Warga Korban Ganti Rugi jadi Investor Baru di Lantai Bursa
A
A
A
YOGYAKARTA - Pemberian uang ganti rugi kepada warga terdampak Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) hampir selesai. Gelontoran uang miliaran rupiah yang diterima mereka dikhawatirkan membuat pola hidup konsumtif.
PT Angkasa Pura I selaku pengelola meminta warga untuk menggunakan dana yang diterima tidak bersifat konsumtif. Menganjurkan hal bersifat produktif dan bermanfaat jangka panjang.
Salah satu instrumen yang bisa digunakan untuk mendukung hal tersebut adalah investasi di sektor properti. Selaras dengan itu, kini banyak warga yang menginvestasikan uang ganti rugi dengan membeli properti. Hal ini dibenarkan oleh Ketua Dewan Pengurus Daerah Realestat Indonesia (REI) yang juga pemilik PT Nuscon Asri, Nur Andi Wibawanto.
Namun kata dia, pembelian properti tersebut bukan dilakukan secara terkoordinir atau diarahkan oleh REI. Nur juga menambahkan tidak ada arahan langsung untuk membeli properti yang dia miliki.
Meski demikian, DPD REI berharap pemerintah bisa mengarahkan warga berinvestasi properti dengan membeli perumahan yang dikembangkan pengusaha lokal. Sehingga membawa dampak perputaran ekonomi bagi pengusaha lokal. "Pemerintah sebaiknya memfasilitasi pengembang untuk ke sana," ujar pemilik PT Cakrawala Metrik, Nur Ilham Muhammad pada Kamis (13/10/2016).
Head of Marketing Division CitraGrand Mutiara Yogyakarta Yhonas Oktavian juga mendukung usualan tersebut. Ia bahkan menekakan perlunya peranan pemerintah daerah untuk memfasilitasi pengembang melalui pameran dan edukasi soal investasi bidang properti, sehingga warga dapat memanfaatkan uang yang dimiliki dengan cara produktif.
Public Relation PT Monex Investment Future, Ermina Pangestu mengatakan, dalam rapat terakhir sempat dibahas potensi perputaran uang di Kulon Progo paska pemberian ganti rugi lahan bandara. Meski hingga saat ini belum ada warga yang menjadi nasabah Monex. "Belum ada nasabah dari sana (terdampak bandara). Untuk wacana promosi ke sana juga belum ada," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia Yogyakarta, Irfan Noor Riza mengaku gembira dengan adanya ganti rugi lahan tersebut. Karena ternyata ada warga terdampak yang menjadi investor di pasar saham. Meski tidak secara langsung menjadi investor karena sebenarnya yang menjadi investor adalah anak-anak dari warga terdampak yang menjadi mahasiswa di Yogyakarta.
Irfan mengatakan, BEI memiliki puluhan galeri investasi yang tersebar di kampus-kampus seluruh Yogyakarta. Anak-anak dari keluarga terdampak bandara yang kuliah di Yogyakarta melakukan transaksi saham di galeri investasi kampus mereka. Hanya saja, jumlah transaksinya memang belum begitu besar. Tetapi ia mengaku gembira karena warga mulai melek investasi.
"Rencananya kami bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan melakukan sosialisasi ke wilayah tersebut. Minimal akhir tahun ini," pungkasnya.
PT Angkasa Pura I selaku pengelola meminta warga untuk menggunakan dana yang diterima tidak bersifat konsumtif. Menganjurkan hal bersifat produktif dan bermanfaat jangka panjang.
Salah satu instrumen yang bisa digunakan untuk mendukung hal tersebut adalah investasi di sektor properti. Selaras dengan itu, kini banyak warga yang menginvestasikan uang ganti rugi dengan membeli properti. Hal ini dibenarkan oleh Ketua Dewan Pengurus Daerah Realestat Indonesia (REI) yang juga pemilik PT Nuscon Asri, Nur Andi Wibawanto.
Namun kata dia, pembelian properti tersebut bukan dilakukan secara terkoordinir atau diarahkan oleh REI. Nur juga menambahkan tidak ada arahan langsung untuk membeli properti yang dia miliki.
Meski demikian, DPD REI berharap pemerintah bisa mengarahkan warga berinvestasi properti dengan membeli perumahan yang dikembangkan pengusaha lokal. Sehingga membawa dampak perputaran ekonomi bagi pengusaha lokal. "Pemerintah sebaiknya memfasilitasi pengembang untuk ke sana," ujar pemilik PT Cakrawala Metrik, Nur Ilham Muhammad pada Kamis (13/10/2016).
Head of Marketing Division CitraGrand Mutiara Yogyakarta Yhonas Oktavian juga mendukung usualan tersebut. Ia bahkan menekakan perlunya peranan pemerintah daerah untuk memfasilitasi pengembang melalui pameran dan edukasi soal investasi bidang properti, sehingga warga dapat memanfaatkan uang yang dimiliki dengan cara produktif.
Public Relation PT Monex Investment Future, Ermina Pangestu mengatakan, dalam rapat terakhir sempat dibahas potensi perputaran uang di Kulon Progo paska pemberian ganti rugi lahan bandara. Meski hingga saat ini belum ada warga yang menjadi nasabah Monex. "Belum ada nasabah dari sana (terdampak bandara). Untuk wacana promosi ke sana juga belum ada," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia Yogyakarta, Irfan Noor Riza mengaku gembira dengan adanya ganti rugi lahan tersebut. Karena ternyata ada warga terdampak yang menjadi investor di pasar saham. Meski tidak secara langsung menjadi investor karena sebenarnya yang menjadi investor adalah anak-anak dari warga terdampak yang menjadi mahasiswa di Yogyakarta.
Irfan mengatakan, BEI memiliki puluhan galeri investasi yang tersebar di kampus-kampus seluruh Yogyakarta. Anak-anak dari keluarga terdampak bandara yang kuliah di Yogyakarta melakukan transaksi saham di galeri investasi kampus mereka. Hanya saja, jumlah transaksinya memang belum begitu besar. Tetapi ia mengaku gembira karena warga mulai melek investasi.
"Rencananya kami bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan melakukan sosialisasi ke wilayah tersebut. Minimal akhir tahun ini," pungkasnya.
(ven)