Caplok PGE, Keuangan PLN Harus Kuat

Minggu, 06 November 2016 - 17:20 WIB
Caplok PGE, Keuangan PLN Harus Kuat
Caplok PGE, Keuangan PLN Harus Kuat
A A A
JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Irfan Zainuddin mengungkapkan, keuangan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) harus kuat sebelum mencaplok pihaknya sebagai anak usaha. PLN dinilai sudah memiliki pengalaman dalam mengembangkan energi panas bumi.

"Finansial induk usaha harus kuat dan berpengalaman. PLN sudah punya anak usaha yaknu PLN Geothermal," ujarnya kepada SINDOnews di Jakarta, Minggu (6/11/2016).

Irfan menjelaskan, perusahaan yang menjadi induk usaha dalam bidang energi panas bumi harus rela menunggu lama untuk mendapatkan imbal hasil atau return. Waktunya bisa mencapai 10 tahun.

(Baca: Rencana Merger PGE dengan PLN Masih Membingungkan)

"Yang jelas panas bumi ada induk usaha, Pertamina punya PGE, Chevron juga punya anak usaha di bisnis panas bumi. Bisnis panas bumi return lama, 10 tahun," katanya.

Dia mengungkapkan, meski sudah memiliki anak usaha di bidang energi panas bumi, namun PLN dinilai akan kesulitan jika menjadi induk usaha dari PGE. Sebab, PLN lebih bergerak di hilir dan energi panas bumi merupakan bisnis hulu migas yang sulit dilakukan.

"PGE sebagai perusahaan oil and gas. Paling sulit itu di upstream," umbuhnya.

(Baca: Rencana Gabung PGE-PLN Diminta Pakai Sistem Join Venture)

Sebelumnya, DPR menyangsikan kemampuan PT PLN (Persero) terkait wacana akuisisi anak usaha PT Pertamina (Persero), PT PGE. Wakil Ketua Komisi VI DPR Mohamad Hekal mengatakan, akuisisi PGE akan membuat PLN mengeluarkan anggaran banyak.

Mengutip pernyataan Direktur Utama PLN Sofyan Basir, Hekal menjelaskan, sebenarnya saat ini PLN sedang membutuhkan dana besar untuk membangun pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW). Dia pun meragukan kemampuan finansial PLN untuk mendanai rencana akuisisi tersebut.

"Ini membuat PLN selalu membutuhkan suntikan modal pemerintah lewat Penyertaan Modal Negara (PMN). PLN terlalu ambisius mengakuisisi PGE di saat perusahaan masih butuh banyak PMN. Kami akan meminta penjelasan ini," ujarnya, dalam rilis yang diterima SINDOnews.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6682 seconds (0.1#10.140)