Alasan Bank Dunia Tak Koreksi Pertumbuhan Ekonomi RI
A
A
A
JAKARTA - Bank Dunia menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia tetap kuat, meskipun pertumbuhan perekonomian global lebih lemah dari perkiraan. Practice Manager Bank Dunia untuk Makro Ekonomi dan Manajemen Fiskal di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik untuk Indonesia Ndiame Diop mengatakan, Bank Dunia mempertahankan perkiraan dasar pertumbuhan product domestic bruto (PDB) dari laporan triwulanan perekonomian Indonesia pada Juni 2016 sebesar 5,1% di tahun 2016, dan 5,3% di tahun depan.
(Baca Juga: Darmin Sindir World Bank soal Prediksi Ekonomi Indonesia)
Dia menambahkan angka ini tidak dikoreksi untuk tahun depan, karena ada beberapa proyeksi yang diperkirakan Bank Dunia bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Proyeksi peningkatan pertumbuhan tahun ini dan tahun depan bergantung pada meningkatnya kontribusi dari investasi swasta pada pertumbuhan, sejalan dengan menurunnya biaya pinjaman, anggaran pemerintah yang lebih kredibel dan perubahan iklim investasi," kata Diop, Jakarta, Selasa (25/10/2016).
Selain itu, menurutnya konsumsi swasta juga diharapkan akan tetap kuat untuk menghadapi tekanan inflasi yang terkendali. Lebih lanjut dia menerangkan nilai rupiah yang stabil dan pengeluaran yang terkait dengan kegiatan pemilihan kepala daerah yang akan dimulai pada triwulan ke-4 akan menjadi sentimen positif.
"Selain itu, risiko fiskal telah mereda karena target penerimaan dan pengeluaran yang lebih realistis dalam Rancangan APBN (Anggan Pendapatan Belanja Negara) tahun 2017," paparnya.
Sedangkan dari sisi penerimaan, world bank melihat pemerintah sangat berharap pada rencana perubahan atas Undang-undang (UU) umum perpajakan, Undang-undang PPN, dan Undang-undang materai. "Serta kenaikan lebih lanjut dalam hal cukai, akan meningkatkan penerimaan pajak dan membantu mencapai target penerimaan di tahun depan," tutup Diop.
(Baca Juga: Darmin Sindir World Bank soal Prediksi Ekonomi Indonesia)
Dia menambahkan angka ini tidak dikoreksi untuk tahun depan, karena ada beberapa proyeksi yang diperkirakan Bank Dunia bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Proyeksi peningkatan pertumbuhan tahun ini dan tahun depan bergantung pada meningkatnya kontribusi dari investasi swasta pada pertumbuhan, sejalan dengan menurunnya biaya pinjaman, anggaran pemerintah yang lebih kredibel dan perubahan iklim investasi," kata Diop, Jakarta, Selasa (25/10/2016).
Selain itu, menurutnya konsumsi swasta juga diharapkan akan tetap kuat untuk menghadapi tekanan inflasi yang terkendali. Lebih lanjut dia menerangkan nilai rupiah yang stabil dan pengeluaran yang terkait dengan kegiatan pemilihan kepala daerah yang akan dimulai pada triwulan ke-4 akan menjadi sentimen positif.
"Selain itu, risiko fiskal telah mereda karena target penerimaan dan pengeluaran yang lebih realistis dalam Rancangan APBN (Anggan Pendapatan Belanja Negara) tahun 2017," paparnya.
Sedangkan dari sisi penerimaan, world bank melihat pemerintah sangat berharap pada rencana perubahan atas Undang-undang (UU) umum perpajakan, Undang-undang PPN, dan Undang-undang materai. "Serta kenaikan lebih lanjut dalam hal cukai, akan meningkatkan penerimaan pajak dan membantu mencapai target penerimaan di tahun depan," tutup Diop.
(akr)