Konsolidasi Pemerintah-Pengusaha Bisa Tingkatkan Ekspor 500%
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan (Kemendag) Arlinda mengatakan, untuk mencapai target ekspor 500% pada 2030, dibutuhkan persiapan matang mulai dari penyesuaian produk hingga perluasan pangsa pasar.
(Baca: Kadin Pede Nilai Ekspor Indonesia Capai USD750 Miliar)
Pemerintah bersama para pelaku usaha masih harus membicarakan bersama (konsolidasi). Sehingga, dalam pelaksanaan ekspor bisa menuju target yang diharap.
Pemerintah, kata dia, saat ini masih melihat kondisi sejumlah negara yang masuk dalam pasar tradisional, nontradisional dan negara yang belum tersentuh pasar ekspor Indonesia.
"Pasar tradisional seperti Amerika, Jepang, dan China masih menjadi pangsa pasar utama ekspor dalam negeri. Meskipun nilainya masih menurun karena kondisi ekonomi global, tapi pemerintah masih mencari celah agar bisa memasukkan berbagai produk ekspor ke negara tersebut. Jika ingin mencapai demikian, banyak persiapannya," kata Arlinda di Smesco Tower, Jakarta, Selasa (27/9/2016).
(Baca: Kemendag Sebut Target Ekspor Indonesia Tumbuh 500% Ambisius)
Menurutnya, di negara nontradisional seperti Timur Tengah, Amerika Selatan, dan sebagian Eropa meski belum banyak menyerap produk lokal, namun pasar ini masih cukup berpotensi dalam meningkatkan nilai ekspor secara keseluruhan.
"Sedangkan negara yang berpotensi seperti di Benua Afrika memang awalnya tidak memiliki potensi menyerap produk dalam negeri, namun dengan kondisi global saat ini pemerintah tengah milirik kembali potensi pasar tersebut," ujarnya.
Semua harus diupayakan ke depannya, peta dagang dan roadmap-nya juga harus dipersiapkan antar pemerintah dan pengusaha. "Semua harus dikerahkan. Kita akan coba membuat peta dagang agar semua produk yang berpotensi bisa dikerahkan agar diserap negara luar," tutup Arlinda.
(Baca: Kadin Pede Nilai Ekspor Indonesia Capai USD750 Miliar)
Pemerintah bersama para pelaku usaha masih harus membicarakan bersama (konsolidasi). Sehingga, dalam pelaksanaan ekspor bisa menuju target yang diharap.
Pemerintah, kata dia, saat ini masih melihat kondisi sejumlah negara yang masuk dalam pasar tradisional, nontradisional dan negara yang belum tersentuh pasar ekspor Indonesia.
"Pasar tradisional seperti Amerika, Jepang, dan China masih menjadi pangsa pasar utama ekspor dalam negeri. Meskipun nilainya masih menurun karena kondisi ekonomi global, tapi pemerintah masih mencari celah agar bisa memasukkan berbagai produk ekspor ke negara tersebut. Jika ingin mencapai demikian, banyak persiapannya," kata Arlinda di Smesco Tower, Jakarta, Selasa (27/9/2016).
(Baca: Kemendag Sebut Target Ekspor Indonesia Tumbuh 500% Ambisius)
Menurutnya, di negara nontradisional seperti Timur Tengah, Amerika Selatan, dan sebagian Eropa meski belum banyak menyerap produk lokal, namun pasar ini masih cukup berpotensi dalam meningkatkan nilai ekspor secara keseluruhan.
"Sedangkan negara yang berpotensi seperti di Benua Afrika memang awalnya tidak memiliki potensi menyerap produk dalam negeri, namun dengan kondisi global saat ini pemerintah tengah milirik kembali potensi pasar tersebut," ujarnya.
Semua harus diupayakan ke depannya, peta dagang dan roadmap-nya juga harus dipersiapkan antar pemerintah dan pengusaha. "Semua harus dikerahkan. Kita akan coba membuat peta dagang agar semua produk yang berpotensi bisa dikerahkan agar diserap negara luar," tutup Arlinda.
(izz)