Euro dan Yen Lemas, Rupiah Berhasil Ditutup Menguat
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini ditutup menguat meski tidak terlalu tinggi, dibanding penutupan kemarin. Penguatan rupiah sore ini di tengah menguatnya USD terhadap yen dan euro.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berakhir di level Rp12.986/USD atau menguat dibanding penutupan sebelumnya di level Rp12.995/USD dengan kisaran harian Rp12.975-Rp13.012/USD.
Posisi rupiah menurut data Bloomberg sore ini berada pada level Rp12.987/USD atau masih tercatat menguat dibanding penutupan kemarin yang berada di level Rp12.998/USD dengan kisaran harian Rp12.979-Rp13.019/USD.
Menurut data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah berakhir berada di posisi Rp12.995/USD. Level ini tercatat makin menguat dari posisi kemarin yang berada di level Rp13.020/USD.
Di sisi lain, Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah berada di level Rp12.992/USD. Posisi ini tercatat lebih baik dari posisi kemarin di level Rp12.995/USD.
Dilansir Reuters, Kamis (6/10/2016), USD berhasil menguat dan tertinggi dalam empat pekan terakhir terhadap yen. Hal ini tak terlepas dari data laporan pekerjaan AS dan membantu kenaikan suku bunga AS yang dilakukan The Fed pada akhir tahun ini.
Hasil Treasury AS selama 10 hari terakhir telah menjadi pendorong utama kenaikan terhadap yen tahun ini, mendorong mata uang Jepang kembali ke level 103,71.
Yen juga dalam posisi terendah lima pekan terhadap euro, namun terhadap mata uang lainnya tercatat tidak bergerak. "Jelas, fokus besar adalah data pekerjaan AS, sehingga pasar cenderung menunggu," kata Alexandre Dolci, ahli strategi BBVA di London.
Indeks USD, terhadap beberapa uang utama lainnya tercatat naik 0,2% menjadi 96,284. Terhadap euro, USD juga tercatat naik tipis 0,1% menjadi 1,1195.
Analis dari Morgan Stanley berpendapat bahwa penurunan yen sedang didorong oleh penurunan dalam aktivitas lindung nilai sebagai hasil AS yang naik. "Selama beberapa pekan terakhir, tarif front-end AS telah bergerak lebih tinggi karena harga pasar dalam probabilitas 65% dari tarif Fed pada Desember," kata mereka dalam sebuah catatannya hari ini.
Selain itu, poundsterling terhadap USD melemah 0,3% menjadi 1,2711, hanya sepertiga dari level terendah dalam 31 tahun terakhir.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berakhir di level Rp12.986/USD atau menguat dibanding penutupan sebelumnya di level Rp12.995/USD dengan kisaran harian Rp12.975-Rp13.012/USD.
Posisi rupiah menurut data Bloomberg sore ini berada pada level Rp12.987/USD atau masih tercatat menguat dibanding penutupan kemarin yang berada di level Rp12.998/USD dengan kisaran harian Rp12.979-Rp13.019/USD.
Menurut data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah berakhir berada di posisi Rp12.995/USD. Level ini tercatat makin menguat dari posisi kemarin yang berada di level Rp13.020/USD.
Di sisi lain, Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah berada di level Rp12.992/USD. Posisi ini tercatat lebih baik dari posisi kemarin di level Rp12.995/USD.
Dilansir Reuters, Kamis (6/10/2016), USD berhasil menguat dan tertinggi dalam empat pekan terakhir terhadap yen. Hal ini tak terlepas dari data laporan pekerjaan AS dan membantu kenaikan suku bunga AS yang dilakukan The Fed pada akhir tahun ini.
Hasil Treasury AS selama 10 hari terakhir telah menjadi pendorong utama kenaikan terhadap yen tahun ini, mendorong mata uang Jepang kembali ke level 103,71.
Yen juga dalam posisi terendah lima pekan terhadap euro, namun terhadap mata uang lainnya tercatat tidak bergerak. "Jelas, fokus besar adalah data pekerjaan AS, sehingga pasar cenderung menunggu," kata Alexandre Dolci, ahli strategi BBVA di London.
Indeks USD, terhadap beberapa uang utama lainnya tercatat naik 0,2% menjadi 96,284. Terhadap euro, USD juga tercatat naik tipis 0,1% menjadi 1,1195.
Analis dari Morgan Stanley berpendapat bahwa penurunan yen sedang didorong oleh penurunan dalam aktivitas lindung nilai sebagai hasil AS yang naik. "Selama beberapa pekan terakhir, tarif front-end AS telah bergerak lebih tinggi karena harga pasar dalam probabilitas 65% dari tarif Fed pada Desember," kata mereka dalam sebuah catatannya hari ini.
Selain itu, poundsterling terhadap USD melemah 0,3% menjadi 1,2711, hanya sepertiga dari level terendah dalam 31 tahun terakhir.
(izz)