Mentan: 30 Tahun Lagi Indonesia Jadi Lumbung Pangan

Minggu, 16 Oktober 2016 - 01:11 WIB
Mentan: 30 Tahun Lagi...
Mentan: 30 Tahun Lagi Indonesia Jadi Lumbung Pangan
A A A
WATAMPONE - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, sudah saatnya Indonesia mampu swasembada pangan dan daging sehingga bebas impor pada sektor pertanian dan peternakan. Menurutnya lewat program Upaya khusus (Upsus) saat ini impor komoditas pertanian peternakan telah turun hingga 60% dan jika terus berjalan maka 30 tahun ke depan diklaim Indonesia akan menjadi lumbung pangan.

"Setelah Upaya Khusus dijalankan, beras tinggal sedikit lagi tidak impor, bawang yang dulu impor sekarang kita sudah ekspor. Begitu juga dengan komoditas pertanian lain, saya juga perintahkan untuk tanam komoditas pangan di perbatasan, Kepulauan Riau yang berbatasan dengan Singapura, Kalimantan Utara yang berbatasan dengan Malaysia, NTB yang berbatasan dengan Timor Leste dan Papua yang berbatasan dengan Papua Nugini, kita harus melawan dengan produksi," kata Amran.

Sementara untuk sektor peternakan, dia menerangkan ada program Inseminasi Buatan (IB) dimana semua sapi betina wajib Bunting, melalui program Upsus Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB). Pemerintah membantu infrastruktur dan mendorong pemberdayaan peternak, untuk menyukseskan program IB.

Amran menambahkan dana telah disiapkan Rp1 triliun untuk 400 juta bibit IB, yang menurutnya program ini untuk mencapai target kebutuhan daging bagi warga Indonesia hingga mencapai swasembada pangan daging. Lalu dia menjelaskan ada juga pencanangan Panen pedet sebagai upaya khusus percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau bunting seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 48/Permentan/PK.210/10/2016.

Sementara itu Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Agus Arifin Nu'mang mengatakan, keberhasilan Panen Pedet tidak lepas dari keberhasilan inseminator yang melakukan IB, kendati di Sulsel, jumlah tenaga Inseminator belum mencukupi kebutuhan. Pemerintah juga memberikan insentif sebesar Rp 150 ribu per-kelahiran sapi bagi Inseminator

"Hingga September pada tahun ini jumlah kelahiran pedet (anak sapi) mencapai 25.432 ekor, dengan mempertimbangkan luasnya areal peternakan sapi, para petugas IB juga membutuhkan mobilitas yang tinggi, kalau pertanian diberikan traktor, paling tidak ada bantuan kendaraan operasional trail bagi para petugas IB tersebut," kata Agus.

Kendati demikian perkembangan populasi ternak sapi di Sulsel cukup signifikan, jumlah sapi saat ini mencapai 1,3 juta ekor, walau tiap tahun ada 120.000 ekor sapi dipotong, dan 50.000 ekor sapi didistribusikan keluar daerah yang terdiri dari 40.000 ekor sapi potong dan 10.000 ekor anakan sapi atau sapi bibit.

Bupati Bone Andi Fahsar M Padjalangi menerangkan pelaksanaan pameran dan panen Pedet se-Sulawesi Selatan layak dilakukan di Bone, itu karena Bone adalah ke 3 terbanyak populasi ternak sapi di Indonesia dengan jumah sapi 360.000 ekor. Program IB sendiri telah dilakukan sejak tahun lalu dan mampu menghasilkan 4.079 ekor anakan sapi di Bone.

Meski begitu ditemui kendala utama pencapaian swasembada daging di Bone yakni karena kekurangan tenaga IB atau Inseminator. Dia menambahkan di Bone hanya terdapat 100 orang inseminator, padahal idealnya untuk memenuhi kebutuhan IB minimal di Bone seharusnya ada 150 orang tenaga Inseminator yang terlatih.

"Jumlah Inseminator kita masih terbatas, setelah saya koordinasi dengan Dirjen Peternakan, Bone butuh minimal 150 desa, 1 inseminator bisa menangani 2 desa," tutup Fahsar.

Sebagai informasi Mantan Amran Sulaiman menghadiri panen pedet (anak sapi) ter-recording 1000 ekor yang merupakan hasil inseminasi buatan (IB) di lapangan Hulo desa Hulo Kecamatan Kahu, akhir pekan kemarin.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6287 seconds (0.1#10.140)