Rezim Devisa Bebas Bikin Dana WNI Kabur ke Luar Negeri

Sabtu, 20 Agustus 2016 - 03:15 WIB
Rezim Devisa Bebas Bikin Dana WNI Kabur ke Luar Negeri
Rezim Devisa Bebas Bikin Dana WNI Kabur ke Luar Negeri
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, rezim devisa bebas membuat dana warga negara Indonesia (WNI) banyak kabur ke luar negeri. Namun, hal tersebut tidaklah melanggar hukum karena telah tercantum dalam Undang-undang (UU) Lalu Lintas Devisa Bebas.

Dia menambahkan lalu lintas devisa bebas membuat WNI tidak dilarang untuk menyimpan atau memiliki aset di luar negeri. Akibatnya, hal tersebut menjadi celah orang Indonesia lebih memilih menyimpan aset dan uangnya diluar negeri.

"Tidak seperti Malaysia, ekspor hasil devisanya harus masuk dulu ke perbankan Malaysia baru boleh keluar, Thailand lebih ketat lagi tidak hanya disimpan di bank tapi dikonvert dalam bath," katanya, dalam Dialog Ekonomi Indonesia Terkait Pengampunan Pajak, di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (19/8).

(Baca Juga: Tak Lapor Aset lewat Tax Amnesty Terancam Diadili)

‎Mantan Menteri Keuangan ini mengisahkan pada era 1970 sampai 1980 an, orang Indonesia banyak melakukan bisnis dan mengekspor hasil produksi minyak dan gas bumi ke luar negeri. Kemudian, pada 1990-an beralih mengekspor kayu, kondisi ini sebenarnya banyak menghasilkan devisa. Namun karena tidak ada keharusan menyimpan devisa di dalam negeri, pengusaha memilih devisa tersebut disimpan atau dijadikan aset di luar negeri ‎.

"Kenapa banyak aset di luar negeri jangan lupa Indonesia banyak komoditas, uang ini dari komoditas waktu tahun 70-80 kita booming migas. Tahun 90 booming kayu ekspornya kemudian kita tidak tahu larinya kemana?," tuturnya.

Bambang menambahkan, krisis ekonomi pada 1998 tidak ketinggalan membuat orang Indonesia memindahkan uangnya ke luar negeri. Pasalnya, mereka khawatir dengan kondisi perekonomian Indonesia kala itu. ‎"1998 terjadi krisis keuangan di Indonesia, ada ratusan triliun pindah keluar karena khawatir dengan keuangan Indonesia," imbuh dia.

Setelah perekonomian Indonesia mulai bangkit pasca krisis, sambungnya Indonesia kembali mengalami booming komoditas batubara dan sawit. Namun lagi-lagi, dananya tidak masuk ke Indonesia dan lebih banyak lari ke luar negeri. ‎"Jadi kita kaya komoditas dan bebas maka sangat besar devisa tidak kembali ke Indonesia devisa keluar tapi tidak salah," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8123 seconds (0.1#10.140)