Pertamina Bersiap Kalahkan Petronas Jadi Perusahaan Kelas Dunia

Selasa, 27 September 2016 - 17:51 WIB
Pertamina Bersiap Kalahkan Petronas Jadi Perusahaan Kelas Dunia
Pertamina Bersiap Kalahkan Petronas Jadi Perusahaan Kelas Dunia
A A A
JAKARTA - Turunnya harga minyak dunia menyebabkan industri hulu minyak dan gas bumi (Migas) terkena dampaknya. Namun kondisi ini justru menjadi peluang besar PT Pertamina (persero) mewujudkan visi-misinya menjadi perusahaan energi berkelas dunia.

Sederet rencana telah disiapkan. Salah satunya Pertamina gencar melakukan ekspansi di sektor hulu baik di dalam maupun di luar negeri.

“Sebagai perusahaan migas nasional yang merepresentasikan ketahanan energi nasional maka di saat harga minyak dunia rendah adalah kesempatan untuk ekspansi di sektor hulu yang lebih besar lagi,” ujar Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (27/9/2016).

(Baca Juga: Faisal Basri Sebut Pertamina Lebih Keren dari Shell)

Menurut dia, upaya mengakuisisi ladang migas di luar negeri tidak bisa dipahami sebatas aksi korporasi semata, tetapi juga upaya mendukung ketahanan energi nasional. Adapun supply minyak mentah harus diamankan agar pada 2023 nanti impor BBM tidak semakin membesar dan membebani keuangan negara.

Untuk mendukung upaya pengamanan pasokan minyak mentah untuk kebutuhan jangka panjang dan mendukung ketahanan energi pada Agustus 2016, Pertamina telah membuat menandatangani nota kesepahaman melakukan preliminary study terhadap dua lapangan minyak raksasa di Iran, yaitu Ab-Teymour dan Mansouri (Bangestan – Asmari) yang memiliki cadangan 5 miliar barel.

Tidak hanya itu akuisisi blok migas terbaru diumumkan Pertamina belum lama ini yaitu mengakuisisi saham Maurel dan Prom sebuah perusahaan migas yang berpusat di Paris, Perancis sebesar 24,53% dengan nilai akuisisi sekitar 200 juta euro. Di Aljazair Pertamina tercatat menjadi operator di Blok Menzel Lejment North serta memiliki hak partisipasi di dua blok lainnya yakni El Merk dan Ourhoud.

Sementara di Irak, Pertamina memiliki hak partisipasi sebesar 10% di Blok West Qurna 1. Sedangkan Melalui PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi atau PIEP yang berdomisili di Malaysia, Pertamina telah menyelesaikan akuisisi 30% saham Murphy Sabah Oil Co Ltd dan Murphy Sarawak Oil Co Ltd di ladang migas lepas pantai di Sabah dan Sarawak bernilai USD2 miliar.

“Pengembangan bisnis internasional merupakan critical factor bagi Pertamina untuk berkembang menjadi perusahaan berkelas internasional serta untuk mendukung terwujudnya ketahanan energi nasional,” ujarnya.

Di sisi lain, transformasi korporasi Pertamina yang terus bergulir secara perlahan namun pasti menciptakan benefit yang besar bagi negara. Pada semester I/2016 keuntungan Pertamina tercatat sekitar USD1,83 miliar dan menjadikan Pertamina sebagai perusahaan minyak dengan keuntungan nomor dua terbesar di dunia setelah Exxon Mobil. Prestasi Pertamina ini menjadi peluang besar mengalahkan Petronas.

“Untuk mencapai itu, Pertamina perlu terus di jaga. Transformasi yang tengah berlangsung membutuhkan dukungan dari Pemerintah dan masyarakat untuk mampu menciptakan efisiensi nilai tambah yang lebih besar di masa mendatang,” kata dia.

Pakar energi dari Universitas Trisakti Pri Agung Rakhmanto menilai, upaya Pertamina mengakuisisi sejumlah blok migas di luar negeri terbilang tepat. Pada saat harga minyak sedang rendah saat ini, tak banyak perusahaan yang agresif mengakuisisi blok-blok migas.

“Dari strategi korporasi itu bagus. Bisa jadi, saat harga minyak sedang murah seperti sekarang ini, nilai akuisisi blok migas bisa lebih murah,” kata Pri Agung.

Sementara itu, Anggota Dewan Energi Nasional Rinaldy Dalimi mengajak semua unsur pemerintah dan masyarakat mendorong Pertamina gencar melakukan ekspansi ke luar negeri. Hal itu sebagai upaya menciptakan ketahanan energi nasional.

“Sudah semestinya national oil company di bantu dan di dorong pemerintah untuk mencari cadangan migas di luar negeri untuk menciptakan ketahanan energi nasional. Karena hampir lebih 50% dari total kebutuhan BBM nasional masih impor,” jelasnya.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform Fabby Tumiwa mengapresiasi langkah ekspansif dan transformasi korporasi yang dilakukan oleh Pertamina. Pihaknya berharap BUMN lain ikut serta melakukan ekspansi dimana tempat Pertamina beroperasi diluar negeri sehingga saling dapat mendukung.

“Perlu strategi nasional supaya BUMN lain dapat mengambil manfaat dari ekpansi Pertamina,” pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7886 seconds (0.1#10.140)