AT&T Sepakat Beli Time Warner Rp1.122 Triliun
A
A
A
NEW YORK - Televisi kabel sedang menghadapi tantangan besar, yaitu perubahan teknologi pada smartphone dan streaming. Banyak konsumen yang mendapatkan hiburan secara online dari Netflix Inc., atau menonton di iPhone bukannya di televisi.
Menghadapi kondisi ini, industri televisi kabel di Amerika Serikat berencana untuk melakukan ‘pernikahan’. AT&T, induk dari distributor teve berbayar DirectTV telah mencapai kesepakatan prinsip dengan membeli Time Warner Inc., sebesar USD110 per saham dalam bentuk tunai dan saham, atau USD86 miliar secara keseluruhan. Bila dikonversi ke rupiah mencapai Rp1.122 triliun (estimasi kurs Rp13.053/USD).
Seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (22/10/2016), perjanjian ini akan disetujui pada Minggu besok dan diumumkan sesegara mungkin, yaitu Senin waktu Amerika Serikat. Sumber yang dekat dengan masalah ini menyebut pembicaraan mahar masih sedang berlangsung dan bukan mustahil kesepakatan bisa jatuh.
Yang jelas kesepakatan di atas menjadi kesepakatan bisnis terbesar di dunia pada tahun ini. Hal ini membuat AT&T dapat mengontrol saluran teve kabel milik Time Warner seperti: HBO, CNN, studio film Warner Bros, yang memiliki serial televisi seperti “Harry Potter” dan “Game of Thrones”. Selain itu AT&T akan mengontrol aset media lainnya.
Chris Marangi, co-chief investment officer di Gamco Investor Inc., yang memiliki saham di AT&T dan Time Warner, mengatakan bahwa kesepakatan tersebut langkah tepat. Menurut dia perusahaan-perusahaan telekomunikasi jangan berpikir tradisional. Harus menggabungkan konten dan distribusi untuk menangkap pelanggan menggantikan paket teve berbayat tradisional dengan penawaran lebih efisien dan pengiriman online.
Mereka jangan lagi hanya cukup membuat acara televisi atau memiliki perusahaan teve kabel. “Anda harus melakukan keduanya,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg.
Mengutip dari Reuters, AT&T yang menjual layanan nirkabel dan broadband telah merias dirinya menjadi rumah media, yaitu dengan membeli penyedia teve berbayar DirectTV pada tahun lalu hampir Rp631 triliun. Perusahaan ini pada tahun 2014 memasuki usaha konsorsium, Otter Media dengan Grup Chernin dengan berinvestasi dalam bisnis media dan meluncurkan layanan video streaming.
Sebagai informasi, AT&T memiliki kapitalisasi pasar mencapai USD231 miliar atau Rp3.051 triliun. Sedangkan Time Warner memiliki kapitalisasi pasar hampir USD70 miliar alias Rp913 triliun.
Melansir CNBC, Sabtu (22/10/2016), merger tersebut membuat saham Time Werner pada perdagangan di bursa AS, Jumat (21/10) ditutup naik 8%, tertinggi dalam 15 tahun, ke USD92,50 per lembar saham. Sehingga memberikan nilai pasar sekitar USD73 miliar. Sementara saham AT&T ditutup turun 3% ke USD37,49 per lembar saham.
Menghadapi kondisi ini, industri televisi kabel di Amerika Serikat berencana untuk melakukan ‘pernikahan’. AT&T, induk dari distributor teve berbayar DirectTV telah mencapai kesepakatan prinsip dengan membeli Time Warner Inc., sebesar USD110 per saham dalam bentuk tunai dan saham, atau USD86 miliar secara keseluruhan. Bila dikonversi ke rupiah mencapai Rp1.122 triliun (estimasi kurs Rp13.053/USD).
Seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (22/10/2016), perjanjian ini akan disetujui pada Minggu besok dan diumumkan sesegara mungkin, yaitu Senin waktu Amerika Serikat. Sumber yang dekat dengan masalah ini menyebut pembicaraan mahar masih sedang berlangsung dan bukan mustahil kesepakatan bisa jatuh.
Yang jelas kesepakatan di atas menjadi kesepakatan bisnis terbesar di dunia pada tahun ini. Hal ini membuat AT&T dapat mengontrol saluran teve kabel milik Time Warner seperti: HBO, CNN, studio film Warner Bros, yang memiliki serial televisi seperti “Harry Potter” dan “Game of Thrones”. Selain itu AT&T akan mengontrol aset media lainnya.
Chris Marangi, co-chief investment officer di Gamco Investor Inc., yang memiliki saham di AT&T dan Time Warner, mengatakan bahwa kesepakatan tersebut langkah tepat. Menurut dia perusahaan-perusahaan telekomunikasi jangan berpikir tradisional. Harus menggabungkan konten dan distribusi untuk menangkap pelanggan menggantikan paket teve berbayat tradisional dengan penawaran lebih efisien dan pengiriman online.
Mereka jangan lagi hanya cukup membuat acara televisi atau memiliki perusahaan teve kabel. “Anda harus melakukan keduanya,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg.
Mengutip dari Reuters, AT&T yang menjual layanan nirkabel dan broadband telah merias dirinya menjadi rumah media, yaitu dengan membeli penyedia teve berbayar DirectTV pada tahun lalu hampir Rp631 triliun. Perusahaan ini pada tahun 2014 memasuki usaha konsorsium, Otter Media dengan Grup Chernin dengan berinvestasi dalam bisnis media dan meluncurkan layanan video streaming.
Sebagai informasi, AT&T memiliki kapitalisasi pasar mencapai USD231 miliar atau Rp3.051 triliun. Sedangkan Time Warner memiliki kapitalisasi pasar hampir USD70 miliar alias Rp913 triliun.
Melansir CNBC, Sabtu (22/10/2016), merger tersebut membuat saham Time Werner pada perdagangan di bursa AS, Jumat (21/10) ditutup naik 8%, tertinggi dalam 15 tahun, ke USD92,50 per lembar saham. Sehingga memberikan nilai pasar sekitar USD73 miliar. Sementara saham AT&T ditutup turun 3% ke USD37,49 per lembar saham.
(ven)