Sri Sultan Gagas Pembentukan Smart City
A
A
A
YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengaku tengah menggagas pembentukan smart city di Yogyakarta. Smart city merupakan bentuk kota di mana semua fasilitas umum termasuk alat pembayaran sudah terintegrasi satu sama lainnya. Pembentukan smart city ini untuk mempermudah layanan terhadap masyarakat.
Sultan mengatakan, smart city diperlukan untuk memotong rantai birokrasi yang dituding sebagai salah satu penghambat dalam pemberian layanan kepada masyarakat. Di era digitalisasi seperti sekarang ini, Smart City sangat mungkin diwujudkan. Di mana semua data akan terintegrasi satu sama lainnya sehingga memudahkan dalam memberikan layanan.
"Kami sedang menggagasnya untuk layanan yang lebih baik," ujarnya usai meninjau booth pameran UMKM di alun-alun utara Yogyakarta, Senin (22/8/2016).
Smart city dapat digunakan untuk mengefektifkan kerja dari setiap institusi atau lembaga yang ada dalam memberikan layanan. Ia mencontohkan sistem rujukan rumah sakit dari seorang pasien harusnya sudah dipercepat lagi agar nasib pasien tidak terkatung-katung menunggu prosedur layanan yang diterapkan oleh pihak rumah sakit.
Dengan data yang sudah terintegrasi tersebut, maka pasien sudah tidak perlu lagi ditanya penyakitnya apa serta alat pembayarannya karena semua sudah tertera dalam basis data. Pihak rumah sakit tempat rujukan langsung bisa memberikan tindakan ataupun layanan lagi tanpa prosedur yang berbelit.
Tak hanya itu, ia juga menginginkan nantinya alat pembayaran juga bisa terintegrasi dan tersistem secara online. Layanan parkir hingga pembayaran alat transportasi publik harusnya sudah bisa dilakukan secara online. Seperti pembayaran tiket Transjogja harus bisa diakses di berbagai tempat tanpa terbatas waktu. Ke depan, jaminan keamanan serta perilaku menyimpang dari pengelola bisa diminimalisir.
"Nanti kalau sudah terintegrasi maka manipulasi data sudah tidak bisa dilakukan lagi," ujarnya.
Hanya saja, lanjutnya, untuk mewujudkan smart city tersebut memang memerlukan tahapan yang tidak sedikit. Pihaknya perlu mempersiapkan infrastruktur jaringan pendukung dari smart city tersebut. Dengan jaringan pendukung yang terkoneksi satu sama lain maka program smart city niscaya dapat tercapai.
Sultan mengatakan, smart city diperlukan untuk memotong rantai birokrasi yang dituding sebagai salah satu penghambat dalam pemberian layanan kepada masyarakat. Di era digitalisasi seperti sekarang ini, Smart City sangat mungkin diwujudkan. Di mana semua data akan terintegrasi satu sama lainnya sehingga memudahkan dalam memberikan layanan.
"Kami sedang menggagasnya untuk layanan yang lebih baik," ujarnya usai meninjau booth pameran UMKM di alun-alun utara Yogyakarta, Senin (22/8/2016).
Smart city dapat digunakan untuk mengefektifkan kerja dari setiap institusi atau lembaga yang ada dalam memberikan layanan. Ia mencontohkan sistem rujukan rumah sakit dari seorang pasien harusnya sudah dipercepat lagi agar nasib pasien tidak terkatung-katung menunggu prosedur layanan yang diterapkan oleh pihak rumah sakit.
Dengan data yang sudah terintegrasi tersebut, maka pasien sudah tidak perlu lagi ditanya penyakitnya apa serta alat pembayarannya karena semua sudah tertera dalam basis data. Pihak rumah sakit tempat rujukan langsung bisa memberikan tindakan ataupun layanan lagi tanpa prosedur yang berbelit.
Tak hanya itu, ia juga menginginkan nantinya alat pembayaran juga bisa terintegrasi dan tersistem secara online. Layanan parkir hingga pembayaran alat transportasi publik harusnya sudah bisa dilakukan secara online. Seperti pembayaran tiket Transjogja harus bisa diakses di berbagai tempat tanpa terbatas waktu. Ke depan, jaminan keamanan serta perilaku menyimpang dari pengelola bisa diminimalisir.
"Nanti kalau sudah terintegrasi maka manipulasi data sudah tidak bisa dilakukan lagi," ujarnya.
Hanya saja, lanjutnya, untuk mewujudkan smart city tersebut memang memerlukan tahapan yang tidak sedikit. Pihaknya perlu mempersiapkan infrastruktur jaringan pendukung dari smart city tersebut. Dengan jaringan pendukung yang terkoneksi satu sama lain maka program smart city niscaya dapat tercapai.
(ven)