Jokowi Bilang Persaingan Negara Makin Sengit
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin telah mengakhiri rangkaian agenda kunjungan kenegaraannya ke China dan Laos. Dari hasil kunjungannya tersebut, Jokowi mengaku menemukan fakta bahwa saat ini persaingan antar negara untuk memperebutkan arus modal masuk dan investasi semakin sengit.
Sejak 2 September 2016, Jokowi melaksanakan kunjungan kenegaraan ke China dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Hangzhou, China. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini melanjutkan lawatannya ke Laos dalam rangka menghadiri ASEAN Summit 2016 di Laos.
"Dari pertemuan dengan kepala negara dan kepala pemerintahan baik di G20 maupun di ASEAN Summit sangat kelihatan sekali betapa sekarang ini persaingan antar negara sangat sengit, betapa kompetisi antara negara sangat sengit, betapa pertarungan antar negara dalam perebutan kue ekonomi baik berupa investasi baik berupa uang masuk arus modal sangat sengit sekali," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (9/9/2016).
Sebab itu, sambung mantan Wali Kota Solo ini, pemerintah perlu menentukan arah fokus bisnis di Tanah Air. Sehingga, Indonesia akan bisa mengambil posisi dan menciptakan diferensiasi Indonesia dari negara lain.
"Kita bisa membangun brand negara sehingga mudah kita menyelesaikan persoala- persoalan dan tanpa harus kita kejar-kejaran apalagi kalah bersaing. Fokus yang akan kita sampaikan," imbuh dia.
Jokowi pun meminta Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) untuk memetakan perbaikan apa yang harus dilakukan terhadap ekonomi Indonesia setelah 71 tahun merdeka.
"Saya kira nanti Pak Wapres akan menceritakan Perjalanan. 71 tahun ekonomi Indonesia akan kita lihat sebetulnya di mana yang harus diperbaiki di mana yang harus kita waspadai. Saya kira akan kelihatan sekali kalau nanti sudah disampaikan," tandasnya.
Sejak 2 September 2016, Jokowi melaksanakan kunjungan kenegaraan ke China dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Hangzhou, China. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini melanjutkan lawatannya ke Laos dalam rangka menghadiri ASEAN Summit 2016 di Laos.
"Dari pertemuan dengan kepala negara dan kepala pemerintahan baik di G20 maupun di ASEAN Summit sangat kelihatan sekali betapa sekarang ini persaingan antar negara sangat sengit, betapa kompetisi antara negara sangat sengit, betapa pertarungan antar negara dalam perebutan kue ekonomi baik berupa investasi baik berupa uang masuk arus modal sangat sengit sekali," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (9/9/2016).
Sebab itu, sambung mantan Wali Kota Solo ini, pemerintah perlu menentukan arah fokus bisnis di Tanah Air. Sehingga, Indonesia akan bisa mengambil posisi dan menciptakan diferensiasi Indonesia dari negara lain.
"Kita bisa membangun brand negara sehingga mudah kita menyelesaikan persoala- persoalan dan tanpa harus kita kejar-kejaran apalagi kalah bersaing. Fokus yang akan kita sampaikan," imbuh dia.
Jokowi pun meminta Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) untuk memetakan perbaikan apa yang harus dilakukan terhadap ekonomi Indonesia setelah 71 tahun merdeka.
"Saya kira nanti Pak Wapres akan menceritakan Perjalanan. 71 tahun ekonomi Indonesia akan kita lihat sebetulnya di mana yang harus diperbaiki di mana yang harus kita waspadai. Saya kira akan kelihatan sekali kalau nanti sudah disampaikan," tandasnya.
(izz)