Jelang Akhir Tahun, Pengembang Perumahan Makin Agresif
A
A
A
SEMARANG - Masuknya dana tax amnesty tahap I dan relaksasi loan to value (LTV) mengenai penurunan besaran uang muka rumah, diharapkan segera memberi dampak baik terhadap iklim bisnis properti di Jawa Tengah.
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) REI Jateng Bidang Promosi, Humas, dan Publikasi Dibya K. Hidayat mengaku, meski sampai akhir tahun penjualan rumah belum mampu memenuhi target yakni 10 ribu unit, namun diharapkan bisa terjadi perubahan signifikan dalam tiga bulan terakhir ini.
Dia mengharapkan, dengan adanya pelonggaran LTV, para pemilik modal yang memiliki dana di luar negeri dan sudah ditarik masuk ke Jateng (repatriasi) bisa diinvestasikan ke bisnis properti. Sehingga semakin menggairahkan pasar properti di Jateng.
"Menjelang akhir tahun 2016, para pengembang perumahan makin agresif untuk meningkatkan penjualan. Tidak hanya melalui pameran, kami juga terus intensif melakukan upaya termasuk promosi dan lainya," katanya di sela-sela pembukaan Pameran REI Expo di Mal Ciputra Semarang, Kamis (6/10/2016).
Dibya mengaku, saat ini pasar properti sudah mulai membaik khususnya untuk perumahan kelas menengah ke atas. Pada segmen tersebut dalam dua bulan terakhir mengalami peningkatan hingga 10%.
Di sisi lain, REI Jateng berharap, kalangan perbankan juga melakukan penurunan suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) seiring menurunnya suku bunga acuan Bank Indonesia yang saat ini berada di level 6,5%.
Dia mengakui, saat ini suku bunga KPR yang diberlakukan oleh kalangan perbankan masih di level 8%, dengan fixed rate rata-rata dua tahun. Padahal kata dia, idealnya suku bunga KPR sudah bisa turun di level 7%.
“Saat ini masih relatif banyak perbankan yang menerapkan suku bunga KPR di atas 8% dengan fixed pembayaran selama dua tahun. Sejauh ini hanya Bank Mandiri yang menerapkan suku bunga 7,7% fixed dua tahun,” katanya.
Sementara terkait pameran REI Expo yang digelar mulai 6 sampai 17 Oktober, panitia menargetkan penjulan 70 unit rumah. Pameran kali ini diikuti 18 peserta yang semuanya adalah pengembang perumahan di kelas menengah ke atas.
“Dengan kondisi pasar saat ini yang sudah mulai membaik, kami optimistis target penjualan bisa tercapai,” kata Panitia Pameran Juremi.
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) REI Jateng Bidang Promosi, Humas, dan Publikasi Dibya K. Hidayat mengaku, meski sampai akhir tahun penjualan rumah belum mampu memenuhi target yakni 10 ribu unit, namun diharapkan bisa terjadi perubahan signifikan dalam tiga bulan terakhir ini.
Dia mengharapkan, dengan adanya pelonggaran LTV, para pemilik modal yang memiliki dana di luar negeri dan sudah ditarik masuk ke Jateng (repatriasi) bisa diinvestasikan ke bisnis properti. Sehingga semakin menggairahkan pasar properti di Jateng.
"Menjelang akhir tahun 2016, para pengembang perumahan makin agresif untuk meningkatkan penjualan. Tidak hanya melalui pameran, kami juga terus intensif melakukan upaya termasuk promosi dan lainya," katanya di sela-sela pembukaan Pameran REI Expo di Mal Ciputra Semarang, Kamis (6/10/2016).
Dibya mengaku, saat ini pasar properti sudah mulai membaik khususnya untuk perumahan kelas menengah ke atas. Pada segmen tersebut dalam dua bulan terakhir mengalami peningkatan hingga 10%.
Di sisi lain, REI Jateng berharap, kalangan perbankan juga melakukan penurunan suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) seiring menurunnya suku bunga acuan Bank Indonesia yang saat ini berada di level 6,5%.
Dia mengakui, saat ini suku bunga KPR yang diberlakukan oleh kalangan perbankan masih di level 8%, dengan fixed rate rata-rata dua tahun. Padahal kata dia, idealnya suku bunga KPR sudah bisa turun di level 7%.
“Saat ini masih relatif banyak perbankan yang menerapkan suku bunga KPR di atas 8% dengan fixed pembayaran selama dua tahun. Sejauh ini hanya Bank Mandiri yang menerapkan suku bunga 7,7% fixed dua tahun,” katanya.
Sementara terkait pameran REI Expo yang digelar mulai 6 sampai 17 Oktober, panitia menargetkan penjulan 70 unit rumah. Pameran kali ini diikuti 18 peserta yang semuanya adalah pengembang perumahan di kelas menengah ke atas.
“Dengan kondisi pasar saat ini yang sudah mulai membaik, kami optimistis target penjualan bisa tercapai,” kata Panitia Pameran Juremi.
(ven)