanusiaan di abad ini yang berimbas pada semua lini kehidupan manusia. Berawal dari masalah kesehatan, dampak pandemi Covid-19 telah meluas ke masalah sosial, ekonomi, bahkan ke sektor keuangan.
"Penanganan yang luar biasa telah dilakukan oleh banyak negara, terutama melalui stimulus fiskal," tandasnya. (Baca juga: Wasekjen Demokrat Sebut Tak Ada yang Istimewa dari Pidato Jokowi )
"Rupiah diperkirakan bergerak pada kisaran Rp14.600 per dolar. Selain itu, suku bunga SBN 10 tahun yang diperkirakan sekitar 7,29%," kata Jokowi dalam video virtual, Jumat (14/8/2020).
Dia melanjutkan, lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 705.000 barel per hari (bph) dan 1.007.000 barel setara minyak per hari. ( Baca juga: Hasil SBMPTN Diumumkan Sore Ini, Dirjen Dikti Semangati Peserta Tak Lolos )
"Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan akan berkisar pada USD45 per barel," katanya.
Dia mengatakan, pandemi Covid-19 telah menjadi bencana kesehatan dan kemanusiaan di abad ini yang berimbas pada semua lini kehidupan manusia. Berawal dari masalah kesehatan, dampak pandemi Covid-19 telah meluas ke masalah sosial, ekonomi, bahkan ke sektor keuangan.
"Penanganan yang luar biasa telah dilakukan oleh banyak negara, terutama melalui stimulus fiskal," tandasnya. (Baca juga: Wasekjen Demokrat Sebut Tak Ada yang Istimewa dari Pidato Jokowi )
(uka)