Sri Mulyani Sebut Jokowi-JK Tangkis Gejolak Ekonomi Global
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membeberkan pencapaian dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Salah satunya, upaya pemerintah menangkis gejolak perekonomian global melalui pembangunan infrastruktur.
Dia mengatakan, hingga saat ini proyeksi perdagangan global masih negatif dan bahkan lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi global. Karena itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu disokong dari dalam negeri, khususnya dari investasi dan konsumsi masyarakat.
"Dalam situasi seperti ini tentu pertumbuhan ekonomi yang berasal dari investasi harus disubstitusi dari sektor lain. Maka, bagaimana peran APBN bisa menggantikan dan mendorong pada saat ekonomi mengalami pelemahan dari sektor lain. Ini yang merupakan tema dari sisi belanja fiskal," katanya dalam konferensi pers Dua Tahun Jokowi-JK di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (25/10/2016).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebutkan, pada dua tahun terakhir belanja infrastruktur meningkat dari sebelumnya Rp177,9 triliun menjadi Rp317,1 triliun. Menurutnya, pengeluaran yang besar untuk infrastruktur guna menangkis pelemahan pertumbuhan ekonomi global.
"Itu satu upaya menyelesaikan dua hal yaitu meng-counter cyclical pelemahan karena siklusnya melemah, faktor-faktor pertumbuhan melemahan," imbuh dia.
Selain itu, investasi di bidang infrastruktur juga bisa menjadi pondasi bagi pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang. Pasalnya, pembangunan infrastruktur akan menyelesaikan bottlenecking dari produktivitas dan kesenjangan. "Dampaknya tidak hanya hari ini, akan terlihat lima tahun ke depan," tandas Sri Mulyani.
Dia mengatakan, hingga saat ini proyeksi perdagangan global masih negatif dan bahkan lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi global. Karena itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu disokong dari dalam negeri, khususnya dari investasi dan konsumsi masyarakat.
"Dalam situasi seperti ini tentu pertumbuhan ekonomi yang berasal dari investasi harus disubstitusi dari sektor lain. Maka, bagaimana peran APBN bisa menggantikan dan mendorong pada saat ekonomi mengalami pelemahan dari sektor lain. Ini yang merupakan tema dari sisi belanja fiskal," katanya dalam konferensi pers Dua Tahun Jokowi-JK di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (25/10/2016).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebutkan, pada dua tahun terakhir belanja infrastruktur meningkat dari sebelumnya Rp177,9 triliun menjadi Rp317,1 triliun. Menurutnya, pengeluaran yang besar untuk infrastruktur guna menangkis pelemahan pertumbuhan ekonomi global.
"Itu satu upaya menyelesaikan dua hal yaitu meng-counter cyclical pelemahan karena siklusnya melemah, faktor-faktor pertumbuhan melemahan," imbuh dia.
Selain itu, investasi di bidang infrastruktur juga bisa menjadi pondasi bagi pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang. Pasalnya, pembangunan infrastruktur akan menyelesaikan bottlenecking dari produktivitas dan kesenjangan. "Dampaknya tidak hanya hari ini, akan terlihat lima tahun ke depan," tandas Sri Mulyani.
(izz)