Enam Rekomendasi Dorong Industri Pariwisata Indonesia Timur
A
A
A
JAKARTA - Peningkatan daya saing industri pariwisata diyakini mampu menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru dan dapat menjadi strategi khusus untuk mendukung ekonomi saat ini.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan bahwa perlambatan ekonomi di Indonesia dipengaruhi oleh dinamika yang terjadi baik dari sisi eksternal maupun domestik, termasuk terjadinya penurunan harga komoditas dunia yang cukup signifikan.
"Menghadapi tantangan tersebut, perekonomian Indonesia tidak lagi dapat mengandalkan ekspor SDA (Sumber Daya Alam) sebagai motor pertumbuhan," kata dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (2/9/2016).
Sehingga menurutnya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, Bank Indonesia menggagas 4 (empat) pilar prioritas kebijakan salah satunya melalui peningkatan daya saing pariwisata.
Menurutnya, untuk mengoptimalkan daya saing pariwisata tersebut, perlu kerjasama seluruh pihak terkait, baik Bank Indonesia, Pemerintah dan otoritas daerah lainnya, pengusaha dan akademisi.
Pemerintah telah menetapkan 4 (empat) destinasi wisata di wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI) sebagai prioritas pengembangan 10 (sepuluh) destinasi wisata Indonesia, hal tersebut merupakan peluang untuk meningkatkan kinerja pariwisata di daerah.
Namun disisi lain, peningkatan kinerja pariwisata khususnya di wilayah KTI masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain kurangnya dukungan infrastruktur konektivtivitas terhadap akses ke lokasi objek wisata.
Oleh karena itu, dalam diskusi publik tersebut disampaikan 6 (enam) Rekomendasi Kebijakan Sektor Pariwisata khususnya di wilayah KTI, yaitu pertama perlu adanya komitmen dari pemerintah untuk percepatan realisasi infrastruktur.
Kedua, perlu sinergitas pemerintah pusat dan daerah untuk percepatan pembangunan. Ketiga, pemanfaatan teknologi informasi untuk efisiensi perluasan cakupan promosi pariwisata Indonesia;
"Keempat, pembangunan jaringan intergrasi transportasi antar destinasi wisata di KTI dengan menjadikan pelabuhan dengan dengan comparative advantage tertinggi sebagai Hub," ungkap Perry.
Kelima, menambah bandara yang melayani penerbangan internasional, khususnya ke daerah terdekat dengan destinasi wisata, serta keenam enambah jumlah pelabuhan yang dapat disinggahi kapal pesiar, serta penyiapan infrastruktur maupun SDM yang dapat melayani turis mancanegara yang berkunjung melalui kapal pesiar.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan bahwa perlambatan ekonomi di Indonesia dipengaruhi oleh dinamika yang terjadi baik dari sisi eksternal maupun domestik, termasuk terjadinya penurunan harga komoditas dunia yang cukup signifikan.
"Menghadapi tantangan tersebut, perekonomian Indonesia tidak lagi dapat mengandalkan ekspor SDA (Sumber Daya Alam) sebagai motor pertumbuhan," kata dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (2/9/2016).
Sehingga menurutnya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, Bank Indonesia menggagas 4 (empat) pilar prioritas kebijakan salah satunya melalui peningkatan daya saing pariwisata.
Menurutnya, untuk mengoptimalkan daya saing pariwisata tersebut, perlu kerjasama seluruh pihak terkait, baik Bank Indonesia, Pemerintah dan otoritas daerah lainnya, pengusaha dan akademisi.
Pemerintah telah menetapkan 4 (empat) destinasi wisata di wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI) sebagai prioritas pengembangan 10 (sepuluh) destinasi wisata Indonesia, hal tersebut merupakan peluang untuk meningkatkan kinerja pariwisata di daerah.
Namun disisi lain, peningkatan kinerja pariwisata khususnya di wilayah KTI masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain kurangnya dukungan infrastruktur konektivtivitas terhadap akses ke lokasi objek wisata.
Oleh karena itu, dalam diskusi publik tersebut disampaikan 6 (enam) Rekomendasi Kebijakan Sektor Pariwisata khususnya di wilayah KTI, yaitu pertama perlu adanya komitmen dari pemerintah untuk percepatan realisasi infrastruktur.
Kedua, perlu sinergitas pemerintah pusat dan daerah untuk percepatan pembangunan. Ketiga, pemanfaatan teknologi informasi untuk efisiensi perluasan cakupan promosi pariwisata Indonesia;
"Keempat, pembangunan jaringan intergrasi transportasi antar destinasi wisata di KTI dengan menjadikan pelabuhan dengan dengan comparative advantage tertinggi sebagai Hub," ungkap Perry.
Kelima, menambah bandara yang melayani penerbangan internasional, khususnya ke daerah terdekat dengan destinasi wisata, serta keenam enambah jumlah pelabuhan yang dapat disinggahi kapal pesiar, serta penyiapan infrastruktur maupun SDM yang dapat melayani turis mancanegara yang berkunjung melalui kapal pesiar.
(akr)