Harga Gas Industri Mahal, Pemerintah Diminta Lakukan Ini
A
A
A
JAKARTA - Komisi VII DPR RI menilai harga gas untuk industri saat ini masih sangat mahal. Untuk menurunkannya, pemerintah diminta terlebih dahulu memperbaiki struktur harga gas di hulu.
(Baca: Kadin: Industri Dalam Negeri Terancam Harga Gas)
Anggota Komisi VII Satya W Yudha mengungkapkan, harga gas di hulu yang berasal dari kontraktor kontrak kerja Sama (KKKS) sudah berkisar antara USD5-USD8 per MMBTU. Harga gas di hulu di Indonesia ini sudah jauh lebih mahal dibanding harga gas hilir di negara tetangga di kisaran USD5 per MMBTU.
Mahalnya harga gas tersebut, kata dia, karena lapangan-lapangan gas di Indonesia mempunyai tingkat keekonomian berbeda-beda, sehingga menyebabkan harga gas di hulu menjadi bervariasi.
"Masing-masing lapangan gas punya tingkat keekonomian beda-beda yang akhirnya membuahkan harga gas di masing-masing lapangan itu bisa beda-beda. Jadi, tidak bisa satu lapangan di patok harga sama dengan lapangan lain. Ini harus dibenahi pemerintah, pokoknya dari yang paling hulu dulu," katanya di Jakarta, Rabu (21/9/2016).
(Baca: BPK Beberkan Penyebab Mahalnya Harga Gas RI)
Selain itu, sambungnya, pemerintah juga perlu meninjau ulang sistem kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC). Sebab, penurunan harga gas itu bisa dilakukan dengan mengubah profit split sehingga bagian dari pemerintah bisa lebih kecil dari sebelumnya.
"Ternyata, lapangannya sulit dia harus beli gas mahal atau jual gas mahal, tapi industri tidak mau harga gas mahal, maka pemerintah harus ubah kontrak bagi hasilnya, profit split lebih untungkan kontraktor sehingga dia lebih ekonomis, kalau enggak ya lapangan enggak bisa dikembangkan. Jadi, menekan harga gas murah itu, tidak serta merta hanya memotong harganya, tapi juga harus mengatur dari hulunya. Ini SKK Migas dan lainnya harus turut serta," tandasnya.
Sekadar informasi, berikut daftar harga gas hulu dari KKKS sebelum sampai ke industri:
1. Conocophillips (Pekanbaru) USD7,04 per MMBTU
2. Conocophillips (Sumatera Selatan dan Jawa Barat) USD5,44 per MMBTU
3. Ellipse (Jawa Barat) USD6,75 per MMBTU
4. Lapindo (Jawa Timur) USD7,649 per MMBTU
5. Pertamina EP Benggala (Medan) USD8,49 per MMBTU
6. Pertamina EP Sunyaragi (Cirebon) USD7,5 per MMBTU
7. Pertamina EP Pangkalan Susu (Medan) USD8,48 per MMBTU
8. Pertamina Hulu Energi (PHE) WMO (Jawa Timur) USD7,99 per MMBTU
9. Santos (Jawa Timur) USD5,79 per MMBTU
10. Lapangan Jambi Merang (Batam) USD6,47 per MMBTU
(Baca: Kadin: Industri Dalam Negeri Terancam Harga Gas)
Anggota Komisi VII Satya W Yudha mengungkapkan, harga gas di hulu yang berasal dari kontraktor kontrak kerja Sama (KKKS) sudah berkisar antara USD5-USD8 per MMBTU. Harga gas di hulu di Indonesia ini sudah jauh lebih mahal dibanding harga gas hilir di negara tetangga di kisaran USD5 per MMBTU.
Mahalnya harga gas tersebut, kata dia, karena lapangan-lapangan gas di Indonesia mempunyai tingkat keekonomian berbeda-beda, sehingga menyebabkan harga gas di hulu menjadi bervariasi.
"Masing-masing lapangan gas punya tingkat keekonomian beda-beda yang akhirnya membuahkan harga gas di masing-masing lapangan itu bisa beda-beda. Jadi, tidak bisa satu lapangan di patok harga sama dengan lapangan lain. Ini harus dibenahi pemerintah, pokoknya dari yang paling hulu dulu," katanya di Jakarta, Rabu (21/9/2016).
(Baca: BPK Beberkan Penyebab Mahalnya Harga Gas RI)
Selain itu, sambungnya, pemerintah juga perlu meninjau ulang sistem kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC). Sebab, penurunan harga gas itu bisa dilakukan dengan mengubah profit split sehingga bagian dari pemerintah bisa lebih kecil dari sebelumnya.
"Ternyata, lapangannya sulit dia harus beli gas mahal atau jual gas mahal, tapi industri tidak mau harga gas mahal, maka pemerintah harus ubah kontrak bagi hasilnya, profit split lebih untungkan kontraktor sehingga dia lebih ekonomis, kalau enggak ya lapangan enggak bisa dikembangkan. Jadi, menekan harga gas murah itu, tidak serta merta hanya memotong harganya, tapi juga harus mengatur dari hulunya. Ini SKK Migas dan lainnya harus turut serta," tandasnya.
Sekadar informasi, berikut daftar harga gas hulu dari KKKS sebelum sampai ke industri:
1. Conocophillips (Pekanbaru) USD7,04 per MMBTU
2. Conocophillips (Sumatera Selatan dan Jawa Barat) USD5,44 per MMBTU
3. Ellipse (Jawa Barat) USD6,75 per MMBTU
4. Lapindo (Jawa Timur) USD7,649 per MMBTU
5. Pertamina EP Benggala (Medan) USD8,49 per MMBTU
6. Pertamina EP Sunyaragi (Cirebon) USD7,5 per MMBTU
7. Pertamina EP Pangkalan Susu (Medan) USD8,48 per MMBTU
8. Pertamina Hulu Energi (PHE) WMO (Jawa Timur) USD7,99 per MMBTU
9. Santos (Jawa Timur) USD5,79 per MMBTU
10. Lapangan Jambi Merang (Batam) USD6,47 per MMBTU
(izz)