Jaga Ketersediaan Pangan, Penyuluh dan Petani Bantaeng Lakukan Percepatan Tanam

Kamis, 11 Juni 2020 - 12:42 WIB
loading...
Jaga Ketersediaan Pangan, Penyuluh dan Petani Bantaeng Lakukan Percepatan Tanam
Petani di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan melakukan percepatan tanam. Foto/Dok.Kementan
A A A
JAKARTA - Benih tanaman merupakan salah satu sarana budidaya tanaman yang mempunyai peran sangat menentukan dalam peningkatan produksi dan mutu hasil panen. Dengan percepatan tanam padi untuk benih, diharapkan ketersediaan benih padi yang berlabel mudah diperoleh oleh petani. Sehingga produktivitas meningkat yang hasilnya dapat mewujudkan katahanan pangan.

Benih merupakan salah satu sarana produksi yang penting untuk tersedia tepat waktu, apalagi dalam kondisi percepatan tanam.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta petani melakukan percepatan tanam untuk menjaga ketersediaan pangan di tengah pandemi Covid-19. Serta mengantisipasi dampak kekeringan akibat musim kemarau panjang tahun ini yang diprediksi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Ditengah pandemi Covid-19, ketersedian stok pangan menjadi hal yang sangat penting untuk selalu tersedia bagi masyarakat, utamanya beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia.

"Ingat, ada harapan dan hidup 267 juta jiwa rakyat Indonesia yang ada di pundak kita. Pentingnya pangan bagi kehidupan sangat jelas. Belajarlah menghargai kami dan petani. Kami bersama petani berjuang mewujudkan pertanian bangsa dan negara yang maju, mandiri dan modern," tutur SYL dalam keterangan di Jakarta, Kamis (11/6/2020).

Bentuk nyata dari kerja aktif penyuluh pertanian yaitu kegiatan pendampingan petani yang dilakukan oleh Nurfaidah Madung penyuluh pertanian yang bertugas di BPP Pajukukang, Kabupaten Bantaeng. Pendampingan dilakukan pada petani penangkar benih, Bakri, anggota Kelompok Tani Bombong, Desa Biangkeke, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan.

Menurut Nurfaidah, varietas yang ditanam oleh petani penangkar adalah Membramo label ungu kelas BP. Hasil panen dari penangkaran ini adalah Membramo label biru kelas BR. Produksi benih ini selanjutnya akan di beli oleh Balai Benih Induk (BBI) untuk dikemas dan di label, lalu di pasarkan kepada petani.

"Baik sebelum dan sesudah terjadinya pandemi Covid-19 ini, kami tetap rutin turun ke lapangan, melakukan penyuluhan dan mendampingi petani melakukan kegiatan budidaya tanaman. Yang berbeda adalah penampilan kami, dimana setiap turun ke lapangan wajib memakai masker sesuai protokol kesehatan," papar Nurfaidah.

"Ibu penyuluh meminta kami petani melakukan percepatan tanam padi. Alhamdulillah tersedia air, karena hujan masih sering turun di tempat kami. Apalagi saya mendengar informasi ada kemungkinan terjadi kemarau panjang tahun ini, sehingga perlu segera menanam dengan memanfaatkan air yang ada," ungkap Bakri salah seorang petani.

Apa yang dilakukan oleh petani dan Penyuluh Pertanian Nurfaidah sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, yang menyatakan ketahanan pangan menjadi kunci untuk menghadapi pandemi Covid-19.

Karenanya dibutuhkan percepatan tanam agar kebutuhan pangan terus terpenuhi, termasuk pasca Covid-19 nanti. Untuk itu, dibutuhkan penyuluh yang berkualitas agar proses ini tetap berjalan.
(bon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3367 seconds (0.1#10.140)