Rupiah Berpotensi Lanjutkan Penguatan
A
A
A
JAKARTA - Rupiah tampak masih mampu untuk bertahan dan melanjutkan penguatannya setelah The Fed (Bank Sentral AS) mempertahankan tingkat suku bunganya. Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, kabar baik kembali datang dari domestik dimana periode I tax amnesty kembali diperpanjang untuk hal administrasi oleh Sri Mulyani dari September menjadi Desember.
"Setelah banyak pengusaha yang masih ingin mendaftarkan dirinya untuk melaporkan sejumlah aset, namun terkendala oleh proses administrasi," ujarnya di Jakarta, Senin (26/9/2016).
Reza memprediksi, rupiah kini mencoba untuk bergerak menguji resisten di area Rp13.057/USD dan support Rp13.120/USD. Sementara itu, laju USD akhir pekan lalu berbalik menguat di akhir pekan setelah terimbas penyataan-pernyataan hawkish para pejabat The Fed.
Presiden Fed Boston Eric Rosengren, mengatakan bahwa suku bunga jangka pendek AS harus dinaikkan sekarang. Selain itu, juga terimbas melemahnya laju minyak mentah di tengah kekhawatiran suramnya kesepakatan pertemuan OPEC.
Mata uang USD menguat terhadap GBP dan EUR. Tetapi, tampak berbalik arah terhadap yen, dari sebelumnya menguat. Laju USD cenderung tertekan terhadap yen sehingga berimbas pada pergerakan Indeks Nikkei di zona merah. "Namun demikian, sentimen-sentimen tersebut dapat terimbangi oleh sentimen dari dalam negeri," pungkasnya.
"Setelah banyak pengusaha yang masih ingin mendaftarkan dirinya untuk melaporkan sejumlah aset, namun terkendala oleh proses administrasi," ujarnya di Jakarta, Senin (26/9/2016).
Reza memprediksi, rupiah kini mencoba untuk bergerak menguji resisten di area Rp13.057/USD dan support Rp13.120/USD. Sementara itu, laju USD akhir pekan lalu berbalik menguat di akhir pekan setelah terimbas penyataan-pernyataan hawkish para pejabat The Fed.
Presiden Fed Boston Eric Rosengren, mengatakan bahwa suku bunga jangka pendek AS harus dinaikkan sekarang. Selain itu, juga terimbas melemahnya laju minyak mentah di tengah kekhawatiran suramnya kesepakatan pertemuan OPEC.
Mata uang USD menguat terhadap GBP dan EUR. Tetapi, tampak berbalik arah terhadap yen, dari sebelumnya menguat. Laju USD cenderung tertekan terhadap yen sehingga berimbas pada pergerakan Indeks Nikkei di zona merah. "Namun demikian, sentimen-sentimen tersebut dapat terimbangi oleh sentimen dari dalam negeri," pungkasnya.
(akr)