Perusahaan asal Australia Bangun Fasilitas Regasifikasi di Jatim
A
A
A
JAKARTA - PT Australasia LNG Indonesia (AALNG) berencana membangun fasilitas regasifikasi terapung di Probolinggo Jawa Timur. Beroperasinya fasilitas regasifikasi tersebut guna memenuhi kebutuhan gas industri dan pembangkit listrik khususnya di Jawa Timur (Jatim). Probolinggo LNG Hub tersebut merupakan proyek kerjasama AALNG dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui PT Petrogas Jatim Utama.
“Pemenuhan kebutuhan gas domestik, terutama untuk pembangkit listrik dan berbagai industri, adalah hal yang sangat penting bagi Indonesia. Pembangunan fasilitas regasification unit ini dapat dikatakan sebagai pionir, kami yang pertama membangun di Indonesia,” ujar President Director AALNG Arya Setyaki dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (17/10/2016).
Menurut dia proyek tersebut guna mengantisispasi defisit gas pada 2020 mendatang. Selain itu, sebagai wujud AALNG mendukung program pemerintah mewujudkan ketahanan energi di Indonesia.
Adapun kapasitas terminal regasifikasi mencapai 5 million ton per annum dan diharapkan untuk aliran gas pertama akan di mulai pada tahun 2020 dengan kapasitas 1.5 mtpa untuk pelanggan di wilayah Jawa Timur. “Terminal tersebut mampu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan LNG seluruh Indonesia,” katanya.
Dia menambahkan AALNG telah menunjuk KBR Asia Pacific dan Ove Arup and Partners Hong Kong untuk melakukan pre-feed study terkait proyek pengembangan Probolinggo LNG Hub. Adapun dua perusahaan tersebut dipilih untuk melakukan penelitian LNG yang sejalan dengan LNG Hub di Probolinggo dalan jangka waktu tiga bulan. Proyek Probolinggo LNG Hub terdiri dari LNG receiving terminal dengan unit penampungan terapung.
“Untuk mendukung unit penampungan terapung rata-rata di butuhkan 10 kargo LNG untuk memenuhi rantai pasokan LNG di Jawa Timur seperti pembangkit listrik, dan kebutuhan industri lainnya per tahun,” pungkasnya.
“Pemenuhan kebutuhan gas domestik, terutama untuk pembangkit listrik dan berbagai industri, adalah hal yang sangat penting bagi Indonesia. Pembangunan fasilitas regasification unit ini dapat dikatakan sebagai pionir, kami yang pertama membangun di Indonesia,” ujar President Director AALNG Arya Setyaki dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (17/10/2016).
Menurut dia proyek tersebut guna mengantisispasi defisit gas pada 2020 mendatang. Selain itu, sebagai wujud AALNG mendukung program pemerintah mewujudkan ketahanan energi di Indonesia.
Adapun kapasitas terminal regasifikasi mencapai 5 million ton per annum dan diharapkan untuk aliran gas pertama akan di mulai pada tahun 2020 dengan kapasitas 1.5 mtpa untuk pelanggan di wilayah Jawa Timur. “Terminal tersebut mampu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan LNG seluruh Indonesia,” katanya.
Dia menambahkan AALNG telah menunjuk KBR Asia Pacific dan Ove Arup and Partners Hong Kong untuk melakukan pre-feed study terkait proyek pengembangan Probolinggo LNG Hub. Adapun dua perusahaan tersebut dipilih untuk melakukan penelitian LNG yang sejalan dengan LNG Hub di Probolinggo dalan jangka waktu tiga bulan. Proyek Probolinggo LNG Hub terdiri dari LNG receiving terminal dengan unit penampungan terapung.
“Untuk mendukung unit penampungan terapung rata-rata di butuhkan 10 kargo LNG untuk memenuhi rantai pasokan LNG di Jawa Timur seperti pembangkit listrik, dan kebutuhan industri lainnya per tahun,” pungkasnya.
(akr)