Harga Gas Industri Turun Jadi Daya Tarik Investasi
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, harga gas industri nasional yang akan turun di bawah USD6/MMBTU sesuai keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi daya tarik investasi. Saat ini sudah ada tiga perusahaan petrokimia yang akan berinvestasi membangun pabrik di Tanah Air.
(Baca: Jokowi Minta Harga Gas Industri Turun Jadi USD5/MMBTU)
Staf Ahli Bidang Sumber Daya Industri Kemenperin Dyah Winarni Poedjiwati menjelaskan, ketiganya yakni pembangunan industri petrochemical to oleofin berbasis gas di Teluk Bintuni senilai USD4,12 miliar, industri amonia berbasis gas bumi di Banggai, Sulawesi Tengah sebesar USD744 juta, dan industri petrokimia berbasis gas di Masela, Maluku sebesar USD3,9 miliar.
"Investasi ini memberikan potensi peningkatan pendapatan negara dari sektor pajak sebesar Rp5,1 triliun," ujarnya di Jakarta, Kamis (6/10/2016).
Tiga bentuk investasi tersebut, kata dia, juga akan berdampak terhadap peningkatan nilai tambah negara sebesar Rp42,3 triliun. Selanjutnya, menghemat pengeluaran negara sebanyak Rp42,9 triliun dari subsitusi impor.
Tak hanya itu, lanjut Dyah, efek masuknya investasi ke Indonesia ini dapat menambah jumlah tenaga kerja. Jumlahnya disebut mencapai ratusan ribu pekerja.
"Dari tiga investasi itu kita catat akan menyerap sekitar 57 ribu tenaga kerja langsung dan sekitar 590 ribu tenaga kerja tidak langsung," pungkasnya.
Baca Juga:
Pelaku Industri Yakin Harga Gas Turun Jadi USD5/MMBTU
Jokowi Beri Waktu Satu Bulan Turunkan Harga Gas Industri
(Baca: Jokowi Minta Harga Gas Industri Turun Jadi USD5/MMBTU)
Staf Ahli Bidang Sumber Daya Industri Kemenperin Dyah Winarni Poedjiwati menjelaskan, ketiganya yakni pembangunan industri petrochemical to oleofin berbasis gas di Teluk Bintuni senilai USD4,12 miliar, industri amonia berbasis gas bumi di Banggai, Sulawesi Tengah sebesar USD744 juta, dan industri petrokimia berbasis gas di Masela, Maluku sebesar USD3,9 miliar.
"Investasi ini memberikan potensi peningkatan pendapatan negara dari sektor pajak sebesar Rp5,1 triliun," ujarnya di Jakarta, Kamis (6/10/2016).
Tiga bentuk investasi tersebut, kata dia, juga akan berdampak terhadap peningkatan nilai tambah negara sebesar Rp42,3 triliun. Selanjutnya, menghemat pengeluaran negara sebanyak Rp42,9 triliun dari subsitusi impor.
Tak hanya itu, lanjut Dyah, efek masuknya investasi ke Indonesia ini dapat menambah jumlah tenaga kerja. Jumlahnya disebut mencapai ratusan ribu pekerja.
"Dari tiga investasi itu kita catat akan menyerap sekitar 57 ribu tenaga kerja langsung dan sekitar 590 ribu tenaga kerja tidak langsung," pungkasnya.
Baca Juga:
Pelaku Industri Yakin Harga Gas Turun Jadi USD5/MMBTU
Jokowi Beri Waktu Satu Bulan Turunkan Harga Gas Industri
(izz)