Sri Mulyani Yakin Bisa Amankan Indonesia dari Krisis Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku yakin bisa mengamankan Indonesia dari krisis ekonomi. Seperti yang terjadi pada 2008 ketika perekonomian Amerika Serikat (AS) jatuh dan berdampak ke negara lain.
Saat itu, Indonesia bisa lolos dari krisis dengan peran penting Sri Mulyani sebagai menteri keuangan. Sehingga, dia pun optimistis dapat melakukan hal serupa jika terjadi guncangan lagi terhadap perekonomian nasional.
"Ada beberapa yang kita lakukan terhadap fundamental ekonomi untuk mengatur krisis itu. Kita berharap bisa menghadapi krisis terutama ketika saya masih jadi menteri," ujarnya di Jakarta, Kamis (22/9/2016).
Salah satu cara menghadapi krisis tersebut, kata Sri Mulyani, dengan memperhatikan sektor perbankan. Jangan lagi terulang ketika 2008 banyak bank jatuh dan pemerintah harus menyelamatkan dengan suntikan dana.
"Pada 2008 Indonesia kembali menghadapi krisis global. Indonesia mendapat tekanan tapi percaya diri terutama dari sisi perbankan," kata dia.
Sementara, pada krisis 1998 Indonesia menderita karena sektor perbankan hancur. Jatuhnya bank-bank di Tanah Air tersebut jadi yang terparah sepanjang sejarah. "Bailout 70% dari PDB. Biaya untuk memperbaiki sektor perbankan ini tertinggi di dunia," pungkasnya.
Saat itu, Indonesia bisa lolos dari krisis dengan peran penting Sri Mulyani sebagai menteri keuangan. Sehingga, dia pun optimistis dapat melakukan hal serupa jika terjadi guncangan lagi terhadap perekonomian nasional.
"Ada beberapa yang kita lakukan terhadap fundamental ekonomi untuk mengatur krisis itu. Kita berharap bisa menghadapi krisis terutama ketika saya masih jadi menteri," ujarnya di Jakarta, Kamis (22/9/2016).
Salah satu cara menghadapi krisis tersebut, kata Sri Mulyani, dengan memperhatikan sektor perbankan. Jangan lagi terulang ketika 2008 banyak bank jatuh dan pemerintah harus menyelamatkan dengan suntikan dana.
"Pada 2008 Indonesia kembali menghadapi krisis global. Indonesia mendapat tekanan tapi percaya diri terutama dari sisi perbankan," kata dia.
Sementara, pada krisis 1998 Indonesia menderita karena sektor perbankan hancur. Jatuhnya bank-bank di Tanah Air tersebut jadi yang terparah sepanjang sejarah. "Bailout 70% dari PDB. Biaya untuk memperbaiki sektor perbankan ini tertinggi di dunia," pungkasnya.
(izz)