Layanan Pelindo IV Tingkatkan Ekonomi Sulsel hingga 8,05%
A
A
A
JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV menerima penghargaan dari Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan atas upayanya membuka layanan direct call atau pelayaran langsung dari Makassar ke-54 negara dalam 10 bulan terakhir.
Direktur Utama PT Pelindo IV, Doso Agung mengatakan, penghargaan tersebut merupakan dukungan solid dan kerja sama PT Pelindo IV bersama kalangan pelayaran, pemerintah daerah, Kemenhub serta Kementerian BUMN terkait. "Saya kira ini kerja sama yang baik diantara pegawai dan lintas kementerian serta stakeholder yang ada di daerah," kata Doso dalam keterangan yang diterima SINDOnews di Jakarta, Kamis (19/10/2016).
Menurut dia, sistem direct call membutuhkan kerja sama antar pihak pelayaran terkait dengan mengumpulkan satu komoditas ekspor. Rata-rata angkut kontainer, kata dia, mengangkut lebih dari satu kontainer.
"Tidak ada pelayaran yang mau mengangkut satu kontainer saja. Makanya, peta logistik harus diubah terutama di kawasan timur Indonesia. Sistem ini memungkinkan ekspor-impor melalui empat koridor pelabuhan dengan satu tarif," ungkapnya.
Meski begitu, Doso mengaku, tahap awal pelaksanaan sistem tersebut diakui berat. "Kami harus mengumpulkan satu per satu komoditas supaya diangkut bersamaan. Kemudian kami juga meningkatkan integrated network melalui pengelolaan pelabuhan yang non kawasan timur," ucap Doso.
Direct call pada kahirnya mampu mengurangi waktu ekspor dari makassar ke tujuan-tujuan ekspor diantaranya China, Jepang serta Korea. Ke China misalnya, dari semula 24 hari menjadi 16 hari, ke Jepang dari 28 hari menjadi 18 hari, juga ke Korea dari 26 hari kini hanya 17 hari. "Selain itu biaya logistik kontainer juga berkurang hingga USD200 per kontainer," terangnya.
Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pencapaian Pelindo IV mengirim komoditas ke luar negeri mampu memperkenalkan kekayaan daerah.
"Berpuluh puluh tahun lamanya permasalahan kawasan timur indonesia belum mampu melaksanakan ekspor langsung ke negara tujuan. Selama ini, seluruhnya melalui Jakarta, Surabaya dan Semarang sehingga terjadi multi handling peti kemas selain mengakibatkan antrean kapal dan tingginya dwelling time di Jakarta, Semarang dan Surabaya," pungkas dia.
Gubernur Syahrul menambahkan pasca direct call, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan naik signifikan hingga 8,05% melewati pertumbuhan rata-rata nasional yang hanya 5,18%.
Direktur Utama PT Pelindo IV, Doso Agung mengatakan, penghargaan tersebut merupakan dukungan solid dan kerja sama PT Pelindo IV bersama kalangan pelayaran, pemerintah daerah, Kemenhub serta Kementerian BUMN terkait. "Saya kira ini kerja sama yang baik diantara pegawai dan lintas kementerian serta stakeholder yang ada di daerah," kata Doso dalam keterangan yang diterima SINDOnews di Jakarta, Kamis (19/10/2016).
Menurut dia, sistem direct call membutuhkan kerja sama antar pihak pelayaran terkait dengan mengumpulkan satu komoditas ekspor. Rata-rata angkut kontainer, kata dia, mengangkut lebih dari satu kontainer.
"Tidak ada pelayaran yang mau mengangkut satu kontainer saja. Makanya, peta logistik harus diubah terutama di kawasan timur Indonesia. Sistem ini memungkinkan ekspor-impor melalui empat koridor pelabuhan dengan satu tarif," ungkapnya.
Meski begitu, Doso mengaku, tahap awal pelaksanaan sistem tersebut diakui berat. "Kami harus mengumpulkan satu per satu komoditas supaya diangkut bersamaan. Kemudian kami juga meningkatkan integrated network melalui pengelolaan pelabuhan yang non kawasan timur," ucap Doso.
Direct call pada kahirnya mampu mengurangi waktu ekspor dari makassar ke tujuan-tujuan ekspor diantaranya China, Jepang serta Korea. Ke China misalnya, dari semula 24 hari menjadi 16 hari, ke Jepang dari 28 hari menjadi 18 hari, juga ke Korea dari 26 hari kini hanya 17 hari. "Selain itu biaya logistik kontainer juga berkurang hingga USD200 per kontainer," terangnya.
Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pencapaian Pelindo IV mengirim komoditas ke luar negeri mampu memperkenalkan kekayaan daerah.
"Berpuluh puluh tahun lamanya permasalahan kawasan timur indonesia belum mampu melaksanakan ekspor langsung ke negara tujuan. Selama ini, seluruhnya melalui Jakarta, Surabaya dan Semarang sehingga terjadi multi handling peti kemas selain mengakibatkan antrean kapal dan tingginya dwelling time di Jakarta, Semarang dan Surabaya," pungkas dia.
Gubernur Syahrul menambahkan pasca direct call, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan naik signifikan hingga 8,05% melewati pertumbuhan rata-rata nasional yang hanya 5,18%.
(ven)