Tergiur Dana Tax Amnesty, Pelindo III Niat IPO Anak Usaha
A
A
A
JAKARTA - PT Pelindo III (Persero) berencana menjual saham anak usahanya, yakni PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI) ke publik atau initial public offering (IPO). Hal ini seiring dengan telah diimplementasikannya program pengampunan pajak atau tax di Tanah Air.
Program tax amnesty memang diprediksi akan membuat banyak perusahaan tmelakukan IPO terhadap perusahaan atau anak usahanya. Banyaknya dana repatriasi yang masuk ke Tanah Air sekitar Rp3,82 triliun membuat mereka tertarik untuk menghimpunnya, guna mengembangkan perusahaan.
Direktur Utama Pelindo III Orias Petrus Moedak mengatakan, saat ini tengah dilakukan analisa dan evaluasi terhadap rencana IPO untuk BJTI. Jika memang akan go public , perseroan berharap dapat melakukannya tahun depan.
"BJTI yang kita ajukan (untuk IPO) tapi masih lihat hasil analisa seperti apa. Itu di Surabaya. Kita lagi lihat, kalau bisa tahun depan ya tahun depan. Ini kan juga dalam rangka program tax amnesty," katanya di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (3/11/2016).
Saat ini, PT Danareksa (Persero) masih menganalisa rencana tersebut. Jika memang akan dilepas, maka diperkirakan hanya sekitar 20% hingga 30% dari total saham tersebut.
Sementara jika tidak IPO, maka kemungkinan BJTI akan mengeluarkan obligasi. Sebab, anak usahanya tersebut saat ini tengah membutuhkan dana Rp2 triliun untuk pengembangan usahanya.
"Belum jelas yang dilepas. Tapi minimal 20%-30%. Itu akan kita laporkan dulu ke Kementerian. Dia (BJTI) sebenarnya butuh Rp2 triliun, tapi itu kan bisa obligasi atau lepas saham. Untuk pengembangan BJTI," tandasnya.
Program tax amnesty memang diprediksi akan membuat banyak perusahaan tmelakukan IPO terhadap perusahaan atau anak usahanya. Banyaknya dana repatriasi yang masuk ke Tanah Air sekitar Rp3,82 triliun membuat mereka tertarik untuk menghimpunnya, guna mengembangkan perusahaan.
Direktur Utama Pelindo III Orias Petrus Moedak mengatakan, saat ini tengah dilakukan analisa dan evaluasi terhadap rencana IPO untuk BJTI. Jika memang akan go public , perseroan berharap dapat melakukannya tahun depan.
"BJTI yang kita ajukan (untuk IPO) tapi masih lihat hasil analisa seperti apa. Itu di Surabaya. Kita lagi lihat, kalau bisa tahun depan ya tahun depan. Ini kan juga dalam rangka program tax amnesty," katanya di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (3/11/2016).
Saat ini, PT Danareksa (Persero) masih menganalisa rencana tersebut. Jika memang akan dilepas, maka diperkirakan hanya sekitar 20% hingga 30% dari total saham tersebut.
Sementara jika tidak IPO, maka kemungkinan BJTI akan mengeluarkan obligasi. Sebab, anak usahanya tersebut saat ini tengah membutuhkan dana Rp2 triliun untuk pengembangan usahanya.
"Belum jelas yang dilepas. Tapi minimal 20%-30%. Itu akan kita laporkan dulu ke Kementerian. Dia (BJTI) sebenarnya butuh Rp2 triliun, tapi itu kan bisa obligasi atau lepas saham. Untuk pengembangan BJTI," tandasnya.
(akr)