Rupiah Berakhir Tertekan Saat Euro Defensif
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini ditutup masih tertekan, tidak jauh berbeda dengan sesi pembukaan pagi tadi. Penguatan mata uang Garuda tersebut di tengah pergerakan defensif euro menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB).
(Baca Juga: Rupiah dan IHSG Siang Ini Kompak Menguat Tipis)
Berdasarkan data Bloomberg sore ini, rupiah ditutup pada level Rp13.008/USD atau mendatar dibanding penutupan kemarin di level yang sama. Sedangkan pada hari ini rupiah bergerak pada kisaran harian Rp12.984-Rp13.018/USD.
Di sisi lain menurut data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah berakhir di posisi Rp13.020/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah semakin melemah dari posisi kemarin di level Rp13.007/USD.
Sementara data Yahoo Finance, menunjukkan rupiah stagnan pada level Rp13.005/USD yang tidak bergerak dibandingkan hari sebelumnya. Rupiah sendiri pada hari ini bergerak dengan kisaran harian Rp12.979-Rp13.008/USD.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada level Rp12.999/USD. Posisi ini tercatat tidak lebih baik dari posisi tengah pekan kemarin di level Rp13.007/USD.
Dilansir Reuters, Kamis (20/10/2016) euro mendekati level terendah dalam tiga bulan, jelang pertemuan ECB ketika peso Meksiko menanjak naik dibandingkan enam pekan terakhir. Tercatat euro tergelincir 0,1% menjadi 1.0969 terhadap USD, tidak jauh berbeda dibandingkan kemarin yang mendekati posisi terendah dalam tiga bulan di level 1,0955.
Mata uang utama menunjukkan reaksi terbatas setelah debat terakhir calon Presiden Amerika Serikat (AS) antara Hillary Clinton dan saingannya Donald Trump. Sedangkan peso Meksiko yang dipandang paling rentan terhadap proposal kebijakan ekonomi Trump, justru mengalami kenaikan ke level 18.4555 melawan USD atau tertinggi sejak 8 September.
USD sedikit mengalami perubahan terhadap enam mata uang utama lain di level 97.925. Meski begitu USD tercatat menguat 0,2% saat melawan yen ke posisi 103.62. Posisi tak berubah diperlihatkan Poundsterling di level 1.2281 terhadap USD. Sementara USD Australia jatuh 0,6% menjadi 0.7679 setelah pelemahan data ketenagakerjaan pada bulan September.
(Baca Juga: Rupiah dan IHSG Siang Ini Kompak Menguat Tipis)
Berdasarkan data Bloomberg sore ini, rupiah ditutup pada level Rp13.008/USD atau mendatar dibanding penutupan kemarin di level yang sama. Sedangkan pada hari ini rupiah bergerak pada kisaran harian Rp12.984-Rp13.018/USD.
Di sisi lain menurut data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah berakhir di posisi Rp13.020/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah semakin melemah dari posisi kemarin di level Rp13.007/USD.
Sementara data Yahoo Finance, menunjukkan rupiah stagnan pada level Rp13.005/USD yang tidak bergerak dibandingkan hari sebelumnya. Rupiah sendiri pada hari ini bergerak dengan kisaran harian Rp12.979-Rp13.008/USD.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada level Rp12.999/USD. Posisi ini tercatat tidak lebih baik dari posisi tengah pekan kemarin di level Rp13.007/USD.
Dilansir Reuters, Kamis (20/10/2016) euro mendekati level terendah dalam tiga bulan, jelang pertemuan ECB ketika peso Meksiko menanjak naik dibandingkan enam pekan terakhir. Tercatat euro tergelincir 0,1% menjadi 1.0969 terhadap USD, tidak jauh berbeda dibandingkan kemarin yang mendekati posisi terendah dalam tiga bulan di level 1,0955.
Mata uang utama menunjukkan reaksi terbatas setelah debat terakhir calon Presiden Amerika Serikat (AS) antara Hillary Clinton dan saingannya Donald Trump. Sedangkan peso Meksiko yang dipandang paling rentan terhadap proposal kebijakan ekonomi Trump, justru mengalami kenaikan ke level 18.4555 melawan USD atau tertinggi sejak 8 September.
USD sedikit mengalami perubahan terhadap enam mata uang utama lain di level 97.925. Meski begitu USD tercatat menguat 0,2% saat melawan yen ke posisi 103.62. Posisi tak berubah diperlihatkan Poundsterling di level 1.2281 terhadap USD. Sementara USD Australia jatuh 0,6% menjadi 0.7679 setelah pelemahan data ketenagakerjaan pada bulan September.
(akr)