Inspirasi untuk Mendorong Kreativitas Anak Bangsa
A
A
A
SEBUAH ajang untuk menimba ilmu pengetahuan dan berbagi inspirasi terkait model ekonomi baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali digelar. Indonesia Knowledge Forum (IKF) yang diselenggarakan oleh BCA Learning Service (BLS) tahun ke-5 ini akan dilangsungkan pada 6-7 Oktober 2016 di Jakarta.
IKF V 2016 kali ini mengusung tema ”Inovasi, Ekonomi Baru dan Kreativitas” dengan para pembicara berkompeten dan terkemuka di bidangnya. Pembina BCA Learning Service dan Komisaris BCA, Cyrillus Harinowo, mengatakan bahwa dengan perekonomian global yang melambat, ekonomi domestik menjadi tumpuan untuk menggerakkan perekonomian nasional. Dengan demikian, sumber-sumber pertumbuhan ekonomi domestik seperti ekonomi kreatif harus digali dan dikembangkan.
”Banyak hal yang berkaitan dengan ekonomi baru yang sangat lekat dengan kreativitas, misalnya pariwisata. Kita lihat anak-anak muda kita sekarang memiliki kreativitas yang sangat tinggi. Jadi, kita coba memberi ruang kreatif yang lebih besar pada IKF tahun ini,” ujar Harinowo.
Menurutnya, BCA Learning Service sejak lama memiliki perhatian khusus pada ekonomi kreatif Indonesia. Terlihat pada tahun 2012, IKF menghadirkan CEO Gojek Nadiem Makarim sebagai salah satu pembicara. Tahun ini, BCA juga menggelar Financial Hackathon (Finhacks) yang diikuti oleh banyak anak muda dan pengembang inovatif yang menawarkan solusi teknologi keuangan.
Pembicara Terkemuka
Ajang IKF 2016 pada hari pertama akan dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Sesi berikutnya dilanjutkan oleh dua pembicara lain yang juga akan menyampaikan materi tentang ekonomi kreatif, yakni Yohanes Surya (Founder Yayasan Surya Institute) yang akan membawakan tema How to Build Creative Learning dan William Tanuwijaya (CEO Tokopedia) dengan tema Creativity and Technology that Change Business Model.
Hari kedua, peserta dapat memilih empat track sesi, yaitu Economy, Marketing, Creativity & Innovation, Human Capital & Leadership. Hadir pembicara terkemuka seperti Mohammad Feriadi (CEO JNE), Pandji Pragiwaksono (Indiepreneur& Stand-Up Comedian), Emirsyah Satar (Chairman Mataharimall.com), dan ditutup dengan inspiring talkshow bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya.
IKF juga memberi kesempatan bagi kepala daerah untuk membagi inspirasi. Jika pada penyelenggaraan IKF sebelumnya pernah mengundang Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, IKF 2016 akan menghadirkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
General Manager BCA Learning Service Lena Setiawati mengatakan, selain menjadi panggung untuk saling bertukar pikiran dan pengetahuan serta memotivasi, tagline generik dari IKF adalah sumbangsih terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Harapannya adalah banyak peserta IKF yang terinspirasi untuk memulai atau mengembangkan usaha, yang berarti akan semakin banyak pula bermunculan bisnis-bisnis baru.
”Pembicara itu tidak harus menginspirasi pengusaha besar saja, kalangan akademisi juga perlu inspirasi di mana bisnis itu dimulai. Kalau banyak bisnis tumbuh, ekonomi juga tumbuh,” ungkap Lena,
Fenomena Pengusaha Muda Kreatif
Saat ini muncul fenomena para anak muda yang mencatat prestasi gemilang di dunia usaha. Salah satu pembicara IKF V 2016 Perry Tristianto, pebisnis sekaligus pemilik wisata kreatif akan berbagi cerita. Sebagai pemilik usaha Raja Factory Outlet, Farm House Susu Lembang, dan Floating Market, Perry mengaku tak segan berbagi tips dan pengalaman dengan generasi muda yang sukses meniti kariernya dari usia belia.
Perry menegaskan kunci utama untuk mengembangkan bisnisnya ada pada kekuatan inovasi. Mengawali usahanya dari berjualan pakaian, kini Perry mampu menempatkan posisinya sebagai pebisnis wisata kreatif yang sukses.
“Di Indonesia itu banyak orang-orang pintar dan kreatif. Saya pun kerap bertemu dengan mereka yang sukses di usia di bawah 30 tahun. Ini patut menjadi gambaran bahwa sebagai pengusaha kita harus memiliki keberanian untuk mengeksplorasi bisnis sesuai kemajuan zaman dan teknologi," ucap Perry.
IKF V 2016 juga akan menyajikan pengetahuan mengenai bagaimana organisasi agar tetap mampu berkembang dalam menghadapi gelombang generasi baru yang membawa perubahan.
Dengan menghadirkan para pelaku industri kreatif, kegiatan ini diharapkan dapat memberi inspirasi dan pengetahuan yang dapat diterapkan oleh setiap individu maupun organisasi. Harapannya, akan semakin banyak bisnis-bisnis baru yang bermunculan dan berkembang sehingga menunjang perekonomian Indonesia.
Antusiasme Peserta IKF
Peserta IKF datang dari beragam kalangan mulai dari nasabah BCA, pebisnis, internal BCA, dosen dan mahasiswa, dan masyarakat umum. Kesuksesan program ini didukung juga oleh peserta yang secara loyal terus mengikuti ajang IKF mulai dari IKF pertama kali hingga kini.
”Setiap kali menyelenggarakan event seperti ini kami ingin memperkaya pengetahuan peserta dengan ilmu-ilmu baru atau cerita tentang perkembangan ekonomi terkini. Pada saat bersamaan juga memperkaya pengetahuan orang-orang di internal BCA sendiri. Jadi, kita sama-sama belajar dan saling memperkuat,” tutur Harinowo.
Peserta IKF dari tahun ke tahun terus bertambah, hingga mencapai lebih dari 1.000 orang, Dengan antusiasme yang begitu besar, ajang ini sangat potensial untuk membagi pengetahuan ke banyak masyarakat di Indonesia.
”Bagi BCA sendiri ajang IKF ini bisa berperan dalam mengembangkan brand value dari BCA. Menurut lembaga global, brand value dari BCA mencapai USD 9,7 miliar. Padahal, 100 brand value tertinggi secara global itu, posisi yang terendah nilainya USD10 miliar. Artinya BCA sudah sangat mendekati Top 100,” tambah Harinowo.
IKF V 2016 kali ini mengusung tema ”Inovasi, Ekonomi Baru dan Kreativitas” dengan para pembicara berkompeten dan terkemuka di bidangnya. Pembina BCA Learning Service dan Komisaris BCA, Cyrillus Harinowo, mengatakan bahwa dengan perekonomian global yang melambat, ekonomi domestik menjadi tumpuan untuk menggerakkan perekonomian nasional. Dengan demikian, sumber-sumber pertumbuhan ekonomi domestik seperti ekonomi kreatif harus digali dan dikembangkan.
”Banyak hal yang berkaitan dengan ekonomi baru yang sangat lekat dengan kreativitas, misalnya pariwisata. Kita lihat anak-anak muda kita sekarang memiliki kreativitas yang sangat tinggi. Jadi, kita coba memberi ruang kreatif yang lebih besar pada IKF tahun ini,” ujar Harinowo.
Menurutnya, BCA Learning Service sejak lama memiliki perhatian khusus pada ekonomi kreatif Indonesia. Terlihat pada tahun 2012, IKF menghadirkan CEO Gojek Nadiem Makarim sebagai salah satu pembicara. Tahun ini, BCA juga menggelar Financial Hackathon (Finhacks) yang diikuti oleh banyak anak muda dan pengembang inovatif yang menawarkan solusi teknologi keuangan.
Pembicara Terkemuka
Ajang IKF 2016 pada hari pertama akan dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Sesi berikutnya dilanjutkan oleh dua pembicara lain yang juga akan menyampaikan materi tentang ekonomi kreatif, yakni Yohanes Surya (Founder Yayasan Surya Institute) yang akan membawakan tema How to Build Creative Learning dan William Tanuwijaya (CEO Tokopedia) dengan tema Creativity and Technology that Change Business Model.
Hari kedua, peserta dapat memilih empat track sesi, yaitu Economy, Marketing, Creativity & Innovation, Human Capital & Leadership. Hadir pembicara terkemuka seperti Mohammad Feriadi (CEO JNE), Pandji Pragiwaksono (Indiepreneur& Stand-Up Comedian), Emirsyah Satar (Chairman Mataharimall.com), dan ditutup dengan inspiring talkshow bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya.
IKF juga memberi kesempatan bagi kepala daerah untuk membagi inspirasi. Jika pada penyelenggaraan IKF sebelumnya pernah mengundang Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, IKF 2016 akan menghadirkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
General Manager BCA Learning Service Lena Setiawati mengatakan, selain menjadi panggung untuk saling bertukar pikiran dan pengetahuan serta memotivasi, tagline generik dari IKF adalah sumbangsih terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Harapannya adalah banyak peserta IKF yang terinspirasi untuk memulai atau mengembangkan usaha, yang berarti akan semakin banyak pula bermunculan bisnis-bisnis baru.
”Pembicara itu tidak harus menginspirasi pengusaha besar saja, kalangan akademisi juga perlu inspirasi di mana bisnis itu dimulai. Kalau banyak bisnis tumbuh, ekonomi juga tumbuh,” ungkap Lena,
Fenomena Pengusaha Muda Kreatif
Saat ini muncul fenomena para anak muda yang mencatat prestasi gemilang di dunia usaha. Salah satu pembicara IKF V 2016 Perry Tristianto, pebisnis sekaligus pemilik wisata kreatif akan berbagi cerita. Sebagai pemilik usaha Raja Factory Outlet, Farm House Susu Lembang, dan Floating Market, Perry mengaku tak segan berbagi tips dan pengalaman dengan generasi muda yang sukses meniti kariernya dari usia belia.
Perry menegaskan kunci utama untuk mengembangkan bisnisnya ada pada kekuatan inovasi. Mengawali usahanya dari berjualan pakaian, kini Perry mampu menempatkan posisinya sebagai pebisnis wisata kreatif yang sukses.
“Di Indonesia itu banyak orang-orang pintar dan kreatif. Saya pun kerap bertemu dengan mereka yang sukses di usia di bawah 30 tahun. Ini patut menjadi gambaran bahwa sebagai pengusaha kita harus memiliki keberanian untuk mengeksplorasi bisnis sesuai kemajuan zaman dan teknologi," ucap Perry.
IKF V 2016 juga akan menyajikan pengetahuan mengenai bagaimana organisasi agar tetap mampu berkembang dalam menghadapi gelombang generasi baru yang membawa perubahan.
Dengan menghadirkan para pelaku industri kreatif, kegiatan ini diharapkan dapat memberi inspirasi dan pengetahuan yang dapat diterapkan oleh setiap individu maupun organisasi. Harapannya, akan semakin banyak bisnis-bisnis baru yang bermunculan dan berkembang sehingga menunjang perekonomian Indonesia.
Antusiasme Peserta IKF
Peserta IKF datang dari beragam kalangan mulai dari nasabah BCA, pebisnis, internal BCA, dosen dan mahasiswa, dan masyarakat umum. Kesuksesan program ini didukung juga oleh peserta yang secara loyal terus mengikuti ajang IKF mulai dari IKF pertama kali hingga kini.
”Setiap kali menyelenggarakan event seperti ini kami ingin memperkaya pengetahuan peserta dengan ilmu-ilmu baru atau cerita tentang perkembangan ekonomi terkini. Pada saat bersamaan juga memperkaya pengetahuan orang-orang di internal BCA sendiri. Jadi, kita sama-sama belajar dan saling memperkuat,” tutur Harinowo.
Peserta IKF dari tahun ke tahun terus bertambah, hingga mencapai lebih dari 1.000 orang, Dengan antusiasme yang begitu besar, ajang ini sangat potensial untuk membagi pengetahuan ke banyak masyarakat di Indonesia.
”Bagi BCA sendiri ajang IKF ini bisa berperan dalam mengembangkan brand value dari BCA. Menurut lembaga global, brand value dari BCA mencapai USD 9,7 miliar. Padahal, 100 brand value tertinggi secara global itu, posisi yang terendah nilainya USD10 miliar. Artinya BCA sudah sangat mendekati Top 100,” tambah Harinowo.
(poe)