Penumpang Lebihi Kapasitas, AP I Benahi 5 Bandara Rp25 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Angkasa Pura I (AP I) melakukan pembenahan terhadap lima bandara yang jumlah penumpangnya sudah melebihi ketentuan kapasitas. Untuk membenahi salah satu sektor infrastruktur transportasi udara ini, perusahaan menyiapkan dana investasi Rp25 triliun hingga tahun 2020 mendatang.
Direktur Teknik AP I, Polana Pramesti mengatakan, pembenahan yang sudah dilakukan saat ini baru dua bandara, yakni Bandara Internasional Ahmad Yani di Semarang dan Bandara Syamsudin Noor di Banjarmasin. Di Semarang, perusahaan menargetkan pembenahan dapat rampung pada 2018 dengan kapasitas mencapai lima juta penumpang.
"Di Semarang sudah jalan, dapat menampung lima juta penumpang. Pada April atau Mei 2018 akan segera bisa dioperasikan," ujarnya di Jakarta, Senin (17/10/2016).
Sementara, kata dia, untuk Bandara Syamsudin Noor sudah masuk dalam tahapan lelang dengan peningkatan kapasitas hingga 10 juta penumpang. AP I akan membangun terminal baru yang berada persis di sebelah terminal lama.
"Banjarmasin sedang proses lelang, nanti akan dapat tampung 10 juta penumpang. Terminal baru di sebelah yang sudah ada, seluas 70 meter persegi selesai 2019," kata Polana.
Polana menjelaskan, tiga bandara yang tersisa masih dalam proses pembebasan lahan dan belum ada struktur bangunan. Yaitu di Yogyakarta, pembangunan Bandara Kulon Progo sebagai pengganti Bandara Internasional Adisutjipto yang nantinya akan menyerap hingga 15 juta penumpang dan ditargetkan rampung pada 2019.
Pembebasan lahan Bandar Udara Kulon Progo pengganti Adisutjipto sebagai New Yogyakarta Airport dengan kapasitas 14-15 juta penumpang (tahap satu) dan 3.250 meter runway (landasan pacu pesawat terbang) dan Terminal Ultimate di Yogyakarta dengan kapasitas jadi 20-25 juta penumpang, dengan target selesai tahun 2020. "Namun ada perintah Presiden selesai 2019, tahap pertama operasi 2019," tuturnya.
Selanjutnya, dia menyampaikan, pembenahan Bandara Juanda di Surabaya dan Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar fokus kepada penambahan landasan pacu dan penambahan terminal. Pembangunan infrastruktur di kedua bandara sama-sama ditargetkan selesai pada 2020.
Di Surabaya akan dibangun dua runway di timur laut bandara dan satu Terminal Ultimate dengan kapasitas dari 26 juta menjadi 70 juta (tahap pertama) dengan satu runway. Tahap pertama ini ditargetkan beroperasi 2020. Untuk pengembangan di Makassar, tahap pertama 15,5 juta penumpang, penambahan satu runway dan satu terminal lagi hingga mencapai 30 juta penumpang. "Terminal yang sudah ada akan diperluas, targetnya sampai 2020," ujar Polana.
Dia merincikan masing-masing biaya investasi yang dikeluarkan untuk Bandara Ahmad Yani sebesar Rp2,1 triliun, Bandara Syamsudin Noor Rp2,3 triliun, Bandara Kulon Progo Rp9 triliun, Bandara Juanda Rp9 triliun, dan Bandara Sultan Hasanuddin Rp3 triliun. Keseluruhan investasi di sektor infrastruktur transportasi udara mencapai Rp39 triliun termasuk Rp25 triliun digunakan untuk pembenahan bandara.
"Totalnya kami butuh Rp39 triliun sampai dengan tahun 2020. Untuk lima bandara sebesar Rp25 triliun, sisanya untuk investasi rutin," pungkas Polana.
Direktur Teknik AP I, Polana Pramesti mengatakan, pembenahan yang sudah dilakukan saat ini baru dua bandara, yakni Bandara Internasional Ahmad Yani di Semarang dan Bandara Syamsudin Noor di Banjarmasin. Di Semarang, perusahaan menargetkan pembenahan dapat rampung pada 2018 dengan kapasitas mencapai lima juta penumpang.
"Di Semarang sudah jalan, dapat menampung lima juta penumpang. Pada April atau Mei 2018 akan segera bisa dioperasikan," ujarnya di Jakarta, Senin (17/10/2016).
Sementara, kata dia, untuk Bandara Syamsudin Noor sudah masuk dalam tahapan lelang dengan peningkatan kapasitas hingga 10 juta penumpang. AP I akan membangun terminal baru yang berada persis di sebelah terminal lama.
"Banjarmasin sedang proses lelang, nanti akan dapat tampung 10 juta penumpang. Terminal baru di sebelah yang sudah ada, seluas 70 meter persegi selesai 2019," kata Polana.
Polana menjelaskan, tiga bandara yang tersisa masih dalam proses pembebasan lahan dan belum ada struktur bangunan. Yaitu di Yogyakarta, pembangunan Bandara Kulon Progo sebagai pengganti Bandara Internasional Adisutjipto yang nantinya akan menyerap hingga 15 juta penumpang dan ditargetkan rampung pada 2019.
Pembebasan lahan Bandar Udara Kulon Progo pengganti Adisutjipto sebagai New Yogyakarta Airport dengan kapasitas 14-15 juta penumpang (tahap satu) dan 3.250 meter runway (landasan pacu pesawat terbang) dan Terminal Ultimate di Yogyakarta dengan kapasitas jadi 20-25 juta penumpang, dengan target selesai tahun 2020. "Namun ada perintah Presiden selesai 2019, tahap pertama operasi 2019," tuturnya.
Selanjutnya, dia menyampaikan, pembenahan Bandara Juanda di Surabaya dan Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar fokus kepada penambahan landasan pacu dan penambahan terminal. Pembangunan infrastruktur di kedua bandara sama-sama ditargetkan selesai pada 2020.
Di Surabaya akan dibangun dua runway di timur laut bandara dan satu Terminal Ultimate dengan kapasitas dari 26 juta menjadi 70 juta (tahap pertama) dengan satu runway. Tahap pertama ini ditargetkan beroperasi 2020. Untuk pengembangan di Makassar, tahap pertama 15,5 juta penumpang, penambahan satu runway dan satu terminal lagi hingga mencapai 30 juta penumpang. "Terminal yang sudah ada akan diperluas, targetnya sampai 2020," ujar Polana.
Dia merincikan masing-masing biaya investasi yang dikeluarkan untuk Bandara Ahmad Yani sebesar Rp2,1 triliun, Bandara Syamsudin Noor Rp2,3 triliun, Bandara Kulon Progo Rp9 triliun, Bandara Juanda Rp9 triliun, dan Bandara Sultan Hasanuddin Rp3 triliun. Keseluruhan investasi di sektor infrastruktur transportasi udara mencapai Rp39 triliun termasuk Rp25 triliun digunakan untuk pembenahan bandara.
"Totalnya kami butuh Rp39 triliun sampai dengan tahun 2020. Untuk lima bandara sebesar Rp25 triliun, sisanya untuk investasi rutin," pungkas Polana.
(ven)