Data Tenaga Kerja Agustus Dirilis, Ekonomi AS Melambat

Minggu, 04 September 2016 - 06:30 WIB
Data Tenaga Kerja Agustus Dirilis, Ekonomi AS Melambat
Data Tenaga Kerja Agustus Dirilis, Ekonomi AS Melambat
A A A
NEW YORK - Ekonomi Amerika Serikat (AS) masih belum memperlihatkan penguatan signifikan ketika data tenaga kerja yang baru dirilis Departemen Tenaga Kerja AS untuk bulan Agustus 2016 lebih rendah dari prediksi. Jumlah pekerjaan baru yang tercipta dalam perekonomian AS selama Agustus tercatat sebesar 151.000, sementara tingkat pengangguran bertahan pada level 4,9%.

Dilansir BBCnews, Minggu (4/9/2016) jumlah tambahan pekerjaan baru mengalami penurunan dari Juli sebesar 275.000 yang telah direvisi, penambahan ini juga lebih rendah dari rata-rata bulan selama 12 bulan sebelumnya pada kisaran 204.000. Kondisi ini membuat para ekonomi berpikir kemungkinan besar Bank Sentral AS atau The Fed akan menunda kenaikan suku bunga acuan (Fed rate).

Data resmi untuk negara "non-farm payrolls" menunjukkan bahwa jumlah orang yang tidak bekerja pada Agustus sebesar 7,8 juta jiwa. Ekonomi AS terlihat masih melambat sejak resesi terakhir pada 2009, lalu. Sebelumnya banyak ekonomi AS yang memperkirakan bakal terjadi kenaikan yang lebih besar pada data tenaga kerja baru di kisaran 190.000 per bulan.

Tapi perlambatan perluasan tenaga kerja AS di Agustus, menunjukkan kemungkinan besar bahwa Fed yang sebelumnya dikatakan bisa menaikkan Fed rate pada bulan ini bakal diundur hingga akhir tahun dengan peluang terbaik di Desember 2016. Di sisi lain Gubernur The Fed Janet Yellen, sempat mengatakan pertumbuhan ekonomi AS dan data ketenagakerjaan memperlihatkan penguatan dalam beberapa bulan terakhir.

Sedangkan Wakil Ketua Fed Stanley Fisher yang berbicara baru-baru ini di Jackson Hole mengatakan bahwa yang paling menonjol ekonomi Amerika saat ini adalah kekuatan pasar tenaga kerja AS. "Ekonomi AS telah menguat, dengan data pekerjaan yang kuat dalam tiga bulan terakhir dan laporan pasar tenaga kerja yang akan datang mungkin akan menimbang keputusan kami, bersama dengan data lain yang mungkin datang," kata Fisher di Jackson Hole di sela-sela simposium dunia bank sentral akhir pekan lalu.

Sementara Kepala Ekonom di layanan data keuangan Markit Chris Williamson mengatakan The Fed akan bergantung pada data payroll untuk melihat tekanan dan menimbang kebijakan lanjutan pada September.

"Namun, dengan data survei menunjukkan perlambatan dalam tenaga kerja dan bisnis aktivitas dalam beberapa hari terakhir menimbulkan ketidakpastian ditambah pemilihan presiden. Kenaikan paling mungkin di akhir tahun, kemungkinan Desember, tetap mengacu pada data ekonomi di kuartal keempat," ungkap Chris.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8702 seconds (0.1#10.140)