Realisasi Investasi Jateng Capai USD406,54 Juta
A
A
A
SEMARANG - Realisasi nilai investasi asing yang masuk ke Jawa Tengah selama semester I tahun 2016 mencapai USD406,54 juta dengan jumlah proyek mencapai 528.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pengembangan sekaligus Pelaksana Harian Kepala BPMD Jawa Tengah Didik Subiantoro mengatakan, sektor industri tekstil menjadi sektor primadona dari investasi asing yang masuk ke Jawa Tengah. Dengan jumlah 84 proyek dan nilai investasi sebesar USD101,380 juta.
Dia menyebutkan, nilai investasi paling besar berada di Kabupaten Sukoharjo, dengan total investasi hingga semester I tahun ini mencapai USD105,317 juta, dengan jumlah proyek mencapai 21 proyek.
“Secara nilai, investasi Sukoharjo memang paling tinggi tetapi untuk jumlah proyek paling banyak berada di semarang dengan 162 perusahaan asing yang masuk. Hanya saja nilai investasinya 57,483 juta dolar AS," katanya, Jumat (19/8/2016).
Dan Kota Semarang, kata Didik, merupakan daerah dengan jumlah proyek PMA paling banyak dibandingkan kota maupun kabupaten lain.
Ia menambahkan, investasi cukup besar juga mulai merambah daerah-daerah di luar Kota Semarang, diantaranya adalah Kabupaten Batang sebesar USD78.868 dengan sembilan proyek.
“Saat ini investasi yang masuk ke Jateng di dominasi dari Singapura, yang mencapai 110,767 juta dolar AS dengan jumlah proyek sebanyak 64, British Virgin Islands dengan nilai investasi 106,414 juta dolar AS dan jumlah proyek sebanyak 45,” ujarnya.
Didik mengatakan, pada tahun 2016, target investasi di Jateng adalah Rp27 triliun. Meski cukup besar, namun pihaknya cukup optimistis, target tersebut akan tercapai, atau bahkan melebihi target.
Karena itu, pihaknya terus berusaha meningkatkan nilai investasi di Jateng. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan sejumlah kemudahan terutama terkait dengan perizinan.
Saat ini, kata dia, Jateng sudah memiliki layanan perizinan satu pintu atau pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) yang ada di semua Kabupaten/Kota dan juga di Provinsi. Dengan adanya perizinan satu pintu ini akan memudahkan proses perizinan. Salah satu buktinya, ada beberapa izin usaha yang jika sesuai SOP bisa selesai dalam waktu 10 hari, namun saat ini bisa dipersingkat menjadi tiga hari.
“Investasi merupakan peluang Jateng untuk menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya sehingga angka kemiskinan dapat berkurang dan peningkatan pertumbuhan ekonomi semakin baik di Jateng,” ucapnya.
Ketua Apindo Jateng Frans Kongi mengatakan, Jawa Tengah memang menjadi salah satu daerah primadona untuk berinvestasi. Jawa Tengah sangatlah strategis, karena masih memiliki lahan yang cukup luas untuk pengembangan kawasan industri dengan tenaga kerja yang cukup serta keterampilan yang memadai.
Frans mengakui, masalah perizinan masih menjadi salah satu kendala dalam berinvestasi. Mahalnya biaya juga menjadi beban bagi para pengusaha. Karena itu, sambung dia, dalam rangka percepatan investasi di Jateng, pemerintah harus memberikan inovasi, percepatan dalam hal perizinan.
“Kami dari Apindo juga akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperluas usaha di Jateng. Tidak hanya itu, Apindo Juga akan mengundang investor-investor di luar Jateng untuk datang, untuk terus meningkatkan iklim investasi di Jateng,” katanya.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pengembangan sekaligus Pelaksana Harian Kepala BPMD Jawa Tengah Didik Subiantoro mengatakan, sektor industri tekstil menjadi sektor primadona dari investasi asing yang masuk ke Jawa Tengah. Dengan jumlah 84 proyek dan nilai investasi sebesar USD101,380 juta.
Dia menyebutkan, nilai investasi paling besar berada di Kabupaten Sukoharjo, dengan total investasi hingga semester I tahun ini mencapai USD105,317 juta, dengan jumlah proyek mencapai 21 proyek.
“Secara nilai, investasi Sukoharjo memang paling tinggi tetapi untuk jumlah proyek paling banyak berada di semarang dengan 162 perusahaan asing yang masuk. Hanya saja nilai investasinya 57,483 juta dolar AS," katanya, Jumat (19/8/2016).
Dan Kota Semarang, kata Didik, merupakan daerah dengan jumlah proyek PMA paling banyak dibandingkan kota maupun kabupaten lain.
Ia menambahkan, investasi cukup besar juga mulai merambah daerah-daerah di luar Kota Semarang, diantaranya adalah Kabupaten Batang sebesar USD78.868 dengan sembilan proyek.
“Saat ini investasi yang masuk ke Jateng di dominasi dari Singapura, yang mencapai 110,767 juta dolar AS dengan jumlah proyek sebanyak 64, British Virgin Islands dengan nilai investasi 106,414 juta dolar AS dan jumlah proyek sebanyak 45,” ujarnya.
Didik mengatakan, pada tahun 2016, target investasi di Jateng adalah Rp27 triliun. Meski cukup besar, namun pihaknya cukup optimistis, target tersebut akan tercapai, atau bahkan melebihi target.
Karena itu, pihaknya terus berusaha meningkatkan nilai investasi di Jateng. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan sejumlah kemudahan terutama terkait dengan perizinan.
Saat ini, kata dia, Jateng sudah memiliki layanan perizinan satu pintu atau pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) yang ada di semua Kabupaten/Kota dan juga di Provinsi. Dengan adanya perizinan satu pintu ini akan memudahkan proses perizinan. Salah satu buktinya, ada beberapa izin usaha yang jika sesuai SOP bisa selesai dalam waktu 10 hari, namun saat ini bisa dipersingkat menjadi tiga hari.
“Investasi merupakan peluang Jateng untuk menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya sehingga angka kemiskinan dapat berkurang dan peningkatan pertumbuhan ekonomi semakin baik di Jateng,” ucapnya.
Ketua Apindo Jateng Frans Kongi mengatakan, Jawa Tengah memang menjadi salah satu daerah primadona untuk berinvestasi. Jawa Tengah sangatlah strategis, karena masih memiliki lahan yang cukup luas untuk pengembangan kawasan industri dengan tenaga kerja yang cukup serta keterampilan yang memadai.
Frans mengakui, masalah perizinan masih menjadi salah satu kendala dalam berinvestasi. Mahalnya biaya juga menjadi beban bagi para pengusaha. Karena itu, sambung dia, dalam rangka percepatan investasi di Jateng, pemerintah harus memberikan inovasi, percepatan dalam hal perizinan.
“Kami dari Apindo juga akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperluas usaha di Jateng. Tidak hanya itu, Apindo Juga akan mengundang investor-investor di luar Jateng untuk datang, untuk terus meningkatkan iklim investasi di Jateng,” katanya.
(ven)