Gubernur BI: Likuiditas Bank Tidak Lagi Ketat
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) pada Kamis pekan lalu memutuskan menurunkan suku bunga acuan alias BI 7-day Reserve Repo Rate menjadi 4,75%. Hal ini dengan harapan bisa disesuaikan oleh suku bunga kredit perbankan, sehingga dapat disalurkan ke sektor riil. Namun harapan tersebut saat ini masih jauh panggang dari api.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Dermawan Martowardojo menjelaskan, beberapa waktu lalu, posisi likuiditas perbakan memang sempat mengetat. Hal ini lantaran penarikan dana dilakukan nasabah untuk mengikuti program amnesti pajak.
Jadi pengetatan itu sifatnya hanya sementara. Dan kini posisinya sudah longgar. Hal ini, diakui Agus, yang membawa BI menurunkan suku bunga acuan. "Saat ini memang kita meyakini adanya kelonggaran, kalau kemarin-kemarin ketat, itu hanya sementara saja," kata dia di Jakarta, Senin(24/10/2016).
Dengan kondisi sekarang yang sudah longgar, sejatinya perbankan sudah memiliki ruang untuk menyalurkan kredit lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Maka, BI pun memberikan sinyal akan mendorong tersedianya likuiditas di perbankan. (Baca: BI: Inflasi Sepanjang Tahun 2016 Bisa 3,1%)
"Posisi kita sekarang ini adalah bias longgar. Jadi bias longgar atau bias easing. Likuiditas pasti ada dan jumlah dana yang ditempatkan perbankan di Bank Indonesia ada di atas Rp300 triliun," tuturnya.
Selain itu jika dilihat secara makroekonomi, kondisi Indonesia juga baik dan terkendali. Baik dari sisi inflasi, defisit transaksi berjalan, nilai tukar rupiah dan pertumbuhan ekonomi. Hasil amnesti pajak juga sangat mendukung. "Maka dapat saya katakan, secara umum kondisi kita stabil dan baik," tutupnya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Dermawan Martowardojo menjelaskan, beberapa waktu lalu, posisi likuiditas perbakan memang sempat mengetat. Hal ini lantaran penarikan dana dilakukan nasabah untuk mengikuti program amnesti pajak.
Jadi pengetatan itu sifatnya hanya sementara. Dan kini posisinya sudah longgar. Hal ini, diakui Agus, yang membawa BI menurunkan suku bunga acuan. "Saat ini memang kita meyakini adanya kelonggaran, kalau kemarin-kemarin ketat, itu hanya sementara saja," kata dia di Jakarta, Senin(24/10/2016).
Dengan kondisi sekarang yang sudah longgar, sejatinya perbankan sudah memiliki ruang untuk menyalurkan kredit lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Maka, BI pun memberikan sinyal akan mendorong tersedianya likuiditas di perbankan. (Baca: BI: Inflasi Sepanjang Tahun 2016 Bisa 3,1%)
"Posisi kita sekarang ini adalah bias longgar. Jadi bias longgar atau bias easing. Likuiditas pasti ada dan jumlah dana yang ditempatkan perbankan di Bank Indonesia ada di atas Rp300 triliun," tuturnya.
Selain itu jika dilihat secara makroekonomi, kondisi Indonesia juga baik dan terkendali. Baik dari sisi inflasi, defisit transaksi berjalan, nilai tukar rupiah dan pertumbuhan ekonomi. Hasil amnesti pajak juga sangat mendukung. "Maka dapat saya katakan, secara umum kondisi kita stabil dan baik," tutupnya.
(ven)